Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menargetkan penyuntikkan 420 juta dosis vaksin COVID-19 hingga Januari 2022. Target tersebut melihat capaian kecepatan vaksinasi yang semakin meningkat seiring kedatangan jumlah vaksin.
Percepatan vaksinasi juga menjadi prioritas Pemerintah Indonesia. Upaya vaksinasi termasuk salah satu strategi dalam penanganan COVID-19.
Advertisement
Baca Juga
"Kami memiliki program vaksinasi besar-besaran. Sebagai informasi, kami memulai program vaksinasi pada 13 Januari 2021. Kami mencapai 50 juta suntik pertama pada 8 Juli dalam 36 minggu," ujar Budi Gunadi dalam sesi Lessons Learn From Managing The COVID-19 Pandemic in ASEAN pada Rabu, 6 Oktober 2021.
"Kemudian kami mencapai 50 juta suntik kedua pada akhir Agustus dalam 7 minggu. Selanjutnya, 50 juta suntik dalam 5 minggu."
Laju vaksinasi yang semakin meningkat di atas menggerakkan Budi Gunadi untuk menaikkan target capaian penyuntikkan.
"Mudah-mudahan dengan kecepatan ini, kami menargetkan untuk mencapai penyuntikkan, yang tadinya 300 juta menjadi 325 juta suntik pada akhir tahun ini dan 400-420 juta suntik vaksin pada akhir tahun ini dan Januari tahun depan," imbuhnya.
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Integrasi dengan Sistem BPJS Kesehatan
Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Indonesia terintegrasi dengan aplikasi asuransi kesehatan nasional (P-Care BPJS Kesehatan). Seluruh fasilitas kesehatan dapat mengakses aplikasi tersebut.
"Sehingga semua tenaga kesehatan dapat menggunakannya. Sistem itu akan mencatat data vaksinasi mereka dan data vaksinasi terintegrasi dengan Google Tag, All Record Data," jelas Budi Gunadi Sadikin.
"Kami tahu persis di mana penerima vaksin divaksinasi dan daerah mana saja yang belum banyak divaksin. Dari data itu, kami dapat menyesuaikan sumber daya kami untuk bekerja di area yang masih banyak yang belum divaksin."
Dukungan sistem terintegrasi dalam pelaksanaan program vaksinasi, menurut Menkes Budi juga bertujuan mempercepat vaksinasi.
"Jadi, kami sebenarnya tidak terkungkung dengan menggunakan fitur sistem aplikasi. Justru ini adalah contoh bagaimana menggunakan teknologi untuk mempercepat program vaksinasi," pungkasnya.
Advertisement