Liputan6.com, Jakarta - Penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama di dunia, termasuk Indonesia. Data menunjukkan sebanyak 651.481 orang meninggal akibat penyakit ini setiap tahunnya.
Gaya hidup tidak sehat seperti merokok dan pola makan buruk menjadi faktor utama penyebab penyakit jantung koroner dan henti jantung mendadak (sudden cardiac death).
Baca Juga
Henti jantung mendadak bisa sangat fatal karena gejalanya sering diabaikan. Jika tidak ditangani segera, dapat merusak otot jantung dan berujung pada kematian.
Advertisement
Oleh karena itu, penting untuk memahami 'golden hour' dalam serangan jantung, yaitu 60-90 menit pertama di mana penanganan cepat sangat krusial.
Direktur Bethsaida Hospital, Dokter Pitono Yap, menekankan pentingnya waktu dalam penanganan serangan jantung. Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang untuk mengurangi kerusakan jantung dan menyelamatkan nyawa.
Pitono, mengatakan,"Usahakan tidak melebihi waktu enam jam, karena pada kurun waktu enam jam semua bagian jantung dapat mengalami kerusakan secara permanen yang berujung pada gagal jantung."
Â
6 Jam Pertama Serangan Jantung yang Menentukan
Untuk itu, fasilitas medis yang memadai sangat diperlukan. Heart Attack Center dengan UGD lengkap, tim medis yang terlatih, fasilitas kateterisasi jantung, dan layanan ambulans yang memadai adalah beberapa komponen penting dalam penanganan serangan jantung.
Koordinasi yang baik antara tim medis juga sangat penting untuk memastikan penanganan yang efektif.
Ketersediaan fasilitas medis ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat.
Investasi dalam peralatan medis canggih, pelatihan tenaga medis, dan edukasi masyarakat tentang pentingnya penanganan cepat serangan jantung adalah kunci untuk mengurangi angka kematian.
Lebih lanjut dikatakannya bahwa meningkatkan kesadaran akan bahaya penyakit jantung dan pentingnya penanganan cepat merupakan hal yang perlu digalakkan.
Pitono, menyatakan, "Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, penyedia layanan kesehatan kesehatan, dan juga masyarakat, kita bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa."
Advertisement