Beethoven Palsu Asal Jepang Mengaku Dibantu `Komposer Hantu`

Siapa sangka, karya-karya Mamoru Samuragochi ternyata bukan hasil ciptaannya sendiri.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Feb 2014, 18:30 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2014, 18:30 WIB
komposer-jepang-140206c.jpg

Beethoven, seorang komposer hebat dan pemain piano terkenal yang tuli, tak hanya dimiliki oleh Jerman. Negara matahari terbit, Jepang juga disebut-sebut memiliki seorang komposer tuli yang tak kalah hebat. Namanya Mamoru Samuragochi.

Namun siapa sangka, karya-karya sang musisi berusia 50 tahun itu ternyata bukan hasil ciptaannya sendiri. Pernyataan tersebut muncul setelah Mamoru membuat pengakuan mengejutkan bahwa dia menyewa jasa "komposer hantu" atau komposer yang tak diketahui identitasnya selama hampir 20 tahun untuk menulis lagu-lagu yang kemudian diklaim sebagai mahakarya Mamoru.

Mamoru yang mulai dikenal publik sejak kemunculan pertamanya di tahun 90-an, mengaku bahwa dirinya tidak pernah menulis sendiri lagu-lagunya sejak tahun 1996.

"Saya mulai membayar orang untuk menulis lagu saya, sejak diminta untuk menulis musik film untuk pertama kalinya pada tahun 1996," beber Mamoru pada radio Jepang, NHK, seperti dimuat BBC, Kamis (6/2/2017).

Melalui sang pengacara, Mamoru mengungkapkan penyesalannya. Dia juga meminta maaf kepada para pencinta musiknya dan orang-orang yang telah berjasa baginya. Dia juga meminta maaf kepada masyarakat Jepang.

"Dia sangat menyesal karena telah tega mengkhianati para fans dan mengecewakan banyak orang," tutur salah satu pengacara Mamoru.

"Mamoru sadar apapun alasannya, tidak bakal langsung dimaafkan. Dia stres dan sekarang Mamoru berada dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk menyampaikan pendapat dan perasaannya," tambah pengacara itu.

Mamoru menuturkan, kepada pengacaranya itu bahwa dia terpaksa meminta bantuan orang lain untuk menyelesaikan pekerjaannya. Hal itu dikarenakan kondisi pendengaran Mamoru yang semakin memburuk.

"Mamoru mengatakan kepada saya kalau karena satu dan lain hal, orang yang menulis lagu untuk Mamoru tak bisa tampil di muka publik. Maka dari itu, Mamoru memperkenalkan dirinya sebagai satu-satunya pembuat lagu itu," beber si pengacara.

Label Kecewa

Nippon Columbia, perusahaan rekaman tempat Mamoru bernaung mengaku tak menyangka dan sangat marah atas penipuan yang dilakukan Mamoru. "Mamoru meyakini kami bahwa dialah penulis dari semua lagu-lagunya," kata pihak Nippon Columbia.

Sampai saat ini, belum ada pernyataan resmi yang menyebutkan siapa sebenarnya komposer di balik kesuksesan Mamoru. Namun sejumlah media Jepang menyebutkan seorang pria bernama Takshi Niigaki mengaku sebagai "komposer hantu" yang selama ini menulis lagu-lagu Mamoru.

Takashi juga telah mengeluarkan pernyataan kepada publik pada Rabu 5 Februari kemarin bahwa dirinya telah bekerja untuk Mamoru selama 18 tahun.

Namun, beberapa orang menyakini meski tak dapat menulis lagu karena keterbatasan yang dia miliki, Mamoru ikut andil dalam memberi masukan-masukan dalam pengerjaan lagu-lagu tersebut.

Karier Mamoru Samuragochi

Mamoru Samuragochi, dalam situs pribadinya, mengatakan dia mulai diperkenalkan dengan piano saat berusia 4 tahun oleh sang ibu. Pada usia 10 tahun, Mamoru sudah menguasai lagu-lagu Beethoven dan Bach. Pada usia 35 tahun, Mamoru kehilangan kemampuan mendengarnya secara keseluruhan.

Nama Mamoru Samuragochi mulai dikenal publik pada pertengahan tahun 90-an. Debut pertamanya dimulai saat dia menciptakan musik untuk video game Resident Evil dan Onimusha.

Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah "Hiroshima Symphony No 1" yang selesai dirampungkan pada tahun 2003 dan didedikasikan untuk masyarakat Jepang yang tewas dalam serangan bom atom di Hiroshima pada tahun 1945 silam. "Hiroshima Symphony No. 1" kemudian menjadi sebuah karya musik klasik yang luar biasa dan telah terjual lebih dari 100 ribu kopi di Jepang.

Lagu-lagu tersebut kemudian menjadi lagu 'wajib' dalam setiap tribut atau penghargaan yang kemudian dikenal dengan 'Symphony of Hope' setelah Mamoru mengabadikan pertemuannya dengan seorang korban selamat dari terjangan tsunami di wilayah Tohoku pada 2011 lalu ke dalam sebuah film. (Ega/Riz)

Baca juga:

[VIDEO] `Beruang Salju` Pukau Pengunjung Festival Es di Jepang
Presiden Filipina Samakan Pemerintah China dengan Rezim Hitler
Korut dan Korsel Sepakat Gelar Reuni Keluarga

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya