Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo, menjelaskan terkait polemik pembelian pesawat tempur bekas dari Qatar yang dilakukan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Diketahui, Prabowo membeli 12 pesawat Mirage 2000-5 dari dari Angkatan Udara Qatar dan menuai banyak kritik dari masyarakat.
Baca Juga
Hashim menjelaskan, kondisi airspace di sekitar Qatar itu terbatas, sehingga angkatan udara Qatar jarang bisa menggunakan pesawat tempur mereka. Atas dasar itu, dibelilah pesawat tersebut oleh Indonesia.
Advertisement
Namun, Hashim memastikan pesawat bekas tersebut masih layak pakai lantaran memiliki waktu terbang yang sedikit.
"Soal pesawat tempur bekas. Oh, ini pesawat bekas, pasti mangkrak dan sebagainya. Begini, pesawat tempur itu punya Qatar. Qatar itu mungkin sedikit lebih besar dari Singapura. Karena airspace di sekitar Qatar itu terbatas, makanya AU Qatar itu jarang bisa gunakan pesawat tempur mereka," kata Hashim, dikutip Jumat (11/8).
"Pesawat tempur mereka itu adalah pesawat yang flying time-nya sangat-sangat terbatas, sangat kecil, hampir bisa dikatakan baru," sambungnya.
Dia pun menilai, persoalan pembelian pesawat itu seolah-olah bekas oleh lawan politik Prabowo. Padahal, Hashim bisa pastikan jika pesawat tempur dari Qatar hampir dapat dikatakan baru.
"Ini satu mis persepsi yang dikeluarkan oleh lawan kita seolah-olah pesawat bekas itu rongsokan dan sebagainya. Maaf itu bukan rongsokan, pesawat itu bisa tergolong masih hampir baru karena pilot-pilot Qatar jarang terbang. Karena kesempatan untuk terbang sedikit-sedikit," tegas Hashim.
Masih Layak Pakai
Sebagai informasi, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto telah menjawab tegas kritik sejumlah pihak soal pembelian pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar. Dia menegaskan, jet tempur itu masih layak pakai.
Prabowo menyebut pembelian pesawat tempur Mirage 2000-5 untuk mengisi kekosongan jet tempur Rafale yang baru akan datang sekitar 3 tahun lagi. Rafale sendiri rencananya akan dibeli dari Prancis.
Sumber: Alma Fikhasari/Merdeka.com
Advertisement