Liputan6.com, Jakarta - Ajang tahunan kesehatan global terbesar World Health Assembly (WHA) dimulai pada 24 Mei 2021 hingga 1 Juni 2021.
Menurut Direktur organisasi kesehatan dunia (WHO) Asia Tenggara 2018-2020, Prof Tjandra Yoga Aditama setiap tahunnya acara ini biasa dihadiri Menteri Kesehatan dari seluruh anggota WHO.
Baca Juga
“Saya sebagai Dirjen pernah mendampingi 4 orang Menteri menghadiri WHA ini, Ibu Siti Fadillah, Almarhumah Ibu Endang Rahayu Sedyaningsih, Ibu Nafsiah Mboi dan Prof Nila Moeloek, dan tentu tahun ini tim Kementerian Kesehatan kita juga akan sangat aktif berpartisipasi di dalamnya,” ujar Tjandra melalui tulisan yang dibagikan kepada Health Liputan6.com, Senin (24/5/2021).
Advertisement
Ia menambahkan, WHA setiap tahunnya membahas berbagai isu kesehatan global dan melahirkan berbagai resolusi dan keputusan untuk kesehatan umat manusia. Tema WHA tahun ini adalah Ending this pandemic, preventing the next: building together a healthier, safer and fairer world.
Pembahasan pada dasarnya akan meliputi 4 pilar, yaitu:
- One billion more people benefitting from universal health coverage.
- One billion more people better protected from health emergencies (ini pilar 2 yang akan membahas pandemi).
- One billion more people enjoying better health and well-being.
- More effective and efficient WHO providing better support to countries.
“Walaupun sedang pandemi tapi semua pilar juga dibahas. Di setiap negara juga seyogyanya demikian, walaupun kita sedang prioritas menghadapi pandemi tapi program kesehatan lain juga harus tetap dapat prioritas.”
Berbagai masalah kesehatan non COVID-19 masih tetap ada dan juga harus ditangani dengan baik, lanjut Tjandra. Mulai dari berbagai penyakit seperti TB, Demam Berdarah, HIV, Gangguan Jantung, Diabetes Mellitus, dan juga issue tentang pelayanan kesehatan primer, kesehatan Ibu dan Anak serta UHC.
Simak Video Berikut Ini
Menyangkut Pandemi COVID-19
Khusus tentang pembahasan pilar dua yang menyangkut pandemi COVID-19, akan dibahas dalam topik Public health emergencies: preparedness and response.
Salah satu topik pembicaraan utama “nampaknya” akan menyangkut pula tentang diperlukannya semacam piagam (treaty) untuk menghadapi pandemi yang akan datang dan untuk menangani pandemi COVID-19 sekarang ini.
Tidak kurang dari 25 pimpinan dunia termasuk Presiden Jokowi, Perdana Menteri Inggris, Italia, Thailand, Presiden Perancis, Ukraina, Serbia dan lain-lain. Sudah bersama-sama membuat extraordinary joint call untuk terbentuknya new international treaty for pandemic preparedness and response.
Pada dasarnya disebutkan bahwa di masa mendatang akan ada pandemi yang lain serta berbagai kegawatdaruratan kesehatan dunia. Negara-negara di dunia perlu secara terkoordinir baik dapat mempersiapkan dirinya untuk memprediksi, mencegah, mendeteksi, menilai situasi dan melakukan respon secara efektif, kata Tjandra.
“Semua ini diperlukan karena kita belajar dari pengalaman COVID-19 yang sampai sekarang masih belum teratasi dan bahkan belum dapat diprediksi secara pasti kapan akan berakhir. Piagam (treaty) ini akan membawa babak baru dalam kesehatan dunia, suatu catatan sejarah amat penting.”
Ia juga berharap, semoga WHA ke-74 yang minggu ini sedang berlangsung akan memberi arah baru bagi kesehatan dunia dan juga umat manusia, serta menemukan solusi terbaik penanganan pandemi COVID-19.
Advertisement