4 Pernyataan Jokowi Terkait Perkembangan Ekonomi Indonesia, Masuki Resesi?

Menurut Jokowi, pada kuartal II, ekonomi Indonesia terkontraksi minus 5,32 persen akibat pandemi Covid-19.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 01 Sep 2020, 16:26 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2020, 16:26 WIB
Presiden Jokowi dalam rapat terbatas. (Foto: Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi dalam rapat terbatas. (Foto: Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelaskan soal perkembangan terkini perekonomian Indonesia di tengah masa pandemi Covid-19.

Jokowi pun menekankan, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus tumbuh positif pada kuartal III 2020 ini.

Menurut dia, pada kuartal II, ekonomi Indonesia terkontraksi minus 5,32 persen akibat pandemi Covid-19.

"Untuk itu, kuartal III yang kita masih punya waktu 1 bulan, Juli, Agustus, September. Kita masih punya kesempatan di September ini. Kalau kita masih berada pada posisi minus artinya kita masuk resesi," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada gubernur secara virtual, Selasa (1/9/2020).

Meski begitu, Jokowi menyebut, pertumbuhan ekonomi di Papua dan Papua Barat tumbuh positif di kuartal II 2020.

Dia menilai, hanya kedua provinsi tersebut di Indonesia yang menunjukkan perkembangan positif.

Berikut 4 hal yang disampaikan Jokowi terkait perkembangan perekonomian Indonesia di tengah masa pandemi Corona Covid-19 dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Titahkan Kuartal III Harus Positif Jika Tak Ingin Resesi

Jokowi Buka Raker Kementerian Perdagangan 2020
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Jokowi mengingatkan jajaran Kemendag agar segera mencari jalan keluar dari krisis yang disebabkan oleh virus corona (covid-19). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus tumbuh positif pada kuartal III 2020. Jokowi tak ingin Indonesia jatuh ke jurang resesi.

Pada kuartal II, ekonomi Indonesia terkontraksi minus 5,32 persen akibat pandemi Covid-19.

Jokowi menyebut Indonesia masih memiliki kesempatan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi di September 2020.

"Untuk itu, kuartal III yang kita masih punya waktu 1 bulan, Juli, Agustus, September. Kita masih punya kesempatan di September ini. Kalau kita masih berada pada posisi minus artinya kita masuk resesi," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada gubernur secara virtual, Selasa (1/9/2020).

Minta Percepat Belanja Daerah

Untuk itu, Jokowi meminta para kepala daerah untuk mempercepat belanja daerah. Hal ini untuk mendorong perekonomian dan meningkatkan konsumsi masyarakat.

"Terutama yang berkaitan dengan belanja barang, belanja modal, belanja bansos ini betul-betul disegerakan sehingga bisa meningkatkan konsumsi masyarakat dan memulihkan ekonomi di daerah," ucap dia.

Menurut dia, rata-rata belanja APBD secara nasional baru mencapai 44,74 persen. Sementara, untuk belanja APBD kabupaten/kota saat ini mencapai 48,8 persen.

"Tolong betul-betul angka-angka ini diperhatikan sehingga realisasi untuk pengadaan barang dan jasa, untuk belanja modal, bansos, segera bener terealisasi," ujar Jokowi.

 

Soroti Kontraksi Pertumbuhan Ekonomi 3 Provinsi

Jokowi Pastikan RS Darurat Siap Beroperasi
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers saat meninjau Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool)

Jokowi menyoroti tiga provinsi yang alami kontraksi pertumbuhan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Ketiganya yaitu Bali alami kontraksi paling tajam yaitu minus 10,98 persen, DKI Jakarta minus 8,22 persen, Bali, kemudian Yogyakarta minus 6,74 persen.

"Memang tiga provinsi yang ada di layar yaitu Bali berada pada posisi minus 10,98 persen. Ini karena memang turis wisata itu betul-betul sangat mendominasi ekonomi di Bali sehingga kelihatan sekali pertumbuhan ekonomi di Bali berkontraksi begitu sangat tajam, juga di DKI Jakarta yang berada di angka minus 8,22 persen dan juga di DIY minus 6,74 persen," ungkap Jokowi.

Sementara itu, Papua dan Papua Barat saat ini masih alami kondisi positif. Yaitu Papua 4,52 persen serta Papua Barat 0,53 persen. Sementara itu untuk provinsi lain rata-rata pertumbuhannya sama seperti ekonomi nasional.

"Ini masih positif yang positif hanya memang Papua sama Papua Barat. Sulteng meskipun pada posisi baik tapi sudah minus di 0,06 persen," ungkap Jokowi.

 

Sebut Ekonomi di Papua dan Papua Barat Tumbuh Positif

Jokowi Pastikan RS Darurat Siap Beroperasi
Presiden Joko Widodo merapihkan masker yang digunakannya saat meninjau Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Dalam kunjungannya Jokowi memastikan Rumah Sakit Darurat siap digunakan untuk menangani 3.000 pasien. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool)

Jokowi menyebut pertumbuhan ekonomi di Papua dan Papua Barat tumbuh positif di kuartal II 2020.

Menurut dia, hanya dua provinsi ini yang berhasil terhindar dari kontraksi ekonomi di masa pandemi Covid-19.

"Ini provinsi yang tertinggi pertumbuhan ekonominya adalah Papua. Papua tertinggi 4,52 persen, Papua Barat 0,53 persen. Ini masih positif, yang positif hanya memang Papua sama Papua Barat," ucap Jokowi.

Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi ketiga tertinggi, yakni Provinsi Sulawesi Tengah meski minus 0,06 persen.

Sementara itu, Bali menjadi daerah yang ekonominya paling terdampak selama masa pandemi corona.

Jokowi menyampaikan pertumbuhan ekonomi Bali terperosok hingga minus 10,98 persen pada kuartal II 2020. Salah satunya karena pariwisata yang tutup selama masa pandemi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya