Taman Balekambang Solo, Tempat Bersantai Keluarga Mangkunegaran Solo yang Kini Buka untuk Umum

Taman Balekambang menjadi tempat bersantai dan berekreasi keluarga Pura Mangkunegaran Solo.

oleh Tifani diperbarui 27 Agu 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2022, 11:00 WIB
Taman Balekambang Solo
Taman Balekambang Solo, salah satu tempat wisata yang tutup sementara karena PPKM Darurat (dok.instagram/@balekambangsolo/https://www.instagram.com/p/CQ-swGKBF6G/Komarudin)

Liputan6.com, Yogyakarta - Solo, Jawa Tengah memiliki banyak lokasi peninggalan sejarah yang kini berubah menjadi tempat wisata, salah satunya ialah Taman Balekambang Solo. Taman Balekambang dapat disebut sebagai Taman Sriwedari milik Pura Mangkunegaran, sebab memiliki fungsi yang sama.

Jika Taman Sriwedari yang dikenal juga sebagai Bonrojo merupakan tempat rekreasi keluarga Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Taman Balekambang menjadi tempat bersantai dan berekreasi keluarga Pura Mangkunegaran Solo.

Dikutip dari berbagai sumber, Taman Balekambang dibangun pada 1921. Taman Balekambang dibangun pada masa pemerintahan KGPAA Mangkunagoro VII (1916-1944) pada 26 Oktober 1921.

Taman Balekambang memiliki luas hingga 9,8 hektare dan dibagi menjadi dua bagian, yakni Partini Tuin atau Taman Air Partini dan Partinah Bosch atau Hutan Partinah. Taman Balekambang dibangun oleh Mangkungoro VII sebagai bentuk kasih sayang seorang ayah kepada putri-putrinya yakni GRAy Partini dan GRAy Partinah.

Nama kedua putri tersebut menjadi nama taman dan patung keduanya juga ada di dalam taman tersebut. Taman air ini memilliki satu kolam besar dan satu kolam renang dengan dua balai.

Balai pertama bernama Bale Apung yang menjadi tempat bersantai dan berkumpulnya anggota keluarga Mangkunegaran. Dari balai ini pula nama Balekambang bermula karena dari kejauhan balai ini tampak seperti mengapung atau kumambang.

Sedangkan balai kedua bernama Bale Tirtayasa yang merupakan tempat ganti pakaian keluarga Mangkunegaran yang ingin berenang. Sedang bagian Partinah Bosch merupakan taman hutan indah yang menyimpan koleksi tanaman langka seperti beringin putih, beringin sungsang, kenari, dan apel cokelat.

Taman ini juga menjadi habitat hidup beberpa hewan, ada kawasan angsa dan rusa yang hidup bebas. Kedua taman itu menunjukkan bahwa dalam sejarah pembangunannya, Taman Balekambang bukan hanya memperhatikan aspek keindangan tapi juga pelestarian lingkungan.

Di sisi lain, Partini Tuin berfungai menampung air untuk membersihkan kotoran dana sampah kota. Sedangkan Partinah Bosch berfungsi sebagai resapan air dan paru-paru kota.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Mangkunegaran Solo

Pada awalnya, Taman Balekambang Solo hanya diperuntukkan keluarga Mangkunegaran Solo. Namun, pada masa KGPAA Mangkunagoro VIII, taman ini diperbolehkan dikunjungi oleh masyarakat umum.

Sejak dibuka untuk umum, banyak pertunjukan-pertunjukan kesenian rakyat seperti ketopak dan wayang orang kerap digelar. Pada 1970-an, grup komedi legendaris Srimulat juga rutin tamping di panggung Balekambang.

Namun, kurangnya pengawasan membuat Taman Balekambang yang indah berubah menjadi kawasan yang kumuh. Banyak orang yang membangun hunian dan menempati lahan taman itu secara ilegal.

Bahkan, tak sedikit dari mereka yang membuka usaha hiburan hingga prostitusi. Nasib Taman Balekambang membaik ketika Pemerintah Kota Solo di bawah kepemimpinan Wali Kota Joko Widodo (Jokowi) sekitar 2007 sampai 2008.

Pemerintah Kota Solo mulai merevitalisasi Taman Balekambang. Para penghuni ilegal direlokasi dan taman itu pun dikembalikan ke fungsinya semula sebagai tempat rekreasi.

Kini, wisatawan dapat dengan bebas mengunjungi taman kota ini tanpa dipungut biaya atau gratis. Wisatawan dapat memancing, duduk menikmati udara segar, piknik bersama keluarga, hingga memberi makan rusa–rusa yang jinak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya