Liputan6.com, Jakarta Qandeel Baloch, selebrita Pakistan yang meraih popularitas melalui tayangan foto-foto dan video seksi tewas di tangan saudara laki-lakinya sendiri. Motif pembunuhan Qandeel kabarnya dilakukan demi menjaga kehormatan keluarga.
Menurut laman The Guardian, Minggu (17/7/2016), pihak kepolisian di Multan menyatakan, Qandeel (26) dicekik oleh saudara laki-lakinya, Waseem, yang kemudian melarikan diri dari tempat kejadian. Saat itu model dan juga penyanyi bernama asli Fouzia Azeem ini tengah berkunjung ke Multan, kota tempat orangtuanya tinggal.
Baca Juga
Kabarnya, saudara laki-laki Qandeel telah memintanya untuk berhenti mengunggah foto-foto dan video seksi di media sosial, aktivitas yang telah mendatangkan banyak penggemar baginya. Sosok Qandeel begitu menyedot perhatian publik pada Maret lalu saat dia mengunggah video yang menjanjikan tarian "striptease" jika tim kriket Pakistan berhasil memenangkan kejuaraan World Twenty20.
Advertisement
Meski tim Pakistan tidak menang, Qandeel tetap menari di kamera. Dia mengatakan, tarian itu untuk menghormati kemenangan tim kriket India.
Qandeel juga tak merasa menyesal telah membuat gusar kalangan konservatif di negara dengan mayoritas penduduk Muslim tersebut. Wanita cantik ini bahkan mendeskripsikan tindakannya sebagai "inspirasi bagi para wanita yang diperlakukan buruk".
Bulan lalu model yang dijuluki Kim Kardashian versi Pakistan ini kembali menuai kontroversi ketika seorang ulama terpandang dihentikan dari kegiatannya di komite lantaran muncul dalam foto selfie Qandeel yang diunggah ke media sosial. Dalam foto itu, Qandeel tampak mengenakan kopiah hitam milik sang ulama yang diketahui bernama Mufti Abdul Qavi.
Sebetulnya, sebelum terbunuh, Qandeel meminta pemerintah untuk memberinya perlindungan karena pernah menerima ancaman pembunuhan. Tapi hingga kematiannya, Qandeel tidak menerima perlindungan.
Selain menerima ancaman pembunuhan, Qandeel juga mengatakan dia pernah dipaksa menikah pada usia 17 dengan seorang pria yang menurutnya tak berpendidikan. Dia menolak paksaan tersebut dengan tegas. Qandeel mengungkapnya dalam wawancara terakhir sebelum dibunuh.
Praktik pembunuhan wanita yang dilakukan oleh anggota keluarganya sendiri karena dianggap mencoreng kehormatan keluarga telah menjadi masalah yang menghantui Pakistan. Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan memperkirakan lebih dari 3000 wanita di negara tersebut pada 2008 hingga 2014 dibunuh dengan motif yang sama.
Sementara laman BBC mencatat, Human Right Commission Pakistan mengatakan hampir 1100 wanita dibunuh tahun lalu oleh keluarga mereka sendiri karena dianggap mempermalukan keluarga. Menurut laporan tahunan mereka, 900 wanita mengalami kekerasan seksual dan sekitar 800 wanita melakukan usaha bunuh diri.
Sebagian besar kasus pembunuhan ini tidak dilaporkan ke polisi dan tidak mendapat publisitas nasional. Mengutip BBC, Perdana Menteri Nawaz Sharif mengatakan, Islam tidak pernah mengajarkan membunuh anggota keluarga dengan alasan membela kehormatan keluarga.
Selain Qandeel Baloch, kasus pembunuhan dengan motif kehormatan keluarga ini pernah mencuat pada 2014. Seorang wanita bernama Farzana Parveen menemui ajal setelah ditimpuki batu di luar Pengadilan Tinggi, Lahore. Penyebabnya, Farzana menikah tanpa izin keluarga.
Ayah, saudara laki-laki, sepupu, dan mantan tunangan Farzana bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Salah seorang saudara laki-lakinya dijatuhi hukuman 10 tahun penjara.