Liputan6.com, Jakarta - Penetapan Upah Minimum Provinsi atau UMP 2015 oleh pemerintah daerah (pemda) mengundang kontra dari para buruh. Besaran upah yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lain dianggap kurang adil sehingga buruh menuntut revisi UMP.
Analis Pasar Modal, Lin Chei Wei menilai kenaikan upah buruh sangat berpengaruh terhadap investasi di Indonesia. Sayangnya persoalan buruh belum sanggup diselesaikan pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.
"Faktor labour menjadi salah satu isu yang belum diselesaikan pemerintah lalu," ungkap dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Kamis (27/11/2014).
Penetapan upah, kata Chei Wei, harus memikirkan kesejahteraan masyarakat dan memperhatikan penciptaan lapangan kerja. Sebab perlambatan pertumbuhan ekonomi berdampak pada penyerapan tenaga kerja.
"Jadi harus dicari formula yang tepat supaya membuka lapangan kerja. Karena kebijakan UMP yang sifatnya cuma populis tanpa memperhatikan penciptaan lapangan kerja akan sangat negatif bagi bangsa ini," tegas dia.
Konsep paling tepat, saran Chei Wei, pemerintah harus membuat kebijakan baru seperti pengadaan transportasi, subsidi perumahan bagi buruh supaya pendapatannya tidak tergerus untuk membiayai kebutuhan tersebut.
"Buat apa gaji tinggi kalau cuma habis di transportasi atau sewa rumah misalnya. Jadi dicari kebijakan, pendapatan secara nominal nggak terlalu tinggi tapi nggak habis untuk transportasi dan lainnya. Kesejahteraan buruh yang harus diperhatikan, bukan UMP," tegas Chei Wei.
Saat ini, kata dia, pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) perlu fokus pada kesejahteraan buruh. Salah satunya dengan memberikan insentif akses konektivitas kepada pelaku usaha yang berada di kawasan industri, membangun rumah susun untuk buruh, dan sebagainya.
"Jadi fokus pemerintah pada kesejahteraan buruh, bukan menggenjot UMP yang akhirnya membunuh investasi. Kan selama ini yang kencang minta naikkan UMP bukan buruhnya tapi ada bekingan. Padahal kalau buruh mintanya punya uang cukup dan gizi terpenuhi," imbuh Chei Wei. (Fik/Ndw)
Masalah UMP Buruh Jadi Warisan SBY Buat Jokowi
Besaran upah yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lain dianggap kurang adil sehingga buruh menuntut revisi UMP.
diperbarui 27 Nov 2014, 10:40 WIBDiterbitkan 27 Nov 2014, 10:40 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kebiasaan Muluk, Makan Menggunakan Tangan yang Sarat Filosofi dan Manfaat
Komnas HAM Minta Kasus Polisi Tembak Polisi di Sumbar Diusut Tuntas
Paris Hilton Sesumbar Punya Kulit Glowing Tanpa Botox atau Oplas, Apa Rahasianya?
Sosok AKP Dadang Iskandar, Terduga Pelaku yang Tembak Mati AKP Ryanto Ulil
Isyarat Mbah Moen Jelang Wafat, 'di Makkah Sampai Tanggal 5', Karomah Wali
Prabowo Kembali ke Tanah Air, Ini Hasil Kesepakatan Bilateral dengan MBZ di Abu Dhabi
Museum Bajra Sandhi, Monumen Perjuangan yang Sarat Filosofi Hindu Bali
Banjir Bandang Terjang 3 Desa di Tapanuli Selatan, 2 Orang Meninggal Dunia
Hidup Ruwet Banyak Masalah? Amalkan Wirid Singkat Ijazah Habib Novel Ini
Pembanguan Sekolah Terdampak Gempa Garut 5.0 Gunakan Bata Plastik Daur Ulang
Hasil Livoli Divisi Utama 2024: LavAni Juara Usai Menang Dramatis Atas Indomaret
3 Gelandang yang Bisa Direkrut Manchester United di Era Ruben Amorim: Termasuk Jebolan Akademi Klub