Menanti Sentimen The Fed, Bursa Saham Asia Dibuka Variatif

Saham di Asia-Pasifik beragam dalam pembukaan perdagangan Rabu pagi karena investor menunggu pembaruan triwulanan The Fed.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 16 Sep 2020, 09:11 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2020, 09:00 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Saham di Asia-Pasifik beragam dalam pembukaan perdagangan Rabu pagi karena investor menunggu pembaruan triwulanan The Fed.

Dikutip dari CNBC, Rabu (16/9/2020), di Jepang, Nikkei 225 tergelincir 0,11 persen di awal perdagangan. Sementara indeks Topix turun 0,15 persen.

Pergerakan tersebut terjadi setelah statistik perdagangan sementara dari Kementerian Keuangan Jepang yang dirilis Rabu menunjukkan ekspor negara pada bulan Agustus turun 14,8 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Itu dibandingkan dengan penurunan 16,1 persen yang diharapkan oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters.

Sementara itu, Kospi Korea Selatan melayang di atas garis datar. Di Australia, S & P / ASX 200 menguat 0,37 persen.

Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,06 persen lebih tinggi.

Saham pemasok Apple di wilayah tersebut beragam dalam perdagangan Rabu pagi.

Di Jepang, saham Murata Manufacturing naik 0,26 persen sementara Sharp naik 0,3 persen. Sebaliknya, LG Display Korea Selatan merosot 0,62 persen.

Langkah tersebut dilakukan secara regional setelah raksasa teknologi yang berbasis di Cupertino pada hari Selasa mengumumkan perangkat dan layanan baru, termasuk Apple Watch baru dan dua model iPad baru.

Fokus investor juga kemungkinan pada Federal Reserve AS, di mana pertemuan FOMC dijadwalkan berakhir Rabu di Amerika Serikat. Komite Pasar Terbuka Federal akan memberikan pembaruan triwulanan tentang di mana ia melihat PDB, pengangguran dan inflasi.

"Pengumuman kebijakan moneter Federal Reserve hari Rabu adalah risiko peristiwa terpenting dalam kalender minggu ini, tetapi banyak investor bertanya-tanya seberapa besar dampaknya terhadap dolar AS," tulis Kathy Lien, direktur pelaksana strategi valuta asing di BK Asset Management, di sebuah catatan.

"Tidak ada perubahan dalam kebijakan moneter yang diharapkan" dari The Fed, kata Lien, dengan "fokus utama" pada proyeksi ekonomi bank sentral AS dan apa yang disebut prakiraan dot plot tentang pergerakan suku bunga.

 

Harga Minyak dan Mata Uang

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Harga minyak lebih tinggi di pagi hari jam perdagangan Asia, karena patokan internasional minyak mentah berjangka Brent naik 0,54 persen menjadi USD 40,75 per barel. Minyak mentah berjangka AS juga naik 0,65 persen menjadi USD 38,53 per barel.

Yen Jepang diperdagangkan pada 105,31 per dolar menyusul penguatan yang terlihat awal pekan ini dari level di atas 106 melawan greenback. Dolar Australia berpindah tangan pada USD 0,7298 setelah tergelincir dari level di atas USD 0,733 kemarin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya