Liputan6.com, Jakarta - Masa pandemi Covid-19 yang melanda seantero jagat berimbas pada beragam hal. Sebut saja restoran-restoran legendaris yang terpaksa menyerah hingga akhirnya tumbang tak mampu bertahan dengan terpaan masa krisis karena pandemi.
Salah satunya adalah restoran cepat saji asal Korea Selatan, Lotteria yang mengumumkan menutup seluruh gerainya di Indonesia secara permanan mulai 29 Juni 2020. Kabar ini dibagikan melalui akun Instagram @lotteriaindonesia yang kini sudah tak dapat ditemukan.
"Terima kasih atas kepercayaan LOTTERIA selama 9 tahun ini, banyak kenangan manis yang kita lewati bersama di Lotteria.. Dengan Berat Hati kami umumkan bahwa semua store Lotteria akan tutup secara pemanent pertanggal 29 Juni 2020," bunyi keterangan pada unggahan 19 Juni 2020.
Advertisement
Baca Juga
"Segera gunakan point anda untuk menu - menu favoritmu dan sertakan kartu L.Point. *Point anda juga dapat digunakan diafiliasi LOTTE sesuai syarat dan ketentuan berlaku*" tutup keterangan itu dibarengi dengan tagar #lotteriaindonesiasaygoodbye.
Kisah berbeda datang dari restoran Indonesia di Singapura, The Rice Table. Dilansir dari Mothership.sg, 20 Mei 2021, The Rice Table yang termasuk restoran Indonesia legendaris di Negeri Singa ini resmi tutup setelah beroperasi selama 20 tahun.
Pandemi Covid-19 berdampak besar bagi bisnis restoran di Singapura yang berimbas pada banyaknya tempat makan gulung tikar. Meski telah berdiri selama puluhan tahun, restoran itu tetap tak mampu bertahan dan terpaksa menyerah pada pandemi.
Restoran ini berkonsep restoran autentik rijsttafel ala Belanda yang hampir mirip dengan rumah makan khas Padang. Semua makanannya disajikan langsung di atas meja dan pelanggan bebas memilih makanan dan menyesuaikan porsi dan selera mereka.
The Rice Table mengumumkan penutupan ini melalui Facebook resmi pada 19 Mei 2021. Mereka menyebut bahwa masa sewa telah berakhir pada akhir Mei 2021 dan tak melanjutkan operasi
"Kami ingin berterima kasih kepada semua staf kami dan juga banyak staf paruh waktu yang telah menjadi bagian dari tim kami. Sebagian besar dari semua, terima kasih banyak kepada semua pelanggan kami, karena kalian semua yang menjaga kami dalam bisnis selama 24 tahun," bunyi keterangan dalam pengumuman penutupan restoran tersebut.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Berusia Ratusan Tahun
Tak hanya yang tahunan atau puluhan tahun, namun restoran legendaris yang berusia ratusan tahun pun tak mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19. Seperti restoran bernama Asaku Chinya di Tokyo, Jepang.
Restoran yang telah beroperasi selama 140 tahun ini terpaksa menutup pintu bagi pelanggan. Dilansir dari Japan Today, restoran ini mulai menyajikan makanan sejak zaman Meiji dan buka pertama kali pada 1880.
Mengingat popularitas sukiyaki yang meningkat, mereka mulai mengkhususkan diri pada hidangan daging sapi rebus pada 1903. Setelah berhasil mengatasi beragam tantangan, restoran itu akhirnya tumbang karena tak kuat menghadapi badai pandemi. Restoran diputuskan terakhir beroperasi pada 15 Agustus 2021.
Restoran tua tersebut juga dekat dengan Kuil Sensoji, salah satu atraksi wisata populer di Tokyo. Namun karena kini Jepang tertutup untuk pariwisata internasional, kunjungan pelanggan ke Chinya menurun drastis. Kondisi diperparah dengan warga Jepang yang menghindari perjalanan dan makan di luar rumah.
Advertisement
Restoran Berusia 231 Tahun Menyerah
Di tengah kondisi ini, banyak pengunjung yang mengurungkan niat menyantap makanan di luar rumah. Hal tersebut turut berdampak pada restoran Jepang yang kehilangan banyak pelanggan, baik lokal dan internasional.
Dilansir dari laman Soranews24, Selasa (19/1/2021), dampak ini juga dirasakan oleh restoran bernama Kawajin yang harus menutup permanen bisnis mereka. Restoran di distrik Shibamata Tokyo ini telah melayani pelanggang selama 231 tahun.
Kawajin didirikan pada 1790 silam, sekitar zaman Edo (1603--1868). Eksistensi yang begitu lama tentu membawa popularitas restoran ini begitu melambung.
Salah satunya dari penulis Jepang Natsume Soseki yang menyebut nama restoran Kawajin dalam novelnya pada 1912, To the Spring Equinox. Hal ini juga seperti yang dilakukan Seicho Matsumoto dalam novel tahun 1963, Kaze no Shisen atau The Wind's Gaze.
Restoran ini bahkan jadi lokasi perjamuan pernikahan untuk adegan di Otoko wa Tsurai Yo, sebuah serial film Jepang populer yang umumnya dikenal sebagai "Tora-san."
Restoran Kawajin terkenal dengan sajian ikan air tawar, termasuk hidangan ikan mas dan belut seperti kabayaki, belut mentega dengan saus manis yang disajikan di atas nasi dalam kotak persegi panjang.
Infografis Aturan di Tempat Makan, dari PSBB, sampai PPKM Level 3 - 4
Advertisement