Selain Ivanka Trump, Ini Kandidat Presiden Bank Dunia

Anak perempuan Presiden AS Donald Trump, Ivanka Trump dipertimbangkan menjadi Presiden Bank Dunia.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Jan 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2019, 19:00 WIB
Saat Ivanka Trump Kunjungi Kantor NASA
Ivanka Trump mendengarkan penjelasan astronot Nicole Mann di kantor NASA di Johnson Space Center, AS (20/9). Ivanka juga berkesempatan berbincang dengan para awak stasiun ruang angkasa melalui sambungan telepon. (Brett Coomer/Houston Chronicle via AP)

Liputan6.com, Washington - Ivanka Trump, anak perempuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dipertimbangkan menjadi pengganti Presiden Bank Dunia Jim Yong Kom yang mengundurkan diri.

Selain Ivanka Trump, ada juga nominasi lain untuk memimpin Bank Dunia antara lain Wakil Menteri Keuangan untuk internasional David Malpass, Direktur US Agency for International Development Mark Green, dan Mantan Duta Besar untuk PBB, Nikkei Haley. Demikian laporan Financial Times, yang dikutip dari laman Business Insider, Sabtu (12/1/2019).

Tak seperti kandidat lain yang diusulkan, Ivanka tidak memiliki latar belakang ekonomi perdagangan internasional tetapi dia memiliki latar belakang seorang pengusaha.

Sebelum bergabung dengan Gedung Putih, Ivanka bekerja sebagai Wakil Presiden di Trump Organization yang mengurus soal akuisisi. Ia juga memiliki lini busana sendiri bermerek Ivanka Trump yang ditutup pada musim panas lalu.

Seorang juru bicara Departemen Keuangan menuturkan,  kalau pihaknya telah dikirim sejumlah nama rekomendasi untuk kandidat yang baik dan memulai proses peninjauan internal untuk memilih seorang kandidat yang diajukan ke dewan Bank Dunia.

Dewan Bank Dunia mengatakan akan mulai terima nominasi untuk pemimpin baru pada awal Februari dan memberi nama pengganti Kim pada pertengahan April 2019.

Bank Dunia yang berbasis di Washington DC didirikan setelah Perang Dunia II untuk membiayai proyek pembangunan ekonomi di negara berkembang. Biasanya Bank Dunia dipimpin oleh seorang berasal dari Amerika Serikat.  

Berdasarkan perjanjian tidak tertulis, AS menjadi pemegang saham terbesar Bank Dunia selalu memilih pemimpinnya sejak lembaga ini berdiri. Akan tetapi, keberhasilan kandidat AS tidak lagi tampak sepenuhnya terjamin.  

Mundurnya Kim yang tiba-tiba merupakan kejutan bagi karyawan dan membuat masa depan Bank Dunia tidak pasti.

Sedangkan pemerintahan Trump telah mewaspadai dan memusuhi lembaga-lembaga internasional seperti Bank Dunia. Kini akan ditugasi untuk ajukan rekomendasi kepada dewan Bank Dunia.

Sebelumnya, Presiden Trump mencalonkan Ivanka Trump sebagai pengganti Haley Duta Besar untuk PBB, tapi akhirnya mencalonkan juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert usai kekhawatiran tentang nepotisme muncul.

"Sangat bagus, semua orang ingin Ivanka Trump menjadi Duta Besar PBB yang baru. Dia akan luar biasa, tetapi saya sudah biasa mendengar nyanyian nepotisme. Kami memiliki orang-orang hebat yang menginginkan pekerjaan itu," tulis Trump saat itu.

 

Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim Mengundurkan Diri

Jokowi dan Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbincang santai dengan Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim di beranda Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/7). Dalam kunjungan kehormatan itu, Jokowi dan Kim kompak menggunakan batik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, kabar mengejutkan datang dari lembaga keuangan internasional. Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim mengumumkan pengunduran dirinya usai enam tahun menjabat. Pengunduran diri ini berlaku mulai 1 Februari 2019.

Dalam penjelasan Bank Dunia, seperti mengutip laman BBC, Selasa 8 Januari 2019, Jim Yong Kim (59) memutuskan untuk bergabung dengan institusi swasta yang fokus pada peningkatan investasi infrastruktur di negara-negara berkembang.

"Merupakan suatu kehormatan besar untuk melayani sebagai Presiden dari institusi yang luar biasa ini, yang penuh dengan individu yang penuh semangat yang didedikasikan untuk misi mengakhiri kemiskinan ekstrem dalam hidup kita," ujar Jim Yong Kim dalam sebuah pernyataan.

Seharusnya Kim menduduki jabatan di Bank Dunia hingga 2022. Ini usai dirinya terpilih kembali untuk masa jabatan lima tahun kedua pada tahun 2017. Namun dengan pengunduran diri ini, Kim hanya menduduki jabatan di Bank Dunia dalam 6  tahun.

Adalah Kristalina Georgieva, CEO Bank Dunia yang akan menggantikan peran Jim Yong Kim untuk sementara waktu.

Jim Yong Kim merupakan kelahiran Seoul, Korea Selatan. Sebelum masuk ke Bank Dunia, dia sempat menempuh pendidikan sebagai dokter.

Dia kemudian dicalonkan oleh mantan presiden Barack Obama untuk masa jabatan pertama dan kedua sebagai kepala Bank Dunia. Dia pernah masuk peringkat 41 dalam daftar People Power 2018 dari Forbes. 

Secara tradisional, Presiden Bank Dunia dinominasikan oleh Amerika Serikat (AS). Sedangkan lembaga keuangan lain, Dana Moneter Internasional (IMF) dipilih oleh negara-negara Eropa.

Namun, ketika Jong Yong Kim pertama kali ditunjuk pada 2012, ada tekanan yang tumbuh dari negara-negara di belahan bumi selatan untuk memilih kandidat dari negara berkembang.

 

 

Kebijakan Jim Yong Kim

Jokowi Ajak Presiden Bank Dunia Blusukan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim blusukan ke Desa Tangkil, Kecamatan Caring, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/7). Jokowi mengajak Kim meninjau Posyandu dan PAUD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Terkait pengunduran diri Kim ini, Bank Dunia mengatakan akan segera memulai proses untuk menunjuk seorang pengganti.

Di bawah kepemimpinan Jim Yong Kim, banyak hal dilakukan Bank Dunia. Hal yang diingat, salah satunya, kebijakan tentang perubahan iklim.

Meski tampak berupaya menghindari pertikaian dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, tetapi kebijakannya kerap bertentangan dengan pendekatan Donald Trump.

Bank Dunia diketahui telah mengakhiri dukungan terhadap proyek-proyek bertenaga batubara. Ini bertolak belakang dengan janji Trump untuk menghidupkan kembali industri batu bara AS.

Bank Dunia memiliki kewenangan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan internasional. Dibentuk pada tahun 1947 untuk membantu membangun kembali negara-negara Eropa yang hancur akibat Perang Dunia II, lembaga ini mendukung proyek-proyek infrastruktur dengan pinjaman tradisional, kredit tanpa bunga, dan hibah. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya