IPO Maxindo Karya Anugerah Incar Dana Rp 110 Miliar

PT Maxindo Karya Anugerah Tbk, perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri makanan ringan akan menggelar IPO dengan melepas 1 miliar saham baru.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Mei 2023, 10:56 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2023, 10:56 WIB
IHSG
PT Maxindo Karya Anugerah Tbk, perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri makanan ringan segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Maxindo Karya Anugerah Tbk, perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri makanan ringan segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Perusahaan saat ini tengah memasuki masa penawaran awal (bookbuilding) yang berlangsung mulai hari ini, 22 Mei dan berakhir pada 24 Mei 2023. Dalam rangka IPO, perseroan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1 miliar saham baru atau sebanyak-banyaknya 10,41 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp 10 per saham.

Saham yang diterbitkan MAXI terdiri atas dua jenis. Sebanyak 450 saham merupakan saham baru, dan sisanya 550 saham merupakan saham divestasi milik PT Karya Nusa Persada (KNP).

Melansir prospektus perseroan dari laman e-ipo, Senin (22/5/2023), harga penawaran seluruh saham dipatok sekitar Rp 100-110 per saham Dengan begitu, perseroan bakal mengantongi Rp 100 miliar hingga Rp 110 miliar dari IPO.

Bersamaan dengan penerbitan saham baru, perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 1 miliar waran seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada tanggal penjatahan.

Setiap pemegang satu saham yang ditawarkan perseroan berhak memperoleh satu waran seri I, di mana setiap satu Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham MAXI yang dikeluarkan dalam portepel.

Waran seri I yang diterbitkan mempunyai jangka waktu pelaksanaan selama 18 bulan. Waran Seri I bernilai nominal Rp10 per sahamnya dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 100.

Seluruh dana yang diperoleh dari IPO dan pelaksanaan waran seri I, setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

Adapun modal kerja yang dimaksud adalah terkait dengan pembayaran untuk pembelian bahan baku baik bahan baku langsung maupun bahan baku pembantu, upah tenaga kerja, biaya penjualan dan pemasaran, biaya perawatan dan utilitas serta biaya untuk keperluan kantor.

 

 

 

Rencana Dividen

Ilustrasi dividen (image by Alexsander-777 from pixabay)
Ilustrasi dividen (image by Alexsander-777 from pixabay)

Setelah resmi tercatat di Bursa, perseroan berencana membagikan dividen tunai sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun. Pembagian dividen mempertimbangkan kesehatan keuangan perseroan dan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Sesuai kebijakan dividen perseroan,maka manajemen perseroan merencanakan pembayaran dividen kas sebanyak-banyaknya 50 persen dari laba bersih perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023 yang akan dibagikan pada 2024.

Jadwal IPO PT Maxindo Karya Anugerah Tbk:

Masa penawaran awal: 22-24 Mei 2023

Tanggal efektif: 31 Mei 2023

Masa penawaran umum: 6-8 Juni 2023

Tanggal penjatahan: 8 Juni 2023

Tanggal distribusi saham dan waran seri I secara elektronik: 9 Juni 2023

Tanggal pencatatan saham dan waran seri I: 12 Juni 2023

Awal perdagangan waran seri I: 12 Juni 2023

Akhir perdagangan waran seri I

- pasar reguler & negosiasi: 5 Juni 2023

Akhir perdagangan waran seri I

- Pasar Tunai: 9 Juni 2023

Awal pelaksanaan waran seri I: 11 Desember 2023

Akhir pelaksanaan waran seri I: 10 Juni 2023

Akhir masa berlaku waran seri I: 10 Juni 2023

OJK Sebut Ada 63 Perusahaan Antre IPO di Pasar Modal

20151104-OJK
Tulisan OJK terpampang di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan pasar saham pada April 2023 menguat 1,62 persen month to date (mtd) ke level 6.915,72 (Maret 2023: -0,55 persen mtd di level 6.805), dengan non-resident mencatatkan aliran dana yang masuk sebesar Rp 12,29 triliun mtd (Maret 2023: Rp 4,12 triliun mtd). 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi mengatakan, secara year to date (ytd), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat sebesar 0,95 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp18,91 triliun (Maret 2023: net buy sebesar 6,62 triliun ytd).

Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 1,02 persen mtd dan 3,49 persen ytd ke level 356,80 (Maret 2023: menguat 0,96 persen mtd dan 2,44 persen ytd). Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp173,3 miliar (mtd) atau Rp388,3 miliar (ytd).

Adapun, pasar SBN, non-resident mencatatkan inflow Rp4,16 triliun mtd (Maret 2023: inflow Rp14,21 triliun mtd) sehingga mendorong penurunan yield SBN rata-rata sebesar 7,8 bps mtd di seluruh tenor. 

 

 

 

Investasi Reksa Dana

Ilustrasi Investasi. Freepik
Ilustrasi Investasi. Freepik

Secara ytd, yield SBN turun rata-rata sebesar 22,8 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp60,50 triliun ytd.

Lalu, untuk industri reksa dana, Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp 497 triliun atau turun 0,76 persen (mtd) dengan investor reksa dana membukukan net redemption sebesar Rp4,49 triliun (mtd). Secara ytd, NAB menurun 1,56 persen dan masih tercatat net redemption sebesar Rp9,3 triliun. 

"Penghimpunan dana di pasar modal di April masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp 84 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 33 emiten. Di pipeline, masih terdapat 115 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 135,31 triliun dengan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 63 perusahaan," kata Inarno dalam RDK OJK, Jumat (5/5/2023).

Sedangkan, untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, hingga 28 April 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 383 Penerbit, 147.142 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 828,58 miliar.

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya