Politikus Golkar: Pinjol Ilegal Membunuh Karakter Peminjam

Terkait Pinjol, Mekeng mengingatkan masyarakat Indonesia, terutama masyarakat NTT agar tidak terjebak dan melakukan pinjol melalui HP android.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 13 Nov 2021, 16:05 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2021, 16:05 WIB
Munas Partai Golkar Siap Digelar
Ketua Penyelenggara Munas Partai Golkar Melchias Markus Mekeng (kanan) bersama jajaran panitia memberi keterangan saat konferensi pers di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Jumat (29/11/2019). Semua ketua umum partai politik akan diundang. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Politikus Golkar Melchias Markus Mekeng mengungkapkan tiga isu penting dalam kunker ke NTT yaitu masalah pinjaman online (pinjol), radikalisme dan kepatuhan Protokol Kesehatan (Prokes).

Terkait Pinjol, Mekeng mengingatkan masyarakat Indonesia, terutama masyarakat NTT agar tidak terjebak dan melakukan pinjaman online (pinjol). Ia menyebut pinjol berpotensi membunuh karakter dan harga diri peminjam.

"Begitu merekam nomor kepada pinjaman online maka seluruh data diri tercover," kata Mekeng pda wartawan, Sabtu (13/11/2021).

Menurutnya, jika terjadi kemacetan pengembalian, harga diri akan jadi taruhan. Nama peminjam diumumkan ke publik.

"Kasihan anak-anak kita, akan jadi bahan olok-olokan dan tertawa di sekolah karena tunggakan pinjaman kita. Bahkan sampai ke anak cucu karena suku bunganya sangat mencekik leher," ujar anggota Komisi XI DPR ini.

 

Warga Tetap Taat Prokes

Dia meminta masyarakat agar melakukan pinjaman kepada lembaga keuangan yang resmi. Setiap melakukan pinjaman, pastikan lembaga yang ada telah diakui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Datanglah ke lembaga keuangan yang resmi. Jangan terjebak dalam modus penipuan pinjaman online yang ilegal yang tidak diketahui dan tidak diawasi oleh OJK," tutur Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini.

Terkait penyebaran Covid 19, Mekeng meminta masyarakat agar tetap taat Prokes. Alasannya, wabah Covid-19 belum selesai, bahkan ada varian baru yang telah menyebar di beberapa negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

"Sekarang ini ada varian delta A.Y. 4.2 dan sangat ganas. Varian ini telah menyerang Singapura yang tadinya zero Covid-19 serta Malaysia. Yang ditakutkan adalah ketika masuk Indonesia,” ungkap Mekeng.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya