Kinerja Indeks Syariah Berpotensi Semringah pada 2023

CEO RHB Sekuritas Indonesia Thomas Nugroho prediksi kinerja indeks syariah akan positif pada 2023. Hal ini didukung kinerja fundamental.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 02 Mar 2023, 23:39 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2023, 23:39 WIB
Kinerja Indeks Syariah Berpotensi Positif pada 2023
Kinerja indeks syariah berpotensi positif pada 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT RHB Sekuritas Indonesia meyakini kinerja indeks syariah bakal cerah pada 2023.

CEO RHB Sekuritas Indonesia Thomas Nugroho RHB Sekuritas prediksi kinerja indeks syariah akan mengalami kenaikan yang di atas rata-rata pada 2023. Selain itu, rasio utang perusahaan syariah lebih kecil dibandingkan yang bukan syariah. Dengan demikian, kenaikan suku bunga acuan tidak akan terlalu membebani perusahaan syariah, termasuk juga sahamnya.

“Syariah biasanya lebih kecil daripada yang lain nilai-nilai itu atau dengan sekarang bunga BI Rate yang terus naik terus dari The Fed juga naik terus bunganya, tentu juga beban mereka untuk kerja operasional tentu tidak bermasalah," kata Thomas saat ditemui di Plaza Senayan, Kamis, (2/3/2023).

Tak hanya itu, Thomas juga berharap transaksi syariah bisa menembus 1 persen tahun ini. Sebagaimana diketahui, sampai dengan akhir 2022 total transaksi syariah di Bursa Efek Indonesia mencapai Rp10,1 triliun, artinya baru 0,14 persen dari total transaksi di BEI.

"Kita lihat semoga ini baru RHB yang kerja sama sama Permata, kalau ada anggota bursa dan sekuritas yang lain sudah kerja sama sama Permata semakin banyak yang transaksi, bisa sampai 1 persen tahun ini moga-moga ya," kata dia.

Saat ini, BEI memiliki lima indeks syariah, yaitu Indeks Saham Syariah Indonesia (ISII), Jakarta Islamic Index (JII), Jakarta Islamic Index 70 (JII70), IDX-MES BUMN 17, dan IDX SHARIA GROWTH (IDXSHAGROWTH).

 

 

Indeks Saham Syariah Tumbuh, BEI Ajak Anggota Bursa Terapkan SOTS

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong anggota bursa sebagai anggota bursa system online trading syariah (AB SOTS) untuk optimalkan pasar saham syariah.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menuturkan, saat ini hanya ada 17 anggota bursa yang menjadi AB SOTS. BEI pun berupaya optimalkan potensi pertumbuhan pasar saham syariah dengan mengajak lebih banyak anggota bursa sebagai AB SOTS dan meluncurkan indeks saham baru.

“Kami harap pada 2-3 AB SOTS baru. Untuk indeks harapannya tahun ini bisa diluncurkan,” ujar dia kepada wartawan dikutip Selasa, (3/1/2023).

Selain itu, ia mengatakan, BEI juga akan berkoordinasi dengan para stakeholder pasar modal syariah agar proses pembukaan rekening efek syariah akan lebih mudah dengan dukungan teknologi.

Sebelumnya, Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) mencatat kinerja positif sepanjang 2022. Indeks saham syariah tersebut tumbuh 15,19 persen ke posisi 217,73.

Kinerja ISSI ini bahkan mengalahkan pertumbuhan indeks saham lainnya seperti Jakarta Islamic Index (JII) yang tumbuh 4,63 persen dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 4,09 persen.

 

BEI Luncurkan Indeks IDX Shariah Growth

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan indeks IDX Sharia Growth pada Senin, 31 Oktober 2022. Indeks ini mengukur kinerja harga 30 saham syariah yang memiliki tren pertumbuhan laba bersih dan pendapatan relatif terhadap harga dengan likuiditas transaksi dan kinerja keuangan baik.

