Jokowi Minta PLN Selesaikan Proyek Listrik Mandek

Jokowi menegaskan pihaknya akan mengikuti perkembangan proyek listrik 35 ribu MW.

oleh Aceng Mukaram diperbarui 03 Jun 2016, 10:45 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2016, 10:45 WIB
(Foto: Liputan6.com/Raden AMP)
Kunjungan Kerja Presiden Jokowi

Liputan6.com, Pontianak - Langkah pria jangkung itu berjalan cepat. Mengenakan kemeja putih lengan panjang, sesekali mengumbar senyum kepada para hadirin tamu undangan.

Kamis petang 2 Juni 2016, di sebuah desa ini cuaca mendung. Warga Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, kedatangan tamu istimewa. Namanya, Joko Widodo. Ia adalah, Presiden Republik Indonesia. Pria yang biasa disapa Jokowi ini, melakukan Groundbreaking Mobile Power Plant (MPP) 100 MW. Selain itu juga, orang nomor satu di Indonesia ini meresmikan PLTU Ketapang 20 MW dan di Desa Jungkat, Kecamatan Siantan, kabupaten Mempawah.

"Kenapa saya kesini. Saya mendengar adanya power plant yang mangkrak 7 tahun 8 tahun. Proyek tersebut telah menghabiskan dana sebesar Rp 1,5 triliun. Kita harapkan bulan September bisa diselesaikan," ujar Jokowi dalam sambutannya seperti ditulis Jumat (3/6/2016).

"Kita fokus listrik, saya hanya jawab urusan listrik, saya sudah datang ke Bangka Belitung, Aceh, dan Kalimantan Barat. Untuk mengatasi keluhan masyarakat terkait krisis listrik, dengan MPP dan gas tentu kita cepat membangun PLTU untuk mengatasi dan merespons keluhan masyarakat. Yang penting penyelesaiannya, ada tiga seperti ini yang diselesaikan. Masalahnya teknis sekali, karena sudah 7-8 tahun tidak diselesaikan. Perintah saya jelas, harus diselesaikan, supaya suplai listriknya segera dinikmati masyarakat," kata Jokowi.


Jokowi pun meminta Direktur Utama PLN memprioritaskan penyelesaian proyek listrik tersebut. "Apapun setiap persoalan harus diselesaikan. Saya perintahkan kepada Dirut PLN harus selesai, janji Pak Dirut Desember selesai, akhir tahun Bapak-bapak. Yang ini (MPP) September," tambah mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Setiap proyek yang punya permasalahan, Jokowi menegaskan akan mendatangi serta mencari solusinya bersama. Selain memastikan dan menargetkan kapan penyelesaiannya, Jokowi juga tetap akan mengawasi perkembangannya.

"Mungkin saya datang mungkin orang saya. Saya datang ke tempat yang ada persoalan dan itu persoalan harus diselesaikan, ini duit negara, ini duitnya rakyat. Ini yang harus satu per satu diselesaikan. Program 35 MW saya ikuti perkembangannya,"  ucap Jokowi.

Nilai kontrak PLTU Ketapang mencapai US$ 10 juta atau Rp 251 miliar dengan kontraktor pelaksana dari PT Wijaya Karya. PLTU Ketapang terdiri dari dua unit memiliki turbin generator masing-masing 10 megawatt.  Listrik yang dihasilkan akan terhubung ke sistem melalui switchgear 20 kV dan jalur bawah tanah ganda dari 20 kV ke gardu PLTD Sukaharja.

Sementara nilai kontrak Mobile Power Plant Kalbar 100 MW di Desa Jungkat, Kecamatan Siantan, Kabupaten Mempawah senilai US$ 75,36 juta atau Rp 421,95 miliar. Pelaksananya adalah PT GE Operation Indonesia.

Saat ditanya sejumlah wartawan terkait  gejolak harga kebutuhan rumah tangga yang terus naik jelang Ramadan termasuk rencana pemerintah impor daging sapi untuk mengatasi kekurangan pasokan sapi serta soal pergantian Kapolri dan perampingan Pegawai Negeri sipil, Jokowi menolak berkomentar.

Dalam kunjungan kerja tersebut terlihat jelas hadir mendampingi Presiden Jokowi, Ibu Negara Iriana Jokowi, Menteri BUMN Rini Soemarno, Direktur PLN Sofyan Basir, Gubernur Kalbar Cornelis, Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya, dan Bupati/Wali Kota se Kalimantan Barat.

Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis mengapresiasi terkait proyek tersebut. "Saya tak bisa mengucapkan kata. Terima kasih sebesar-besarnya. Luar biasa saya katakan. Orang Kalbar harus berterima kasih," tutur Cornelis.

Cornelis menuturkan, apabila proyek ini segera rampung, semua pasokan listrik untuk industri bisa terpenuhi. "Kalau semua listrik terpenuhi semua industri bisa terlaksanakan.  Di Ketapang yaitu daerah untuk penimbunan smelter. Pembangunan listrik tenaga gas bulan Mei dimulai. Mudah-mudahan September bisa selesai," ujar Cornelis.

Luasnya wilayah Kalimantan Barat (Kalbar),Cornelis mengakui cukup sulit membangun pembangkit listrik. Dengan adanya Proyek ini, tentu saja sangat dinanti-nanti oleh masyarakat yang membutuhkan penerangan.

"Sudah lama masyarakat Kalbar, menantikannya. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih. Hanya Tuhan yang bsa membalasnya.  Bahwa Kalbar aman tentram," tutur Cornelis. (Raden AMP/Ahm)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya