Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti akan menggelar pertemuan dengan menteri perikanan negara sahabat dalam acara bertajuk Ministerial Meeting on Traceability of Fish and Fisheries Product. Rencananya pertemuan ini berlangsung pada Rabu, 27 Juli 2016 di Hotel Shangrila, Jakarta.
Pertemuan ini bagian dari Ministerial Meeting and Regional Fisheries Summit 2016. Adapun isu yang diangkat terkait pencegahan masuknya produk ikan ilegal ke dalam sistem atau rantai pasokan secara global.
Menurut Staf Ahli Menteri Kemasyarakatan dan Hubungan Masyarakat Kementerian Kelautan dan Perikanan Suseno Sukoyono mengungkapkan, tujuan penyelenggaraan Ministerial Meeting adalah untuk mengimbau negara-negara berkembang lebih meningkatkan kepatuhan dalam melaksanakan program ketelusuran atau transparansi ikan dan produk perikanan sehingga dapat mencegah masuknya produk ilegal ke dalam rantai pasok dunia.
Advertisement
Baca Juga
"Output yang diharapkan dari Ministerial Meeting ini adalah rangkuman ketelusuran data di ikan dan produk perikanan," ujar dia saat Journalist Business Meeting di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Jumat (22/7/2016).
Para menteri yang sudah mengkonfirmasi kehadiran pada pertemuan ini, antara lain Menteri perikanan dari Malaysia, Filipina, Palau, dan Fiji. Juga Wakil Menteri dari Vietnam dan Kenya.
Delegasi dari negara lainnya, yakni Singapura, Australia, Selandia Baru, Brunei Darussalam, Timor Leste, Amerika Serikat, Sudan, Thailand‎, serta perwakilan dari organisasi internasional (SEAFDEC, ASEAN).
Usai acara ‎Ministerial Meeting ini, akan dilanjutkan dengan South-East Asia and Pacific Regional Fisheries Summit (RFS) dengan tema Investing in the Transition to Sustainable Fishieries pada 27-28 Juli ini di lokasi yang sama.
RFS akan dihadiri sekitar 300 orang termasuk para menteri yang hadir pada Ministerial Meeting dan para pejabat tinggi institusi keuangan baik dalam maupun luar negeri, serta perwakilan organisasi internasional bidang kelautan dan perikanan. Rencananya dijadwalkan hadir pula Managing Director World Bank, Sri Mulyani sebagai pembicara di RFS.
‎
"Tujuan RFS untuk stimulasi diskusi lebih luas terhadap reformasi perikanan di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik, termasuk bagaimana cara untuk mengukur dan membiayai investasi yang diperlukan dalam reformasi perikanan," jelas dia.
Guna memperkuat dukungan data dan pandangan secara akademik terhadap kebijakan reformasi perikanan, telah digelar collaborative workshop on the benefits of suistanable fisheries in Indonesia.
Para akademisi Universitas California Santa Barbara (UCSB) telah bekerjasama dengan para peneliti, KKP, dan organisasi masyarakat di sektor kelautan dan perikanan mengembangkan kerangka model untuk mengevaluasi kebijakan perikanan dan potensi pemulihan sektor perikanan. Tujuannya memperluas investasi dan strategi dalam reformasi pengelolaan perikanan di Indonesia.