Adapun peluncuran indeks ini memberikan panduan investasi syariah yang baru bagi investor pasar modal dan monerahkan milestone baru dalam perkembangan pasar modal syariah di Indonesia.

Indeks IDX Shariah  Growth menambah jajaran indeks saham bertema syariah yang tercatat di BEI. Saat ini terdapat lima indeks saham syariah, yaitu Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jakarta Islamic Index 70 (JII70), Jakarta Islamic Index (JII), Indeks IDX-MES BUMN 17, dan Indeks IDX Sharia Growth. Peluncuran Indeks IDX Sharia Growth didukung oleh pertumbuhan pasar modal syariah yang cukup pesat selama 10 tahun terakhir.

Jumlah saham syariah meningkat 56,7 persen atau dari 314 saham syariah pada 2011 menjadi 493 saham syariah pada September 2022. Peningkatan juga terjadi pada aktivitas transaksi saham syariah yang dapat dilihat dari tumbuhnya rata-rata nilai transaksi harian sebesar 9,8 persen per tahun, yaitu dari Rp3,03 triliun per hari pada 2012 menjadi Rp7,74 triliun per hari pada September 2022.

Indeks IDX Sharia Growth memperkenalkan pendekatan baru untuk menjadi panduan berinvestasi atas saham syariah, yaitu dengan menggunakan strategi investasi berdasarkan faktor growth. Strategi investasi ini bertujuan untuk mencari saham-saham syariah dengan karakteristik pertumbuhan tinggi.

Penentuan konstituen Indeks IDX Sharia Growth dilakukan dengan memilih 30 saham syariah yang tren pertumbuhan rasio price-to-earnings (PER) dan tren pertumbuhan rasio price-to-sales (PSR) tinggi dari konstituen Jakarta Islamic Indeks 70 (JII70).

Sebelum melakukan pemilihan, saham-saham JII70 yang tidak membukukan laba bersih dan memiliki PER bernilai ekstrem akan dikecualikan.

 

Pemilihan Saham

Pergerakan IHSG Ditutup Menguat
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pemilihan saham dilakukan dari konstituen JII70 untuk memastikan saham terpilih memiliki kapitalisasi pasar yang besar, likuiditas tinggi, serta kinerja keuangan dan tingkat kepatuhan yang baik.

Penghitungan Indeks IDX Sharia Growth menggunakan metode Adjusted Market Capitalization Weighted yang disesuaikan berdasarkan rasio free float dan dengan menerapkan pembatasan bobot saham (cap) paling tinggi sebesar 15% yang disesuaikan pada saat evaluasi.

Indeks ini telah dihitung sejak hari dasarnya pada 1 Juni 2016 dengan nilai awal 100. Evaluasi berkala atas Indeks IDX Sharia Growth terdiri dari Evaluasi Mayor dan Evaluasi Minor. Evaluasi Mayor bertujuan untuk melakukan pemilihan dan pembobotan ulang atas konstituen indeks, dan dilakukan setiap akhir Mei serta November.

Sedangkan Evaluasi Minor yang bertujuan untuk memperbarui faktor free float serta melakukan pembatasan ulang atas bobot saham, dilakukan pada setiap akhir Februari dan Agustus. Hasil evaluasi indeks akan berlaku efektif di Hari Bursa pertama pada bulan berikutnya.

BEI berharap peluncuran indeks IDX Sharia Growth dapat menjadi alternatif panduan baru untuk berinvestasi syariah serta dapat menjadi milestone baru dalam pengembangan pasar modal Syariah.

Pada masa mendatang, Indeks IDX Sharia Growth dapat dijadikan acuan bagi penciptaan produk investasi berbasis indeks syariah, seperti reksa dana indeks syariah maupun exchange traded fund (ETF) atas indeks syariah, sehingga investor syariah dapat lebih mudah berinvestasi pada saham-saham syariah dengan karakteristik pertumbuhan yang tinggi.

 

Infografis Ketimpangan Ekonomi Global
Hampir 99 persen kekayaan dunia dimiliki, hanya oleh 1 persen kelompok tertentu (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya