Glamping Bakal Jadi Tren Wisata Social Distancing Dunia?

Sejumlah negara di dunia melaporkan pemesanan untuk berlibur di glamping meningkat signifikan di masa pandemi.

oleh Asnida Riani diperbarui 05 Agu 2020, 16:03 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2020, 16:03 WIB
Damarwidi Glamping
Ilustrasi glamping. (Foto: Pegipegi)

Liputan6.com, Jakarta - Di antara banyak pilihan akomodasi selama menikmati destinasi perjalanan, glamping menjelma jadi salah satu opsi menarik. Selera pelancong mengarah ke tenda berdesain unik dan sarat pertukaran udara ala glamping. Minat itu pun didorong keinginan bertualang dengan konsep berkelanjutan.

Mulai dari festival musik, cagar alam, kamp safari, caravan, hingga kawasan wisata peternakan, semua berkecimpung dalam tren ini. Melansir laman Lonely Planet, Selasa, 4 Agustus 2020, dalam geliat baru sektor pariwisata, pelancong dilaporkan mencari konsep liburan dengan tetap menerapkan social distancing.

Dari permintaan itulah, situs-situs glamping di beberapa negara mulai kebanjiran pesanan. Bahkan pada awal Maret, jauh dari jadwal buka kembali, The Guardian melaporkan, situs glamping di Inggris Raya, seperti Canopy and Stars, juga Host Unusual telah mendapat pemesanan lebih dari 33--45 persen.

Tak hanya di bulan-bulan dekat waktu pemesanan, periodenya bahkan sampai tahun depan. Fenomena yang sama pun didapati di Amerika Serikat. Menurut Alyssa Ravasio, Founder dan CEO HipCamp, berbagai lokasi glamping di California, Oregon, dan Colorado memang belum beropersional.

Namun, di wilayah tenggara Negeri Paman Sam, sudah banyak pelancong memesan layanan glamping lebih awal. Konsep glamping yang memungkinkan turis tetap bisa menikmati kawasan sekitar disebut menambah rasa aman saat kembali berlibur.

Situs-situs glamping di seluruh dunia pun membuat praktiknya jauh lebih mudah dengan tetap memberlakukan protokol kesehatan rekomendasi pemerintah setempat. Beberapa bahkan berinisiatif menerapkan langkah pencegahan tambahan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dorong Glamping Jadi Opsi Utama Akomodasi

Bravo Adventure Glamping
Ilustrasi glamping. (Foto: Pegipegi)

Salah satu yang menginisiasi langkah tambahan dalam mencegah transmisi COVID-19 adalah Valley Center Glamping di San Diego County, California, Amerika Serikat. Pihaknya memberlakukan pengukuran suhu tubuh bagi setiap pengunjung di area pintu masuk.

Lalu, pengaturan jaraknya mencapai 10 meter per tenda. Sementara, beberapa negara di Eropa berstrategi membuka kembali sektor pariwisata dengan situs glamping sebagai opsi utama pergerakannya.

Prancis, misalnya, pemerintahnya telah memperbolehkan berkemah pada awal Juli. Situs-situs kemah di Portugal, Belanda, dan Republik Ceko pun sudah kembali buka.

Sementara, di wilayah Britania Raya, akomodasi berkonsep luar ruang, seperti glamping, juga didorong jadi opsi tempat bermalam utama. Ditambah kelengkapan fasilitas pribadi, seperti kamar mandi maupun toilet portabel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya