Harga Emas Melonjak Usai Ketegangan Korea Utara-AS Meningkat

Harga emas naik 1,3 persen ke level US$ 1.279,30 per ounce usai pernyataan Presiden AS Donald Trump kepada Korea Utara.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Agu 2017, 06:45 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2017, 06:45 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Harga emas melonjak tajam usai pernyataan keras Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada Korea Utara.

Harga emas untuk pengiriman Desember naik 1,3 persen atau US$ 16,70 ke level US$ 1.279,30 per ounce. Kenaikan itu terbesar sejak 17 Mei.

Sementara itu, harga perak naik 47,4 sen atau 2,9 persen menjadi US$ 16.683 per ounce. Penguatan harga perak terjadi sejak 21 September 2016.

Ancaman terbaru Korea Utara untuk melancarkan serangan rudal di AS, telah meningkatkan aksi beli di pasar keuangan global. Pernyataan Korea Utara itu mengikuti pernyataan Presiden AS Donald Trump yang akan melakukan tindakan seiring sikap Korea Utara yang mengancam.

"Ini benar-benar emas sebagai aset safe haven," ujar Ross Norman, Chief Executive Officer Sharps Pixley Ltd, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (10/8/2017).

Norman menuturkan, kalau harga emas perlu bergerak di atas US$ 1.295 per ounce agar meyakinkan kalau harga emas itu telah memasuki fase penguatan yang signifikan.

"Saya selalu curiga terhadap pergerakan harga emas seperti ini karena isu menyebabkan ketegangan politik antara Korea Utara dan AS jarang bertahan," ujar dia.

Sementara itu, indeks dolar AS cenderung bergerak mendatar di kisaran 93,63. Dolar AS mendatar itu seiring sentimen harga komoditas menguat. Adapun aset investasi cenderung aman bergerak menguat. Aset investasi itu mulai dari surat berharga dan mata uang franc Swiss.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya