Berperan Saat Evakuasi Trigana Air, 55 Orang Dapat Penghargaan

Menurut Kabasarnas, berhasilnya proses evakuasi Trigana Air tak terlepas dari kerja sama dari semua unsur, termasuk warga.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 27 Agu 2015, 22:09 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2015, 22:09 WIB
20150827- Henry Bambang Soelistyo-Jakarta
Kepala BASARNAS Henry Bambang Soelistyo saat menghadiri acara pemberian penghargaan kepada perwakilan tim sar gabungan yang terlibat dalam proses evakuasi kecelakaan pesawat Trigana Air, Jakarta, Kamis (27/8/2015). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo memberikan apresiasi kepada 55 orang. Mereka berasal dari banyak unsur yang berperan dalam evakuasi jatuhnya pesawat Trigana Air di Kampung 3, Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Minggu 16 Agustus lalu.

Sebab, menurut Soelistyo, tak dipungkiri berhasilnya proses evakuasi itu tak terlepas dari kerja sama dari semua unsur yang terlibat, termasuk warga.

Kepala BASARNAS Henry Bambang Soelistyo saat menghadiri acara pemberian penghargaan kepada perwakilan tim sar gabungan yang terlibat dalam proses evakuasi kecelakaan pesawat Trigana Air, Jakarta, Kamis (27/8/2015). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

"Operasi ini sebenarnya menunjukkan bahwa semua pekerjaan yang diharapkan hasilnya oleh masyarakat. Tidak ada jalan lain selain kerja sama, sinergi antara institusi-institusi ini yang diharapkan hasilnya oleh masyarakat," kata Soelistyo dalam acara penyerahan penghargaan di Kantor Basarnas, Jakarta Pusat, Kamis (27/8/2015).

Ia pun menuturkan, dari evaluasi tim SAR saat ini menurut Soelistyo sudah semakin baik. Keberhasilan evakuasi SAR sudah semakin baik saat evakuasi AirAsia yang jatuh di perbatasan Selat Karimata, Kalimantan dan bagian utara Laut Jawa, 28 Desember 2014 lalu.

"Saya lihat, semakin tertata, semakin confidence, dan siap mempersembahkan apa yang jadi kebutuhan untuk rakyat. Kemarin AirAsia, sekarang Trigana," ujar Soelistyo.

Ia juga menekankan kepada jajarannya tetap berupaya maksimal dalam setiap proses evakuasi. Dan kerja sama tetap menjadi kunci keberhasilan.

Empat peti jenazah korban kecelakaan Trigana Air diturunkan dari pesawat di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu (19/8). Lima awak dan 49 penumpang menjadi korban kecelakaan pesawat pada 16 Agustus 2015 lalu. (AFP PHOTO/Indrayadi Thamrin)

"Modal dasar yang sudah kita raih harus kita pertahankan dan tingkatkan. Saya siap lakukan itu semua. Kalau kita bisa bersama-sama dalam satu komando, tidak ada yang sulit," timpal Soelistyo.

Penghargaan itu diberikan berdasarkan Keputusan Kepala Basarnas No SK.KBSN/VIII/BSN-2015 kepada 55 orang yang terlibat proses evakuasi. Dari 55 orang itu masuk nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmatyo, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Suprasetyo, KSAD Jenderal Mulyono, KSAL Laksamana Ade Supandi, dan KSAU Marsekal Agus Supriatna.

Selanjutnya dari unsur lokal maupun maskapai yang mendapat penghargaan seperti Bupati Pegunungan Bintang Wellington L Wenda, Kapolda Papua Brigjen Pol Paulus W, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Fransen Siagian, Wakapolda Papua Brigjen Pol Rudolf, Danlanud Jayapura Kolonel Pnb I Made Susila, Danrem 172/PWY Kolonel Inf Sugiyono, Dandim Jayawijaya Letkol M Aidi.

Serta, Danyonif 133/YS Letkol Inf Arief Hidayat, Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Yunus Wally, Danyonif 751 Mayor Inf Nova I, Danramil 1702-1/Oksibil Lettu Inf Aprin Paembonan, Presdir PT Freeport Indonesia Ma'roef Syamsoedin dan Presdir Trigana Air Rubiyanto.

"Saya kasih apresiasi untuk Danrem, Danyonif. Mereka inilah yang mengenal medan. Saya apresiasi untuk bantuannya juga KNKT. Saya juga berikan apresiasi pada Bupati Pegunungan Bintang, mungkin selama ini beliau tidak berpikir untuk meminta warga untuk bantu (evakuasi pesawat Trigana Air), ternyata warga antusias ikut evakuasi," pungkas Soelistyo. (Ans/Ron)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya