Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat bahwa anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari terakhir lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal. Pelemahan tersebut seirama dengan bursa saham dunia.
Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot menjelaskan, pelemahan IHSG beberapa hari ini sejalan dengan tekanan yang terjadi di berbagai bursa saham dunia yang dilatarbelakangi oleh sentimen negatif penyebaran virus Corona yang semakin meluas ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat (AS).
Baca Juga
"OJK akan memperhatikan secara ketat perkembangan dan dinamika pasar saham baik global, regional maupun domestik. OJK akan terus berkordinasi dengan Bursa Efek Indonesia untuk melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan sesuai dengan kewenangan," kata dia dalam keteranganya Jumat (28/2/2020).
Advertisement
OJK bersama Pemerintah dan BI telah dan akan terus mensinergikan kebijakan untuk memberikan stimulus dan menjaga kepercayaan publik khususnya investor.
Untuk diketahui, IHSG kembali bergerak tertekan pada pembukaan perdagangan Jumat akhir pekan ini. Sebanyak 192 saham melemah sehingga mendorong bursa saham ke zona merah.
Pada pra perdagangan saham Jumat (28/2/2020), IHSG melemah 99,52 poin atau 1,80 persen ke posisi 5.436,17. Kemudian pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG tetap melemah dengan turun 173,09 poin atau 3,13 persen ke level 5.362,59.
Adapun indeks saham LQ45 melemah 4,37 persen ke posisi 854,07. Seluruh indeks saham acuan bergerak di zona merah.
Pada awal pembukaan perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 5.436,17 dan terendah di 5.361,50. Sebanyak 19 saham menguat namun tak mampu mengangkat IHSG ke zona hijau.
Sedangkan 192 saham melemah sehingga mendorong bursa saham ke zona merah. Di luar itu, 63 saham diam di tempat.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menko Airlangga: Virus Corona Bikin IHSG Anjlok
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) disebabkan oleh merebaknya Virus Corona. Virus Corona sudah memunculkan berbagai ketidakpastian diseluruh pasar saham.
"Karena ini ada efek internasional dengan Corona ketidakpastian meningkat. Kemudian juga ada hal hal yang terkait di dalam negeri," ujar Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (28/2/2020).
BACA JUGA
Airlangga melanjutkan, pihaknya masih melihat langkah apa yang akan diambil oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menjaga agar saham tidak jatuh terlampau dalam.
"Kalau regulasi kan bursa punya beberapa tools. Nah itu yang tentu harapannya tools bursa itu bisa katakanlah dirumuskan," jelasnya.
Selain IHSG, terkait pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, Mantan Menteri Perindustrian tersebut mengatakan, saat ini tengah terjadi normalisasi usai Rupiah menguat cukup tajam dibanding mata uang negara lainnya.
"Kalau Rupiah kan menguatnya kemarin dibanding yang lain kita menguatnya lebih tinggi, sehingga tentu ada normalisasilah," tandasnya.
Advertisement