Uni Eropa Peringatkan Elon Musk Mengenai Cara Twitter Tangani Hoaks Soal Konflik Hamas dan Israel

Uni Eropa memberi peringatan via surat ke Elon Musk, mengenai bagaimana cara Twitter dalam menangani misinformasi konflik Hamas Israel yang beredar di platformnya.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 11 Okt 2023, 15:32 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2023, 15:30 WIB
FOTO: Mengumpulkan Proyektil yang Tidak Meledak Usai Konflik Hamas - Israel
Pakar bahan peledak Hamas mencari proyektil yang tidak meledak dari reruntuhan bangunan setelah konflik Mei 2021 dengan Israel di Kota Gaza, Sabtu (5/6/2021). Perang 11 hari antara Hamas dan Israel menewaskan 254 orang Palestina dan 12 orang Israel. (MAHMUD HAMS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pejabat di Komisi Uni Eropa memberi peringatan ke Elon Musk tentang banyaknya misinformasi yang tersebar di platform X alias Twitter, mengenai konflik antara kelompok Hamas dan tentara Israel.

Komisioner Uni Eropa Thierry Breton mengirimkan surat yang sifatnya darurat. Isinya mempertanyakan cara perusahaan menangani misinformasi dan tanggung jawab X di bawah undang-undang Digital Services Act.

Mengutip Engadget, Rabu (11/10/2023), surat tersebut dikirimkan seiring para peneliti dan pengecek fakta memperingatkan mengenai gelombang misinformasi di X alias Twitter terkait serangan Hamas ke Israel.

Sebelumnya, langkah Elon Musk di Twitter adalah menghilangkan headlines alias judul berita dari link yang dibagikan di Twitter. Hal ini ia lakukan karena menilai foto dan tweet cenderung lebih estetik dibandingkan jika ada judul beritanya.

Langkah Elon Musk ini membuat pengguna jadi lebih sulit menemukan berita terpercaya. Pengguna yang telah terverifikasi juga sering berbagi video viral dari konten yang sama sekali tak terkait konflik tetapi menyebutnya sebagai adegan dari konflik Hamas Israel yang telah berlangsung.

Berikut adalah surat peringatan yang ditulis oleh Brenton kepada Elon Musk.

"Mengikuti serangan yang dilakukan Hamas terhadap Israel, kami memiliki indikasi bahwa platform Anda digunakan untuk menyebarkan konten ilegal dan misinformasi di Uni Eropa. Biarkan saya mengingatkan Anda bahwa Digital Service Act menetapkan kewajiban yang sangat presisi terkait moderasi konten," kata Brenton dalam suratnya pada Elon Musk.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Hoaks Video Hamas Tembak Israel, Ternyata dari Video Game

Inilah 5 Sumber Kekayaan Elon Musk, Bos Tesla yang Baru Beli Twitter Rp635 Triliun
Elon Musk dapat surat peringatan dari Uni Eropa soal cara Twitter tangani misinformasi di platformnya. (Instagram/elon.r.muskk).

Brenton secara khusus juga menyoroti penyebaran gambar dan informasi palsu yang dimanipulasi dan beredar di Twitter alias X. Misalnya, penggunaan ulang gambar lama dari konflik tak terkait atau rekaman militer yang sebenarnya berasal dari video game.

Ia pun menyoroti soal kebijakan kepentingan publik yang baru diubah oleh Twitter, yakni menghilangkan judul berita di unggahan link.

Menurutnya, perubahan itu justru membuat banyka pengguna tak merasa yakin dengan jenis konten yang diizinkan di platform tersebut.

Brenton juga berkata, X tidak merespon dengan tepat permintaannya untuk mengatasi konten yang kemungkinan ilegal di platformnya.

"Ketika Anda menerima pemberitahuan konten ilegal di Uni Eropa, Anda harus segera dan objektif dalam mengambil tindakan serta menghapus konten jika diperlukan," kata Brenton.

Sejauh ini, Twitter alias X tidak merespon permintaan komentar mengenai hal ini. Namun Elon Musk membalas permintaan itu di akun Twitternya.


Elon Musk: Twitter Platform Transparan

Ilustrasi X alias Twitter (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)
Ilustrasi X alias Twitter (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

"Kebijakan kami adalah bahwa segalanya merupakan open source dan transparan. Pendekatan yang saya tahu didukung oleh Uni Eropa. Silakan sebutkan pelanggaran yang Anda sebutkan di X agar publik dapat melihatnya," kata Elon Musk memberi tanggapan.

Sebelumnya, saat Elon Musk mengambil alih Twitter, ia menghapus pelaporan disinformasi serta memangkas tim keamanan Twitter yang bertugas mengatasi disinformasi. Musk juga menunjuk metode pengecekan fakta berbasis kerumunan, dan catatan komunitas untuk mengatasi disinformasi.

Sementara, informasi terbaru menyebut ada lebih dari 500 catatan unik dibuat dalam tiga hari terakhir, termasuk catatan soal video palsu yang dibuat dengan simulator permainan dan rekaman lain yang di luar kontes dan tidak terkait dengan isu Hamas dan Israel.

 


Platform X Disebut Punya Prevalensi Paling Tinggi Soal Disinformasi

Ilustrasi aplikasi X atau dulu Twitter di smartphone (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)
Ilustrasi aplikasi X atau dulu Twitter di smartphone (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Pihak X juga menyebut, pihaknya sedang aktif bekerja pada perubahan yang akan menampilkan catatan secara otomatis pada lebih banyak unggahan dengan video dan gambar yang sesuai.

Mereka juga meningkatkan pemberitahuan bagi orang yang sebelumnya terlibat dengan konten yang diperiksa dengan catatan. Twitter tak menyebut berapa banyak pengguna yang mendapatkan update tersebut.

Sekadar informasi, ini bukan pertama kali pejabat Uni Eropa mengungkapkan kekhawatiran mengenai jumlah disinformasi di X. Laporan Uni Eropa menemukan bahwa X memiliki prevalensi tertinggi untuk disinformasi.

Digital Services Act sendiri mempersyaratkan mengungkapkan rincian tentang cara mereka menangani disinformasi.

Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya