30 Juni 1936: Penerbitan Novel Populer Gone with the Wind yang Jadi Inspirasi Film Pemenang Oscar

Buku yang berlatar belakang Perang Saudara dan Rekonstruksi ini kemudian memenangkan Hadiah Pulitzer dan menjadi film pemenang Oscar

oleh Santi Rahayu diperbarui 30 Jun 2024, 06:10 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2024, 06:10 WIB
Margaret Mitchell
Penulis buku ""Gone with the Wind" Margaret Mitchell (dok.Georgia women.org)

Liputan6.com, Atlanta - Penulis, Margaret Mitchell menerbitkan novel klasik Amerika yang berjudul "Gone with the Wind" tepat hari ini, 88 tahun yang lalu, pada 30 Juni 1936. 

Novel setebal 1.000 halaman berlatar belakang Georgia selama Perang Saudara dan era Rekonstruksi ini menceritakan tokoh bernama Scarlett O'Hara, primadona dari selatan yang berasal dari keluarga kaya raya tapi kehilangan hampir semua harta bendanya selama perang terjadi.

Novel ini berhasil meraih kesuksesan besar, dan merupakan buku fiksi terlaris di Amerika Serikat pada tahun 1936 dan 1937.

Seperti dilansir dari History, Minggu (30/6/2024), mengutip beberapa laporan, "Gone with the Wind" kemudian meraih Penghargaan Buku Nasional pada tahun 1936 untuk kategori "Novel Terkemuka" dan juga menerima Penghargaan Pulitzer untuk Fiksi pada tahun 1937.

Margaret Mitchell, lahir dan dibesarkan di Atlanta, Georgia. Ia mengalami kematian tragis pada tahun 1949 pada usia 48 tahun setelah tertabrak oleh taksi saat menyeberang jalan.

"Gone with the Wind" adalah satu-satunya karya novel Mitchell yang diterbitkan selama masa hidupnya. 

Hampir 90 tahun setelah penerbitannya, "Gone with the Wind" tetap populer di Amerika Serikat, meskipun sempat menuai kontroversi. 

Pada tahun 2020, novel yang kisahnya diangkat ke film ini dihapus dari jaringan televisi, HBO Max (sekarang disebut "Max") setelah kematian George Floyd.

Menampilkan Isu-Isu Kontroversial

Gone With The Wind
Gone With The Wind (Foto: Istimewa)

Bob Greenblatt, kepala WarnerMedia pada saat itu menyatakan bahwa disclaimer akan disertakan terkait "penggambaran rasis" dalam film tersebut.

Edisi buku tahun 2022 juga menampilkan peringatan yang panjang mengenai kontennya, termasuk penggambaran perbudakan dan stereotip lainnya.

"Gone with the Wind" merupakan sebuah novel yang mencakup unsur-unsur kontroversial, seperti idealisasi masa lalu yang kontroversial dan kekejaman perbudakan.

Menurut penerbit Pan Macmillan, meskipun novel ini mencakup representasi praktik-praktik yang tidak dapat diterima, penggambaran rasis, dan stereotip, serta tema, penokohan, bahasa, dan citra yang meresahkan, teks novel tersebut "tetap sesuai dengan aslinya dalam segala hal dan mencerminkan bahasa dan periode saat novel ini ditulis."

Pada bulan Mei 2014, The Harris Poll (perusahaan riset pasar dan analisis Amerika) menemukan bahwa meskipun Alkitab adalah "buku favorit Amerika," pilihan nomor 2 adalah "Gone with the Wind", diikuti oleh seri Harry Potter yang lebih baru.

Harris poll yang kedua, dilakukan pada bulan Desember 2014, menemukan bahwa "Gone with the Wind" adalah film favorit di Amerika Serikat.

Awal Kisah Novel Diangkat jadi Film hingga Memenangkan Penghargaan Oscar

Gone with the Wind.
Adegan film Gone with the Wind.

Pada tanggal 15 Desember 1939, kurang dari 3½ tahun setelah buku tersebut diterbitkan, adaptasi film dari "Gone with the Wind" dirilis di bioskop.

Buku tersebut memenangkan delapan Penghargaan Academy Awards di Oscar 1940, termasuk Film Terbaik.

"Gone with the Wind" adalah film dengan gambar berwarna pertama yang memenangkan Film Terbaik, kata situs web Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS), yang menyelenggarakan ajang penghargaan Academy Awards (Oscar).

Aktor Hattie McDaniel, yang memenangkan Academy Award untuk Aktris Pendukung Terbaik atas perannya sebagai Mammy, adalah wanita keturunan Afro-Amerika pertama yang memenangkan sebuah Oscar, kata Academy 

Penghargaan Academy Awards diserahkan di klub malam Cocoanut Grove di Hotel Ambassador, sebuah tempat yang hanya diperuntukkan bagi orang kulit putih, kata The Hollywood Reporter.

McDaniel tidak diperbolehkan duduk bersama dengan seluruh pemain film itu dan produser film harus memohon permintaan khusus agar dia diizinkan untuk menghadiri upacara tersebut.

 

 

 

 

Aktris 'Gone With The Wind' Alicia Rhett Tutup Usia

Alicia Rhett
Alicia Rhett, pemeran film Gone with the Wind (Dok. CNN)

Alicia Rhett, aktris yang melambung namanya karena memerankan tokoh India Wilkes di film Gone with the Wind meninggal dunia pada usia 98 tahun di sebuah panti jompo di Carolina Selatan, Amerika Serikat, Jumat (3/1) waktu setempat.

Rhett meninggal karena usianya yang sudah lanjut. Saat meninggal ia dikelilingi oleh teman-temannya yang tergabung di Bishop Gadsden Episcopal Retirement Community.

"Alicia seorang wanita cantik yang semangatnya untuk seni dan cintanya untuk Charleston tidak tertandingi. Ia wanita yang lembut dan baik hati," kata CEO Bishop Gadsden Retirement Community, Bill Trawick, di Charleston, seperti yang dilansir dari CNN baru-baru ini.

Alicia Rhett tinggal di panti jompo sejak 2002. Aktris yang lahir di Savannah, Georgia, tersebut dikenal sejak bermain sebagai India Wilkes dalam film Gone With The Wind (1939).

Rhett lahir pada 1 Februari 1015. Ia pindah ke Charleston dengan ibunya, setelah ayahnya meninggal dunia pada Perang Dunia I.

Rhett tidak pernah menikah dan memiliki kehidupan yang relatif tenang, meskipun ia terlibat dalam program-program seni lokal. (Ars)

Infografis 5 Buku Novel Terlaris pada 2024
Infografis 5 Buku Novel Terlaris pada 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya