Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) ditutup naik 1,93 persen ke posisi Rp 4.230 per saham pada Rabu, 18 Agustus 2021.
Penguatan saham UNVR terjadi setelah awal pekan ini tepatnya 16 Agustus 2021, saham UNVR sempat amblas 100 poin atau 2,35 persen ke level 4.150.
Baca Juga
Sepanjang tahun berjalan 2021, saham UNVR sudah merosot 43,54 persen ke posisi Rp 4.150. Saham UNVR berada di level tertinggi Rp 8.000 dan terendah Rp 4.130 per saham. Total volume perdagangan 3.026.677.999. Nilai transaksi Rp 17,7 triliun. Total frekuensi perdagangan 1.433.975. Demikian mengutip data RTI.
Advertisement
Senior Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama menerangkan, penurunan harga saham UNVR ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Salah satunya yang paling umum adalah dinamika pandemi COVID-19. Hal ini juga menyebabkan penurunan kinerja fundamental beberapa emiten lainnya.
Sebagai gambaran, Nafan menyebutkan UNVR sempat mengantongi laba bersih Rp 7,3 triliun pada 2019 atau sebelum pandemi. Kemudian turun pada 2020 karena pandemi menjadi Rp 7,1 triliun. Bahkan untuk tahun ini, Mirae Asset Sekuritas memproyeksikan laba bersih UNVR akan melanjutkan penurunan.
"Kalau menurut forecast kami juga masih akan mengalami penurunan di kisaran Rp 6,2 triliun untuk net profitnya," kata Nafan dalam diskusi virtual Omfinchannel, Rabu (18/8/2021).
Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi pergerakan harga saham UNVR yakni terkait pembobotan atau free float. Dampaknya para manajer investasi (MI) akan menyesuaikan terhadap portofolionya atas saham UNVR.
"Kalau dilihat dari kinerja portofolio yang dilakukan MI karena adanya pembobotan indeks free float juga sebabkan kinerja UNVR alami penurunan bobot 1,7 persen. Jadi memang MI ini mengurangi portofolio UNVR hingga 54 persen. Ini juga jadi faktor tambahan yang jadikan kinerja UNVR alami fase downtrend,” ujar Nafan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pelaku Pasar Wait and See
Saat ini, Nafan mengatakan para pelaku pasar masih wait and see untuk saham UNVR. Hal ini merujuk pada pergerakan saham secara historical serta adanya prediksi mengenai laba bersih Perseroan pada 2021.
"Karena pergerakan UNVR sudah breakdown dari support lower low sebelumnya sekitar 4.210 maka potensi support yang akan diuji oleh UNVR itu di level 4.020 dulu,” kata Nafan.
"Kalau dilihat dari standar deviasi untuk UNVS kita akui sudah lampaui minus 2 standar deviasi. Perkiraan bisa di bawah 3 standar deviasi. Tapi kalau PE yang masih di atas 20, di kisaran 25 kali, mungkin para pelaku pasar cenderung wait and see,” ia menambahkan.
Strateginya, lanjut Nafan, kalau saham UNVR sudah mulai sideways atau minimal sentuh MA20 sebagai resisten pertamanya, kemungkin UNVR akan memasuki fase konsolidasi.
"Kalau sudah tembus MA60 sebagai resisten kedua, berarti nanti peluang terjadinya pola golden cross antara MA20 dengan MA60 bisa terbuka lebar, maka dari downtrend bisa jadi uptrend,” ujar Nafan.
Advertisement
Ada Sentimen PPKM dan Cermati Strategi Bisnis
Di samping itu, perlu juga untuk mencermati kinerja Perseroan pada kuartal III-2021. Menurut Nafan, sentimen terbesarnya masih terkait dengan perkembangan penanganan pandemi di dalam negeri.
Asumsinya, jika kebijakan PPKM dilonggarkan atau bahkan tidak diperpanjang, ini jadi sentimen positif untuk UNVR. Tak kalah penting, juga mencermati strategi bisnis Perseroan.
Nafan menilai, UNVR perlu melakukan sejumlah penyesuaian. Seperti dari sisi segmentasi, dari semula middle-high income, mungkin dapat melirik segmen yang lebih profitable saat ini. UNVR juga perlu untuk melakukan inovasi hingga digitalisasi, sejalan dengan tren yang memang sedang berkembang saat pandemi.