Penyebab Rupiah Tertekan terhadap Dolar AS Versi BI

Bank Indonesia menyatakan pihaknya siap menjalankan fungsinya untuk tetap menjaga pergerakan rupiah di tengah sentimen global negatif.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 27 Okt 2017, 15:24 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2017, 15:24 WIB
Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar
Petugas Bank tengah menghitung uang rupiah di Bank BRI Syariah, Jakarta, Selasa (28/2). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali tertekan menjelang akhir pekan ini. Bahkan, nilai tukar rupiah tembus 13.600 per dolar AS.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di posisi 13.630 per dolar AS pada Jumat (27/10/2017). Rupiah melemah 70 poin dari periode 26 Oktober 2017 di kisaran 13.560 per dolar AS.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, ada beberapa faktor yang menjadikan rupiah melemah cukup signifikan tersebut. Pertama, secara langsung dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan. Alhasil, dolar AS menguat terhadap semua mata uang di dunia.

"Kedua adalah faktor pemilihan pimpinan The Fed. Ada dua kandidat terkuat yang menurut pasar lebih berani mengambil keputusan daripada Janet Yellen, yaitu John Taylor dan Jerome Powell," kata Perry di kompleks Bank Indonesia, Jumat (27/10/2017).

Sedangkan faktor ketiga adalah rencana bergulirnya Undang-Undang Pajak oleh Presiden AS Donald Trump. Dalam UU ini nantinya akan ada stimulus pajak di beberapa sektor yang secara langsung akan mempercepat pemulihan ekonomi AS.

Hanya saja, Perry memastikan, apa pun yang terjadi dengan sentimen global tersebut, Bank Indonesia tetap menjalankan fungsinya untuk menjaga rupiah lebih stabil. Maka dari itu, belakangan ini BI telah melakukan intervensi di pasar valas.

"Tidak hanya melakukan intervensi di pasar valas, tapi kita juga mulai melakukan pembelian SBN di pasar sekunder," ujar dia.

Dengan berbagai intervensi yang dilakukan demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tersebut, Perry menegaskan cadangan devisa Indonesia masih dalam tahap aman, bahkan jumlahnya masih melebihi standar internasional. (Yas)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Rupiah Masih Tertekan Terhadap Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Jumat ini. Pelemahan rupiah pada hari ini melanjutkan yang terjadi pada hari sebelumnya.

Mengutip Bloomberg, Jumat 27 Oktober 2017, rupiah dibuka di angka 13.639 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.587 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.608 per dolar AS hingga 13.651 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 1,14 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.630 per dolar AS. Patokan hari ini melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.560 per dolar AS.

Research Analyst FXTM Lukman Otunuga menjelaskan, sebagian besar mata uang pasar berkembang di Asia tertekan di hari Kamis karena dolar AS terangkat oleh spekulasi bahwa John Taylor diprediksi dapat menjadi pemimpin Fed berikutnya. Pelemahan tersebut berlanjut pada hari ini.

Rupiah melemah terhadap dolar AS juga karena meningkatnya optimisme terhadap reformasi pajak Donald Trump dan spekulasi bahwa pemimpin Fed berikutnya akan hawkish.

"Walaupun dolar AS mungkin terus lebih kuat dari rupiah di jangka pendek, makroekonomi Indonesia yang menggembirakan dapat mendukung Rupiah di jangka panjang," jelas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya