Kementan Dirikan Posko Pengungsian Hewan Ternak yang Selamat dari Erupsi Semeru

"Yang lain mengurus pengungsi manusia, kami mengurus peternakan. Jadi di sana ada posko induk pengungsi peternakan," ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 09 Des 2021, 16:08 WIB
Diterbitkan 09 Des 2021, 16:08 WIB
Upaya Pencarian Korban Erupsi Gunung Semeru
Seorang warga memeriksa ternak yang mati di dekat pemukiman warga yang tertimbun abu vulkanik pasca erupsi Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Minggu (5/12/2021). (AFP/Juni Kriswanto)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) telah mendirikan posko induk untuk menampung hewan ternak milik warga yang terdampak erupsi Gunung Semeru.

"Yang lain mengurus pengungsi manusia, kami mengurus peternakan. Jadi di sana ada posko induk pengungsi peternakan," ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat menghadiri Hari Lahan Sedunia di Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian Bogor, Kamis (9/12/2021).

Posko induk tersebut dibagi menjadi beberapa klaster, sebagai tempat penampungan hewan ternak yang selamat dari dahsyatnya erupsi Gunung Semeru, yang menerjang beberapa wilayah di Lumajang, Jawa Timur pada 4 Desember 2021 lalu.

"Hewan itu dikumpulkan di satu tempat, dirawat, pakannya disuplai. Semua diatur oleh Dirjen Peternakan sampai status darurat selesai," kata Syahrul.

Menurutnya, hewan ternak seperti kambing, sapi, kerbau, dan lainnya akan dikembalikan kepada para pemiliknya apabila status Gunung Semeru sudah dinyatakan aman.

"Tentu akan dikawal juga sampai dilakukan pemulihan," ucap mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini.

 


Recovery Lahan Pertanian

Tak hanya ternak, tim dari Kementan juga akan turut membantu melakukan penyemprotan tanaman holtikultura dan padi yang terkena abu vulkanik.

"Pertanian juga seperti itu, yang masih bisa diselamatkan dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida dan lain-lain," kata dia.

Langkah selanjutnya adalah melakukan recovery lahan pertanian dengan cara penanaman kembali padi maupun tanaman holtikultura. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya