Telur Sumber Protein Hewani yang Turunkan Stunting dan Gizi Buruk

Telur jadi sumber protein hewani terbaik, yang bisa menurunkan stunting dan gizi buruk.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 17 Apr 2021, 09:00 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2021, 09:00 WIB
ilustrasi telur membantu menjaga sistem kekebalan tubuh/pexels
ilustrasi telur membantu menjaga sistem kekebalan tubuh/pexels

Liputan6.com, Jakarta - Telur menjadi salah satu sumber protein hewani terbaik, yang bisa menurunkan stunting dan gizi buruk pada anak. Protein berperan membuat hormon pertumbuhan dan membentuk protein hormon ke tulang, sehingga memengaruhi pertumbuhan.

Dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik Damayanti R Syarif menjelaskan, dua jenis protein, yakni nabati dan hewani (misal, telur). Bahwa protein hewani membuat anak jadi tumbuh lebih tinggi ketimbang nabati.

"Penelitian di Ekuador tahun 2017 menunjukkan, telur sumber protein hewani terbaik setelah susu. Mereka bikin penelitian untuk melihat sumber protein yang terbaik," jelas Damayanti saat dialog Protein Hewani & 9 Asam Amino Esensial (AAE), Kamis, 15 April 2021.

"Jadi, setiap anak begitu dapat Makanan Pendamping ASI (MPASI) diberikan sebutir telur selama enam bulan. Hasilnya, tinggi badan anak yang dikasih telur lebih baik. Lebih tinggi badannya dan lebih bisa menurunkan stunting sekitar 47 persen."

Penelitian di Ekuador tersebut juga memperlihatkan, anak-anak selama usia 6 bulan sampai 1 tahun, yang setiap hari diberi makan satu telur sehari ternyata menurunkan prevalensi gizi buruk.

"Untuk gizi buruknya bisa turun sampai 74 persen," lanjut Damayanti.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Protein Hewani Bikin Anak Lebih Tinggi dan Ramping

Mengonsumsi Telur
Ilustrasi Memasak Telur Credit: pexels.com/pixabay

Studi lain, Damayanti memaparkan, di suatu desa Uganda, penelitian konsumsi hewani dilakukan pada 2014. Sebagai perbandingan di desa lain mengonsumsi protein nabati.

"Ternyata anak dari nol sampai 36 bulan diberikan protein hewani menjadi lebih tingi dan ramping dibanding yang konsumsi nabati, lebih pendek dan gemuk. Nah, ini sudah terlihat perbedaannya," paparnya.

"Lalu diteliti lebih lanjut lagi oleh peneliti di Eropa. Peneliti menghubungkannya dengan hormon pertumbuhan. Hormon pertumbuhan meningkat jika diberikan protein hewani, seperti telur dan susu. Tapi (hormon pertumbuhan) tidak meningkat kalau diberikan protein nabati."

Data juga menunjukkan, di tingkat Asia Tenggara, Indonesia dan Filipina termasuk negara yang juga konsumsi protein. Kalau kita lihat komposisi protein hewani, Filipina lebih tinggi daripada Indonesia.

"Ini bisa terlihat, angka stunting di Filipina lebih rendah daripada di Indonesia," kata Damayanti, yang sehari-hari berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Infografis harga telur dan ayam naik

Infografis harga telur dan ayam naik
Infografis harga telur dan ayam naik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya