Pernikahan Tanpa Pasangan Kian Populer di Jepang

Dengan menurunnya tingkat pernikahan di Jepang, "pernikahan solo" telah menjadi pilihan yang semakin populer bagi perempuan lajang untuk merayakan masa muda dan kemandirian mereka.

oleh Putu Elmira diperbarui 06 Apr 2022, 05:47 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2022, 04:01 WIB
menikah
ilustrasi pernikahan/copyright Unsplash/Petr Ovralov

Liputan6.com, Jakarta - Pernikahan tanpa pasangan alias menikahi diri sendiri kian jadi pilihan populer di Jepang. Opsi di tengah menurunnya tingkat pernikahan di Negeri Sakura ini dilakukan perempuan lajang untuk merayakan masa muda dan kemandirian mereka.

Dikutip dari BBC, Selasa (5/4/2022), pernikahan solo juga dilakukan seorang perempuan Jepang bernama Rina. Dalam video BBC, komedian Sue Perkins bertemu Rina saat dirinya bersiap menjalani pemotretan yang didedikasikan untuk dirinya sendiri.

Rina menyebut bahwa gaun pengantin pilihannya sebagai memori untuk dikenang. "Saya ingin mengenakan gaun dan memotret diri saya sendiri," kata perempuan berusia 20 tahun itu.

Sue lantas bertanya siapakah sosok mempelai pria atau calon suaminya. "Tidak ada," jawab Rina.

Kemudian dijelaskan, Rina adalah salah satu dari semakin banyak perempuan muda yang menyerah pada gagasan untuk menikah dan memilih sesuatu yang disebut pernikahan solo. Ini seperti pernikahan nyata, namun tanpa pengantin pria, komitmen hingga anak.

"Pernikahan solo sangat populer di Jepang saat ini. Bahkan jika itu bukan pernikahan Anda, Anda dapat mengenakan gaun untuk bersenang-senang, dan berfoto lucu di studio dengan terlihat seperti seorang putri," lanjut Rina soal pernikahan solo.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Banyak Peminat

Ilustrasi gaun pengantin
Ilustrasi gaun pengantin (Dok.Pixabay)

Dengan uang sebesar 100 ribu yen atau setara Rp11,6 juta, pelanggan bisa mendapat beragam fasilitas yang menunjang pernikahan solo. Mereka akan mendapat jasa makeup, rambut yang ditata, gaun besar, hingga pemotretan untuk mengabadikan masa muda dan kecantikan diri di hari istimewa ini.

Rina sempat ditanya soal perasaannya dan menyebut, "Saya tidak gugup seperti itu, saya sangat bersemangat."

Kini, giliran petugas di studio yang ditanya Sue terkait seberapa banyak pernikahan solo yang dilakukan di sana. "Sekitar 10 pelanggan setiap bulannya," kata petugas itu.

Kekhawatiran

Ilustrasi
Ilustrasi gaun pengantin. (dok. unsplash.com/@thomasae)

Sue pun sempat terkejut dan menyampaikan bahwa jumlah tersebut cukup banyak. Ia kembali bertanya kepada Rina, apakah orang bekerja terlalu keras hingga tak punya waktu untuk cinta hingga bermain.

"Saya ingin bersenang-senang, tapi saya tidak bisa berkata tidak pada pekerjaan saya, karena saya khawatir mengenai masa depan. Saya ingin menghasilkan (uang) selagi saya masih muda," ungkap Rina.

Rina sebelumnya adalah seorang penyanyi di sebuah girl band, namun kini ia bekerja di sebuah kafe. Rina juga menyampaikan kekhawatirannya lebih detail soal masa depan.

Lebih Memilih Pekerjaan Tetap

Ilustrasi Gaun Pengantin
Ilustrasi Gaun Pengantin. (Dok. Charisse Kenion/Unsplash)

"Di generasi saya, kami mungkin tidak bisa pensiun, namun setiap orang bicara tentang harus menabung. Saya butuh mempersiapkannya dari sekarang," kata Rina.

Ia juga menyampaikan soal pria idamannya yang memiliki pekerjaan tetap, bukan seorang pekerja lepas. "Seseorang yang bekerja untuk sebuah perusahaan," tambahnya.

Rina menerangkan, "Saya kira sebagian besar orang di Jepang tidak ingin menjalin hubungan dengan seorang pekerja lepas, bukan?" katanya sembari tertawa dan mengangguk-ngangguk.

Infografis Gaun Pernikahan Raisa

Infografis Gaun Pernikahan Raisa
Infografis Gaun Pernikahan Raisa
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya