Liputan6.com, Jakarta Pemeriksaan kadar gula darah secara berkala penting dilakukan. Terutama bagi yang berisiko diabetes seperti disampaikan dokter spesialis penyakit dalam M. Ikhsan Mokoagow.
Ikhsan menyarankan orang-orang yang berisiko mengalami diabetes, seperti anak dari orangtua diabetesi perlu rutin melakukan pemeriksaan gula darah secara berkala.
Baca Juga
Lalu, orang dengan berat badan berlebih juga perlumelakukan skrining dan memeriksa kadar gula darah mereka secara berkala setiap enam bulan hingga setahun sekali. Selain agar dapat mengendalikan kadar gula darah sejak dini, skrining yang tepat juga penting untuk mencegah terjadinya komplikasi yang mungkin timbul akibat diabetes.
Advertisement
Selain melakukan pemeriksaan, penting juga melakukan pola makan yang baik dan rutin berolahraga.
“Selain itu, mereka juga harus menjalankan pola makan yang baik dan melakukan aktivitas olahraga yang cukup agar bisa mempertahankan berat badan yang ideal,” ucap Ikhsan mengutip Antara.
Bila Hasil Pemeriksaan Gula Darah Sudah Keluar
Seseorang yang tidak mendapatkan asupan kalori selama delapan jam normalnya memiliki kadar gula darah di bawah 100 mg/dl.
Sementara, bila kadar gula darah sama dengan atau di atas 126 mg/dl, berarti mereka mengidap diabetes.
Tentang Prediabetes
Bila hasil pemeriksaan memperlihatkan kadar gula darah sudah di atas ambang normal maka disebut mengalami prediabetes.
“Orang-orang yang kadar gula darahnya belum mencapai nilai ambang diabetes, tapi, sudah di atas ambang normal, maka mereka disebut mengalami pradiabetes,” ujar Ikhsan.
Jadi, orang yang memiliki kadar gula darah sama dengan atau lebih dari seratus, tapi, di bawah 126, dikatakan mengalami pradiabetes.
Pakar subspesialis endokrinologi metabolik dan diabetes itu mengatakan bahwa secara umum orang yang mengalami pradiabetes tidak memiliki gejala sehingga mereka seringkali tidak menyadari kondisi tersebut.
Advertisement
Indonesia Peringkat Kelima Diabetesi Terbanyak
Merujuk data International Diabetes Federation (IDF), Ikhsan menyatakan bahwa peringkat Indonesia dengan jumlah diabetesi dari peringkat ke-7 pada 2019 menjadi peringkat ke-5 pada 2021.
“Hal ini mungkin karena kita sekarang melakukan skrining dengan lebih baik, sehingga banyak orang yang terdiagnosis diabetes lebih awal. Walaupun begitu, ini menunjukkan bahwa diabetes adalah masalah yang nyata,” kata Ikhsan yang sehari-hari praktik di RS Pondok Indah - Puri Indah ini.