Liputan6.com, Jakarta - PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) mengumumkan kinerja perseroan untuk tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, Hexindo Adiperkasa berhasil membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Melansir laporan keuangan perseroan pada laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (26/2/2024), perseroan membukukan penghasilan USD 478,27 juta atau sekitar Rp 7,46 triliun (kurs Rp 15.594,15 per USD). Penghasilan itu naik 16,55 persen dari penghasilan pada 2022 yang tercatat sebesar USD 410,36 juta.
Baca Juga
Bersamaan dengan kenaikan penghasilan, perseroan mencatatkan beban pokok penghasilan sebesar USD 370,77 juta, naik dari USD 325,27 juta pada 2022.
Advertisement
Sehingga laba perseroan pada 2023 tercatat sebesar USD 107,5 juta. Sepanjang 2023, perseroan membukukan beban penjualan USD 23,39 juta, beban umum dan administrasi USD 23,3 juta, pendapatan lainnya USD 3,77 juta, dan beban lainnya USD 4,2 juta.
Pada periode yang sama, penghasilan bunga tercatat sebesar USD 136.492 dan beban bunga USD 4,23 juta. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar USD 43,85 juta atau sekitar Rp 683,82 miliar.
Laba itu naik 25,36 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 34,98 juta. Dari sisi aset perseroan sampai dengan 31 Desember 2023 tercatat sebesar USD 416,69 juta, turun dibandingkan USD 463,33 juta pada akhir 2022. Liabilitas pada akhir 2023 turun menjadi USD 248,37 juta dari USD 297,57 juta pada akhir 2022. Sementara ekuitas naik menjadi USD 168,32 juta pada 2023 dari USD 165,76 juta pada 2022.
Kinerja IHSG pada 19-23 Februari 2024
Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada 19-23 Februari 2024 didorong sektor saham teknologi dan keuangan. Selain IHSG, rata-rata nilai transaksi harian selama sepekan juga anjlok.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (24/2/2024), IHSG susut 0,55 persen ke posisi 7.295,09 dari pekan lalu di posisi 7.335,54. Demikian juga kapitalisasi pasar bursa pada pekan ini. Kapitalisasi pasar bursa terpangkas 0,27 persen menjadi Rp 11.572,22 triliun dari pekan lalu Rp 11.603,01 triliun.
Rata-rata frekuensi transaksi harian juga susut 2,01 persen menjadi 1.268.643 kali transaksi dari 1.294.615 kali transaksi pada pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian juga merosot. Selama sepekan, rata-rata volume transaksi harian anjlok 13,08 persen menjadi 15,04 miliar saham dari pekan lalu 17,72 miliar saham.
Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian saham terbenam 26,56 persen menjadi Rp 10,15 triliun dari Rp 13,82 triliun pada pekan lalu. Investor asing membukukan aksi jual saham Rp 1,05 triliun pada Jumat, 23 Februari 2024. Selama sepekan, investor asing mencatat aksi beli saham Rp 1,02 triliun. Sepanjang 2024, aksi beli saham oleh investor asing mencapai Rp 21,08 triliun.
Advertisement
Sektor Saham
BEI juga mencatat sepanjang 2024 terdapat 18 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dengan demikian, total perusahaan tercatat di BEI mencapai 920 perusahaan.
Dalam riset PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk menyebutkan, IHSG merosot didorong sektor saham teknologi dan keuangan yang turun masing-masing 1,43 persen dan 0,68 persen terhadap indeks saham.
Pada pekan ini, pelaku pasar hadapi data tenaga kerja yang kuat dari Amerika Serikat (AS). Selain itu, klaim pengangguran awal yang lebih rendah dari perkiraan ditambah data pekerjaan yang kuat baru-baru ini pada Januari. "Ini menambah kelonggaran ekstra bagi the Federal Reserve (the Fed) untuk pertahankan suku bunga tinggi seiring inflasi tetap kuat,” tulis Ashmore.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan 6 persen seperti yang diharapkan. Di sisi lain, pertumbuhan global direvisi menjadi 3 persen dari 2,8 persen. "BI masih melihat the Fed mulai pangkas suku bunga pada semester II 2024 dan juga melihat ada ruang untuk melakukan pemangkasan pada semester kedua,” tulis Ashmore.