Liputan6.com, Jakarta - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) membukukan hasil kinerja keuangan cukup positif hingga akhir semester I 2023.
Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (3/8/2023), pendapatan Semen Indonesia tumbuh 1,97 persen year on year (YoY) menjadi Rp 17,03 triliun pada semester I 2023. Sedangkan pada semester I 2022, pendapatan Semen Indonesia tercatat sebesar Rp 16,70 triliun.
Baca Juga
Pendapatan Semen Indonesia pada enam bulan pertama 2023 didominasi oleh produksi semen yakni sebesar Rp 15,34 triliun. Adapun pendapatan produksi non semen SMGR berada di angka Rp 5,77 triliun.Â
Advertisement
Beban pokok pendapatan sebesar Rp 12,61 triliun pada semester I 2023 atau meningkat 5,87 persen YoY dibandingkan pada semester I 2022 yakni senilai Rp 11,91 triliun.
Di sisi lain, beban penjualan SMGR turun 19,01 persen YoY dari Rp 1,42 triliun pada semester I 2022 menjadi Rp 1,15 triliun pada semester I 2023. Beban keuangan SMGR juga menyusut 8,84 persen YoY dari Rp 745,06 miliar pada semester I 2022 menjadi Rp 684,50 miliar pada semester I 2023.
Hingga akhir semester I 2023, laba bersih periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk SMGR tercatat sebesar Rp 866,23 miliar. Laba ini meningkat 3,11 persen YoY dibandingkan realisasi pada semester I 2022 yakni sebesar Rp 840,10 miliar.
Semen Indonesia memiliki total aset sebesar Rp 79,44 triliun pada akhir semester I 2023 atau berkurang 4,24 persen dibandingkan total aset perusahaan pada akhir 2022 lalu yaitu sebesar Rp 82,96 triliun.
Liabilitas turun menjadi Rp 30,80 triliun pada semester I 2023 dari tahun sebelumnya Rp 33,27 triliun. Sementara ekuitas hingga Juni 2023 turun menjadi Rp 46,29 triliun dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar Rp 47,23 triliun
Kinerja 2022
Sebelumnya, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG mampu menjaga pertumbuhan pada 2022, SIG berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 15,5 persen menjadi Rp 2,365 triliun dibandingkan periode yang sama 2021, sebesar Rp 2,047 triliunpositif selama periode tiga tahun. Meski terhantam pandemi Covid-19, Semen Indonesia tetap aktif mencari peluang agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan, sembari bersiap menyongsong era baru pasca pandemi.
Corporate Secretary Semen Indonesia Vita Mahreyni mengatakan, pihaknya akan terus memicu motivasi untuk terus berinovasi menghadirkan produk berkualitas dan ramah lingkungan, serta penerapan Good Corporate Governance (GCG).
"Keberhasilan SIG mencatatkan kinerja positif tidak terlepas dari sejumlah inisiatif strategis yang telah diterapkan, mulai dari upaya mengamankan sektor penjualan dan pendapatan, mendorong efisiensi melalui peningkatan operational excellence, melakukan optimalisasi struktur investasi pada anak perusahaan, hingga pengelolaan finansial yang baik," jelasnya, Senin (5/6/2023).
Adapun pada 2022, SIG berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 15,5 persen menjadi Rp 2,365 triliun dibandingkan periode yang sama 2021, sebesar Rp 2,047 triliun. "SIG membuktikan resiliensi tak hanya dari capaian bisnis, namun juga operasional berkelanjutan," imbuh Vita.
Pada tahun yang sama, SIG juga berhasil menekan intensitas emisi karbon hingga 590 kg CO2 per ton cement equivalent, atau turun 16,67 persen dari baseline 2010 sebesar 708 kg CO2 per ton cement equivalent. Penurunan clinker factor tercapai 69,2 persen, dan peningkatan thermal substitution rate (TSR) tercapai 7,2 persen.
Berkat pencapaian positif tersebut, Semen Indonesia juga mendapat apresiasi dari Bisnis Indonesia Award (BIA) 2023 dengan diraihnya penghargaan Kategori Emiten Non-Bank, Sektor Material Konstruksi.
Secara umum, seleksi penjurian BIA 2023 terdiri dari dua tahap yaitu seleksi kuantitatif dan kualitatif. Sebelum mengukur kinerja keuangan, seluruh perusahaan setiap kategori, baik itu perusahaan emiten, perbankan dan perusahaan sekuritas terlebih dulu harus memenuhi kriteria seleksi yang bervariasi oleh Bisnis Indonesia Resources Center (BIRC)
Â
Advertisement
Kinerja Keuangan
Perhitungan kinerja keuangan dilakukan berdasarkan beberapa indikator seperti pertumbuhan kinerja dan rasio kinerja. Untuk pertumbuhan kinerja, variabel yang diukur adalah laba bersih, total aset, ekuitas, pendapatan, serta kas dan setara kas. Kinerja tersebut dilihat dari laporan keuangan perusahaan periode kuartal III/2022 dan kuartal III/2021.
Sementara untuk rasio kinerja terdiri dari Net Income terhadap Liabilitas, Kas dan Setara Kas terhadap Liabilitas Lancar, Net Income terhadap Revenue, Net Income terhadap Ekuitas (ROE) dan Operating Cash Flow terhadap Revenue. Kinerja tersebut juga dinilai dari laporan keuangan perusahaan publikasi periode kuartal IV/2022, kuartal IV/2021 dan kuartal IV/2020.
Sedangkan, seleksi kualitatif antara lain mempertimbangkan emiten yang sudah melantai di bursa minimal 3 tahun, sustainability report, manajemen risiko, kondisi industri pada masing-masingsektor atau subsektor, kompetisi, pemberitaan, aksi korporasi, inovasi, serta berbagai kriteria lain sesuai pertimbangan dewan juri.
Â