Liputan6.com, Gorontalo - Sebuah jembatan yang menghubungkan Kecamatan Wonosari dan Kecamatan Paguyaman, di Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, ambruk pada Jumat sore, 12 Januari 2018, sekitar pukul 17.00 Wita.
Ambruknya jembatan sepanjang 10 meter itu diakibatkan terjangan arus Sungai Olihungo yang deras setelah diguyur hujan selama dua jam. Bongkahan aspal dari badan jembatan, bahkan jatuh hingga ke dalam sungai sedalam 1,5 meter.
Akibatnya, akses jalan yang menghubungkan kedua kecamatan itu lumpuh total. Padahal, jembatan yang ambruk tersebut merupakan jembatan penting karena menjadi akses jalan menuju ke Kecamatan Tilamuta, sebagai ibu kota Kabupaten Boalemo.
Advertisement
Baca Juga
"Airnya luar biasa besar. Saat ini, jembatan ini sudah tidak bisa digunakan lagi," kata Kepala BPBD Boalemo, Jon Malabali, Sabtu (13/01/2018).
Rusaknya jembatan itu membuat empat desa, yakni Desa Harapan, Bongo Tua, Jatimulya, dan Desa Sukamaju terisolasi. Lalu lintas kendaraan juga harus terpaksa terhenti karena tak ada akses jalan yang memadai.
"Hari ini warga setempat tengah berusaha membuat jalan alternatif agar bisa kembali melintas," ujar Malabali.
Â
Â
Empat Desa Kebanjiran
Selain merusak jembatan, banjir juga menyebabkan sedikitnya empat desa di dua kecamatan yaitu Desa Mustika dan Desa Mutiara di Kecamatan Paguyaman, dan Desa Harapan dan Desa Mekar Jaya di Kecamatan Wonosari, terendam air dengan ketinggian bervariasi 60 hingga 160 cm.
Total 450 unit rumah terendam dalam peristiwa ini. "Satu tanggul air di Desa Harapan Jaya juga ikut jebol," ujar Andriyani Djibura, Kasie Kedaruratan BPBD Boalemo dalam pernyataan tertulisnya.
Ia mengatakan sejauh ini, banjir yang terjadi sudah surut. Namun demikian, BPBD Boalemo masih terus disiagakan untuk memberikan pertolongan kepada para korban banjir, terutama menyiapkan makanan siap saji.
BPBD Boalemo juga mengimbau agar para warga tetap waspada dengan banjir susulan. Apalagi, hujan masih terus menguyur wilayah tersebut.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement