Liputan6.com, Jakarta - PT RMK Energy Tbk (RMKE) berhasil memuat 110 tongkang dengan total volume 880,9 ribu MT batu bara pada Desember 2023. Raihan itu dicatatkan setelah kembali beroperasi secara normal sejak pertengahan November 2023.
Volume tersebut meningkat signifikan 119 persen secara bulanan (month to month/MoM) dan merupakan volume muatan tongkang tertinggi selama 5 tahun terakhir. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, volume muatan tongkang ini meningkat 16,8 persen secara tahunan (year on year/YoY).
Baca Juga
Hingga Desember 2023, RMK Energy telah memuat 962 tongkang dengan total volume 7,6 juta MT batu bara, atau cenderung stabil dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meski, operasional sempat terhenti sementara karena pembenahan operasional untuk memenuhi administrasi yang direkomendasikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sejak awal September 2023.
Advertisement
"Pencapaian pada Desember ini merupakan hasil upaya RMKE untuk mengutamakan peningkatan implementasi good corporate governance (GCG) yang baik dengan penyelesaian sanksi administrasi kepada pihak terkait sehingga secara berkelanjutan dapat beroperasi secara normal ke depannya," kata Direktur Utama RMK Energy, Vincent Saputra dalam keterangan resmi, Senin (29/1/2024).
RMKE juga mempertahankan on-time performance (OTP) bongkar kereta pada tahun 2023 lebih cepat 45 menit menjadi 3:24 jam per kereta dibandingkan waktu bongkar kereta pada tahun lalu yakni 4:09 jam.
Selain waktu bongkaran yang lebih efisien dan efektif, penggunaan bahan bakar menurun sebesar 5,0 persen YoY. Secara rata-rata, rasio penggunaan bahan bakar per MT batu bara sampai pada Desember masih lebih efisien dari 0,90 liter per MT tahun lalu menjadi 0,88 liter per MT tahun ini atau lebih efisien sebesar 1,9 persen.
Kinerja Operasional
Vincent mengatakan, kinerja operasional muatan tongkang dan volume penjualan batu bara telah mencapai target tahun 2023 masing-masing sebesar 70 persen dan 84,5 persen. Pencapaian ini masih belum optimal karena beberapa kendala operasional yang dihadapi perseroan sejak September 2023.
"Kami bersyukur dapat mempertahankan kinerja operasional RMKE tetap stabil jika dibandingkan dengan kinerja tahun lalu. Pencapaian pada bulan Desember ini merupakan hasil upaya RMKE untuk mengutamakan peningkatan implementasi GCG yang baik dengan penyelesaian sanksi administratif kepada pihak terkait sehingga secara berkelanjutan dapat beroperasi secara normal ke depannya,” ungkap Vincent.
Dari segmen penjualan batu bara pada Desember 2023, perseroan telah menjual 340,6 ribu MT batu bara atau meningkat sebesar 182,6 persen MoM. Hingga Desember 2023, RMKE menjual 2,4 juta MT batu bara cenderung stabil dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, walau operasional sempat terhenti sementara karena pembenahan operasional sejak awal September 2023.
Hal ini juga didukung oleh permintaan batu bara yang cenderung meningkat hingga periode akhir tahun 2023 baik nasional maupun global. “Selain mengejar target operasional dan finansial, ke depannya RMKE akan fokus pada peningkatan tata kelola perusahaan yang lebih baik lagi guna mencapai kinerja operasional positif dan tanggung jawab sosial yang sangat baik, sehingga memberikan nilai tambah bagi para stakeholders,” tambah Vincent memungkasi.
Advertisement
RMK Energy Siapkan Belanja Modal Rp 300 Miliar pada 2024
Sebelumnya diberitakan, PT RMK Energy Tbk (RMKE) telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 155,7 miliar atau setara dengan 45,5 persen dari total belanja modal 2023. Selain itu, RMKE menargetkan belanja modal Rp 300 miliar pada 2024.
Direktur Keuangan RMK Energy, Vincent Saputra menuturkan, belanja modal tersebut dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur berjalan dan fasilitas jasa logistik batu bara.
