2018, Jumlah Penambahan Emiten di RI Tertinggi di Asia

BEI berharap pasar modal Indonesia terus tumbuh dengan ditunjukkan semakin banyak perusahaan menjadi perusahaan terbuka (go public).

oleh Bawono Yadika diperbarui 10 Apr 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2019, 15:00 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna mengatakan, jumlah perusahaan tercatat atau emiten di pasar modal RI tertinggi dibandingkan dengan Asia. 

Pihaknya pun mengaku terus mengedukasi serta sosialisasi seperti workshop dan seminar untuk menggenjot semakin banyak perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). 

"Tahun 2018 Indonesia ada 57 perusahaan IPO, Malaysia 22 perusahaan, Thailand 19, Singapura 18, Vietnam 3 perusahaan serta Filipina 1 perusahaan," tutur dia di Gedung BEI, Rabu (10/4/2019).

Dia melanjutkan, jumlah perusahaan IPO di Indonesia bahkan paling tinggi di Asia yakni di posisi ke-10. Sedangkan dari segi kapitalisasi Indonesia menduduki peringkat ke-25.

"Jumlah IPO di Asia kita adalah yang paling tinggi kalau di dunia kita nomor 10. Market capitalization kita nomor 25," ucapnya.

Dia pun berharap pasar modal Indonesia terus tumbuh dengan ditunjukkan semakin banyak perusahaan menjadi perusahaan terbuka (go public).

"Harapannya dengan diskusi pagi ini kita sudah ada pasar modal yahh bertumbuh dan yang telah mendapatkan pertumbuhan dari Indonesia," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

BEI Sosialisasi

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan jumlah perusahaan yang melakukan Penawaran Umun Perdana (Initial Public Offering/IPO) sebanyak 75 perusahaan pada 2019.

Untuk mencapai target tersebut, salah satu strategi yang dilakukan BEI dengan melakukan sosialisasi kepada para kreditor PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) (Tbk) (BBRI).

"Kami kemas one-on-one meeting, untuk memberikan layanan yang lebih private ke bapak ibu sekalian. Kami ada 36 Go Public workshop. Terima kasih bank BRI bersedia memfasilitasi ini," tutur Direktur Penilaian BEI I Nyoman Gede Yetna di Workshop Go Public Bersama BRI Group di Gedung BEI, Rabu, 10 April 2019.

Direktur Ritel dan Menengah Bank BRI Supari menyatakan, acara ini merupakan upaya perseroan mendukung program BEI untuk meningkatkan jumlah perusahaan tercatat di pasar modal.

"Kami harap dapat meningkatkan awareness mengenai manfaat Go Public, khususnya bagi debitur yang belum go public," ujarnya.

Adapun sebagai informasi, workshop ini diikuti oleh lebih dari 70 debitor BRI Group dan bertujuan untuk mendukung serta mendorong perusahaan di Indonesia untuk lebih maju dan berkembang dengan cara pendanaan baik melalui pendanaan perbankan maupun pasar modal.

 

BEI Targetkan 75 Perusahaan Melantai di Bursa pada 2019

Tiupan Terompet Warnai Penutupan IHSG 2018
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2018 di Kantor BEI, Jakarta, Jumat (28/12). Presiden Joko Widodo atau Jokowi menutup langsung perdagangan IHSG 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan 75 perusahaan baru akan melantai perdana di pasar modal tahun ini. Rencana tersebut masuk ke dalam program IDX Iniatives Go Public 2019.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Nyoman Gede Yetna mengaku optimistis dengan target tersebut. Itu karena BEI sudah siapkan 5 langkah khusus dalam meraih tujuan itu.

"Strategi kita ada 5 yakni Go Public Branding, Institutional Relation, High Level Approach, Stakeholder Engagement, dan Issuer Incentive," ujarnya di Jakarta, Rabu 20 Maret 2019.

Dia menambahkan, 75 perusahaan yang akan melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) itu terdiri dari perusahaan menerbitkan obligasi, melepaskan saham, dan menerbitkan kontrak investasi kolektik (KIK).

Dari 75 perusahaan yang akan IPO itu, lanjutnya, 57 diantaranya merupakan perusahaan yang akan mencatatkan saham (IPO melalui saham). Adapun saat ini didalam pipeline BEI terdapat 14 perusahaan yang akan menjadi perusahaan tercatat.

5 diantaranya bergerak disektor properti, real estate, consumer goods, infrastruktur, keuangan dan perdagangan. Sementara itu, untuk periode Januari 2019-20 Maret 2019 sudah ada 7 perusahaan tercatat yang melantai di bei.

Itu dengan total dana masyarakat yang berhasil dihimpun dari ketujuh perusahaan mencapai Rp 1.148 triliun.

"Dari bulan Januari sampai 20 Maret sudah ada 7 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI. Terbaru pagi tadi, Wahana Interfood Nusantara (COCO) IPO," pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya