Liputan6.com, Jakarta Tak lama setelah Lolly kabur dari rumah aman dan menghubungi ke Razman Arif Nasution, Nikita Mirzani mengunggah potret almarhum ibunda di Instagram Stories, Senin (13/1/2025).
Bintang film Nenek Gayung memperkenalkan wajah ibunda yang teduh. Dengan bangga, Nikita Mirzani mengenang pada embusan napas terakhir, yang dicari ibunda adalah dirinya.
Baca Juga
“Ini adalah almarhum mama tersayang saya. Sampai napas terakhirnya pun yang dicari adalah saya. Saya belum pernah sekalipun menolak apa maunya mama saya semasa hidupnya,” tulis Nikita Mirzani.
Advertisement
Kenangan bersama ibunda semasa hidup disimpan sebagai cerita manis di benak Nikita Mirzani. Tipis-tipis ia menyindir Lolly soal status ibu durhaka dan anak durhaka yang kadung jadi konsumsi publik.
Tak Tahu Cara Jadi Anak Durhaka
Nikita Mirzani menjelaskan, sejak kecil hingga usia 16 tahun, yang ia tahu hanya belajar dan belajar. Kalau pun bermain, ada waktunya dan ada batasan. Pacaran pun ada syarat dan ketentuannya.
“Saya tidak tahu bagaimana menjadi anak durhaka. Semasa saya kecil hingga usia 16 tahun yang saya tahu Hana belajar, belajar, dan bermain di waktunya. Dari kecil hingga duduk di bank sekolah, SMA, saya selalu diantar orang tua saya,” cuitnya.
Advertisement
Soal Pacaran
“Almarhum kedua orang tua saya bilang: Ananda, kamu boleh pacaran ketika kamu sudah bisa cari yang sendiri, tapi kalau belum berarti kamu masih tanggungan papa dan mama. Itu yang terus terngiang di pikiran saya,” Nikita Mirzani menyambung.
Tahun berganti. Zaman pun berubah. Aturan soal belajar dan pacaran ala mendiang ibu diterapkan Nikita Mirzani kepada anak-anaknya. Pelantun “Nikita Gang” mengaku bukan tipe anak yang dimanja orang tua.
Bukan Anak Perempuan Yang Dimanja
Kasih sayang tak melulu soal semua kebutuhan dipenuhi. Kadang, ketika anak nakal berkali-kali, orang tua mengambil tindakan tegas termasuk mencubit dan lain-lain. Atas perlakuan ini, Nikita Mirzani tak pernah membenci kedua orang tuanya.
“Saya bukan anak perempuan satu-satunya yang dimanja oleh papa dan mama saya. Seringkali saya dipukul pakai gagang sapu ijuk, sapu lidi. Kepala digester, digampar, dicubit, bahkan ditimpuk pakai ember cucian yang gede banget. Tapi, tidak pernah ada amarah atau benci ke orang tua saya,” akunya.
Advertisement