Kemudian, RMKE menargetkan belanja modal tahun depan sebesar Rp 300 miliar untuk pembangunan infrastruktur berjalan dan fasilitas jasa logistik batu bara.
"Kalau kami di tahun depan tetap fokus pengembangan infrastruktur karena memang kita melihat infrastruktur ini menjadi kunci apalagi harga batu bara sudah ternormalisasi," kata Vincent dalam konferensi pers, Kamis (2/11/2023).
Tak hanya itu, RMKE juga meyakini pembuatan infrastruktur yang lebih efisien pihaknya dapat mengurangi biaya untuk para penambang yang ingin menggunakan jasa. Sehingga dapat meningkatkan produksi batu bara secara total.
Di sisi lain, Perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,8 triliun, atau mengalami sedikit penurunan sebesar 3,4 persen YoY.
Hal ini disebabkan oleh normalisasi harga yang menyebabkan penurunan yang signifikan pada segmen penjualan batu bara.
Kinerja Perseroan
PT RMK Energy Tbk (RMKE) membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,8 triliun, atau mengalami sedikit penurunan sebesar 3,4 persen YoY.
Hal itu disebabkan oleh normalisasi harga yang menyebabkan penurunan yang signifikan pada segmen penjualan batubara.
Namun, pendapatan usaha dari segmen jasa berhasil mengimbangi penurunan yang disebabkan normalisasi harga tersebut.
Pendapatan usaha dari segmen penjualan batubara sebesar Rp1,2 triliun, atau turun sebesar 19,5 persen YoY, akan tetapi pendapatan usaha dari jasa tumbuh sebesar 59,1 persen YoY menjadi Rp620,5 miliar pada kuartal III 2023.
Dengan mempertahankan pendapatan usaha, Perseroan berhasil meningkatkan margin laba kotor pada level 23,6 persen , atau meningkat 130bps dari 22,9 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Hal ini dicapai karena beban COGS segmen penjualan batubara juga turun sebesar 12,3 persen YoY sehingga segmen penjualan batubara masih membukukan kinerja positif dengan margin yang lebih kecil dibandingkan dengan tahun lalu.
Segmen jasa dan penjualan batu bara berkontribusi masing-masing sebesar 59,5 persen dan 40,5 persen ke total laba kotor Perseroan. Hingga periode September 2023, RMKE mencatatkan laba kotor yang sedikit turun 0,4 persen YoY.
Advertisement
Laba Perusahaan
Sejalan dengan kinerja laba kotor, Perseroan juga berhasil mempertahankan margin laba bersih pada level 15,5 persen pada kuartal III 2023.
Kinerja laba bersih ini ditopang oleh segmen jasa yang memiliki margin laba yang lebih besar dibandingkan dengan segmen penjualan batubara.
Hal ini yang mendukung Perseroan mampu mempertahankan kinerja keuangan dengan kedua segmen yang masih membukukan kinerja positif di tengah kondisi yang kurang mendukung seperti normalisasi harga.
Margin laba segmen jasa yang kian tebal mendongkrak kinerja keuangan Perseroan hingga periode September 2023. Pertumbuhan segmen jasa ini ditopang oleh kenaikan volume bongkaran kereta dan muatan tongkang yang tumbuh signifikan masing-masing sebesar 9,7 persen YoY dan 14,5 persen YoY.
Jumlah bongkaran kereta dan muatan tongkang hingga September 2023 masing-masing telah mencapai 9,2 juta MT dan 6,2 juta MT.
Peningkatan kinerja operasional dari segmen jasa batubara ini tidak terlepas dari on-time performance (OTP) bongkar kereta yang jauh lebih cepat 41 menit menjadi 3:25 jam per kereta dibandingkan waktu bongkar kereta pada periode yang sama tahun lalu 4:06 jam.
Penggunaan bahan bakar meningkat sebesar 10,9 persen seiring dengan peningkatan volume angkutan batubara, namun rasio penggunaan bahan bakar per MT batubara tetap lebih efisien dari 0,91 liter/MT tahun lalu menjadi 0,88 liter/MT tahun ini atau lebih efisien sebesar 3,2 persen YoY pada kuartal III 2023.