Survivor Kanker Payudara Bisa Punya Puting Lagi

Survivor kanker payudara yang telah melakukan mastektomi atau operasi pengangkatan payudara kini bisa memiliki puting kembali.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 21 Okt 2015, 18:00 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2015, 18:00 WIB
Survivor Kanker Payudara Bisa Punya Puting Lagi
Survivor kanker payudara yang telah melakukan mastektomi atau operasi pengangkatan payudara kini bisa memiliki puting kembali.

Liputan6.com, Jakarta Survivor kanker payudara yang telah melakukan mastektomi atau operasi pengangkatan payudara kini bisa memiliki puting kembali. Meski palsu, puting buatan sebuah klinik ortopedi terkemuka di Inggris ini cukup mengembalikan kepercayaan diri para survivor kanker.

Seperti diberitakan Dailymail, Rabu (21/10/2015), puting buatan ini memiliki warna yang sesuai warna kulit dan dibuat dengan sangat rinci setiap detailnya. Para ahli mengklaim puting ini telah membantu ribuan wanita yang menjalankan mastektomi.

Silicone technician, Di Pidgley, is pictured with the new breast cosmesis,  made individually for each patient

"Sebutannya Cosmesis, bahannya yang lembut menggunakan gel silikon membuat saya nyaman dan tahan air jadi aman digunakan saat berenang atau mandi," kata salah satu pengguna puting palsu, Lesley Sanderson (56) pada Dailymail, Rabu (21/10/2015).

Lesley sendiri mengaku telah memutuskan untuk mastektomi sejak 5 tahun lalu. Dia mengatakan, puting palsunya itu memiliki perekat yang sangat baik sehingga tidak meninggalkan lengket di kulit.

Manajer klinik Dorset Orthopaedic, Matius Hughes, mengatakan, pembuat puting palsu memiliki latar belakang seniman sehingga pengerjaannya sangat rapi dan detail sesuai warna kulit dan bentuk payudara wanita.

"Tujuannya memulihkan kepercayaan diri dan membuat wanita merasa baik tentang diri mereka sendiri. Saya sendiri berpikir bagaimana bila mereka ingin menggunkan bikini atau pakaian renang," kata Matius.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2005 memprediksi kematian akibat kanker sebanyak 7 juta jiwa di dunia. Sedangkan kasus baru sebanyak 11 juta, dan yang masih hidup dengan kanker sebanyak 25
juta orang. Tetapi pada tahun 2030, jumlah ini diperkirakan akan meningkat drastis. Kematian meningkat tiga kali lipat, yaitu 17 juta orang, kasus baru menjadi 27 juta orang, dan yang hidup dengan kanker naik 75 juta orang.

Sementara di Indonesia, orang yang meninggal karena kanker meningkat 200 persen dan yang hidup dengan kanker 300 persen. Yang penting diperhatikan, 70 persen kasus datangnya dari negara berkembang, termasuk Indonesia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya