Wall Street Stagnan Sambut Sinyal Kenaikan Suku Bunga The Fed

Gubernur The Fed Janet Yellen mengisyaratkan bakal menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 04 Mar 2017, 05:09 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2017, 05:09 WIB
Wall Street
(Foto: Forbes)

Liputan6.com, New York - Usai menguat selama enam pekan berturut-turut, indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup mendatar pekan ini usai Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Janet Yellen mengisyaratkan bakal menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini jika data tenaga kerja dan laporan ekonominya lainnya menguat.

Dilansir dari Reuters, Sabtu (4/3/2017), analis memperkirakan Yellen bakal mengumumkan kenaikan suku bunga pada pertemuan The Fed yang digelar 14-15 Maret 2017.

Saham keuangan, yang mendapatkan keuntungan dari kenaikan suku bunga ditutup naik 0,4 persen pada hari Jumat setelah komentar Yellen. Sektor keuangan menjadi sektor dengan kinerja terbaik di indeks S&P, sedangkan sektor perumahan jadi pemain terburuk dengan turun 0,4 persen.

Yellen juga menyatakan, kenaikan suku bunga The Fed cenderung lebih cepat tahun ini disebabkan banyaknya kejutan positif pada ekonomi AS yang berasal dari dalam luar negeri selama  masa jabatannya.

"Pasar saham dapat menghadapi kenaikan suku bunga acuan demi mencapaipertumbuhan yang lebih kuat," kata Kepala Strategi Portofolio di Wells Fargo Fund Management, Brian Jacobsen.

Dia mengatakan laporan payrolls Februari yang dirilis pada pekan depan tidak mungkin menggagalkan rencana The Fed menaikkan suku bunga. Departemen Tenaga Kerja dijadwalkan akan merilis laporan payrolls Februari pada 10 Maret 2017.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 2,74 poin atau 0,01 persen menjadi 21.005,71, indeks S&P 500 naik 1,2 poin atau 0,05 persen ke level 2.383,12 dan Nasdaq Composite menguat 9,53 poin atau 0,16 persen menjadi 5.870,75.

Sepanjang pekan ini, Dow Jones naik 0,9 persen, S&P 500 naik 0,7 persen dan Nasdaq naik 0,4 persen. Sekitar 6,7 miliar saham berpindah tangan di Bursa AS, di bawah 6,9 miliar rata-rata harian selama 20 hari perdagangan terakhir, menurut data Thomson Reuters.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya