Pemerintah Khawatirkan Ini Setelah Kemenangan Trump

Kementerian PUPR mulai membuka tender proyek-proyek pemerintah pada 2017.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 10 Nov 2016, 13:16 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2016, 13:16 WIB
20151208-Derasnya Proyek Infrastruktur Jalan, Pesanan Baja Meningkat
Pekerja tengah menyelesaikan proyek jalan tol Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/12). Kebutuhan baja pada tahun depan akan meningkat dua kali lipat menjadi 28 juta ton menyusul masifnya pembangunan infrastruktur. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengkhawatirkan kemenangan Donald Trump‎ dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (pilpres AS) terhadap penguatan kurs dolar AS.

Jika mata uang dolar AS perkasa terhadap seluruh mata uang, termasuk rupiah, dampaknya bisa mengerek kenaikan harga bahan bangunan untuk pembangunan proyek infrastruktur.

Kepala Pusat Perencanaan Infrastruktur BPIW Kementerian PUPR, Hadi Sucahyono  mengaku khawatir dengan kemenangan Trump akan berpengaruh terhadap kurs rupiah.

"Pengaruhnya harga dolar jadi lebih mahal, rupiah melemah. Imbasnya ke harga bahan bangunan naik, seperti semen, baja, beton, dan lainnya. Apalagi kalau komponen impornya tinggi, makin mahal saja," jelas dia usai menghadiri Indonesia Construction Market Outlook 2017 di JCC, Jakarta, Kamis (10/11/2016).

Hadi menuturkan, pemerintah akan terus memantau pergerakan dolar AS dan rupiah di pasar. Sebab, dua bulan terakhir ini, Hadi menuturkan, Kementerian PUPR mulai membuka tender proyek-proyek pemerintah pada 2017.

"Jangan dibikin resah juga, pokoknya kita monitor terus. Karena November-Desember ini, kita sudah siap lelang proyek APBN ke kontraktor," tutur Hadi.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di kisaran 13.118 per dolar Amerika Serikat. Posisi rupiah tersebut melemah dari periode 9 November 2016 di kisaran 13.084 per dolar AS. (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya