Liputan6.com, Gaza - Raja Yordania Abdullah menegaskan kembali tuntutannya untuk gencatan senjata segera dan abadi di Gaza, Palestina.
Dia juga menyerukan pengiriman bantuan yang memadai tanpa terputus selama percakapan telepon dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Selasa (2/4/2024), demikian laporan kantor berita negara PETRA.
Baca Juga
Presiden Abbas memuji dukungan Yordania yang tak tergoyahkan untuk menghentikan perang di Gaza dan melindungi kehidupan warga sipil, dikutip dari laman Arab News, Kamis (4/4).
Advertisement
Ia juga menolak perpindahan massal warga Palestina, dan menjaga tempat-tempat suci Islam dan Kristen di Yerusalem di bawah Perwalian Hashemite.
Sekitar 33.000 orang telah terbunuh di Gaza sejak Israel memulai serangan balasan terhadap Hamas setelah kelompok Islam tersebut melakukan serangan mematikan pada 7 Oktober di beberapa wilayah Israel.
4 Pekerja Bantuan Internasional di Gaza
Sementara itu, update terbaru terkait situasi di Gaza saat pekerja bantuan internasional yang tergabung dalam badan amal World Central Kitchen meninggal dunia setelah serangan udara Israel.
Korban tewas juga termasuk seorang sopir Palestina yang membawa mereka.
Insiden tersebut terjadi beberapa jam setelah anggota lembaga amal itu membawa kiriman makanan ke Gaza utara, yang diisolasi dan dihuni oleh penduduk yang kelaparan.
Dikutip dari laman AP News, rekaman menunjukkan lima jenazah di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di kota Deir al-Balah, Gaza tengah.
Ditemukan 3 Paspor
Beberapa dari mereka mengenakan alat pelindung diri dengan logo badan amal tersebut. Staf menunjukkan paspor tiga orang yang tewas -- Inggris, Australia dan Polandia. Namun, kewarganegaraan pekerja bantuan keempat belum diketahui.
Militer Israel mengatakan, pihaknya sedang melakukan peninjauan untuk memahami keadaan insiden tragis ini.
World Central Kitchen, badan amal yang didirikan oleh koki selebriti José Andrés, mengatakan bahwa pihaknya mengetahui laporan tersebut dan akan berbagi lebih banyak informasi ketika telah mengumpulkan semua fakta.
"Ini adalah sebuah tragedi. Pekerja bantuan kemanusiaan dan warga sipil jangan pernah menjadi sasaran," kata juru bicara WCK Linda Roth dalam sebuah pernyataan.
Mahmoud Thabet, seorang paramedis Bulan Sabit Merah Palestina yang berada di tim yang membawa jenazah ke rumah sakit, mengatakan kepada The Associated Press bahwa para pekerja berada dalam konvoi tiga mobil yang sedang menyeberang dari Gaza utara.
Lalu, tiba-tiba sebuah rudal Israel menghantam mobil tersebut. Thabet mengatakan, dia diberitahu oleh staf WCK bahwa tim tersebut berada di utara untuk mengoordinasikan distribusi bantuan yang baru tiba dan sedang menuju kembali ke Rafah di selatan.
Advertisement