Liputan6.com, New York - "Miliarder" pedofil Jeffrey Epstein (66) ditemukan tewas di penjara New York City, Amerika Serikat (AS) pada Sabtu, 10 Agustus 2019 waktu setempat. Kematiannya menggegerkan karena diduga ada orang-orang penting yang terlibat di kasus seks yang menjeratnya.
NBC News pertama kali mengungkap Epstein mati karena dugaan bunuh diri. Ia ditemukan tak sadar pada jam 6.30 pagi waktu setempat dan diduga gantung diri.
Advertisement
Baca Juga
Bulan lalu, Epstein sempat diawasi karena ditakuti akan bunuh diri, tetapi pengawasan sudah dicabut. Jaksa Agung AS William Barr mengaku murka atas bunuh diri yang terjadi karena itu membawa kesulitan bagi korban Epstein yang berjuang di pengadilan.
"Kematian Tn Epstein mengangkat pertanyaan-pertanyaan serius yang harus dijawab," ucap Barr dalam pernyataan.
Epstein diringkus aparat pada 6 Juli 2019 atas diguaan perbudakan seks anak di bawah umur di Florida dan New York. Pada 2006, ia sempat berurusan dengan hukum akibat kasus sama dan dihukum 13 bulan di 2008.
Meski kaya raya dan lekat dengan julukan miliarder, Forbes menyebut Epstein bukanlah miliarder. Diduga ia memakai gelar miliarder untuk memuluskan aksinya.
Jeff Epstein diketahui dekat dengan mantan Presiden Bill Clinton yang pernah 26 kali naik Lolita Express, yaitu jet pribadi Epstein. Nama Lolita merujuk ke novel karya Vladimir Nabokov yang bercerita soal pelaku pedofil.
Presiden petahana Donald Trump juga pernah kenal dengan Epstein. Namun, Trump menyebut sudah putus hubungan dengan pelaku sekitar 2008. Pangeran Andrew asal Britania Raya juga termasuk salah satu kenalan penting Epstein.
Koneksi Epstein yang luas inilah yang sempat memunculkan spekulasi kasus ini akan membongkar lebih banyak pelaku sebelum akrhinya pria itu diduga bunuh diri.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Punya Pulau Pedofil
Sebelumnya dilaporkan, kekayaan Epstein menjadi sorotan media karena ia dikenal suka hidup mewah dan memiliki "Pulau Pedofil".
Melansir CNBC, dalam keterangan pengadilan, pelaku ketahuan menimbun uang tunai hingga USD 56,4 juta atau Rp 784,8 miliar (asumsi kurs USD 1 = Rp 13.915).
Pelaku pedofil ini juga memiliki properti mewah yang mencapai USD 180,6 juta (Rp 2,5 triliun). Properti tersebar di New York, Paris, Florida, dan di Pulau Little St. James yang berlokasi di Virgin Islands.
Pulau itu dijuluki warga lokal sebagai Pulau Pedofilia dan Pulau Orgy. Yang lebih konyol, pesawat pribadi milik Epstein memiliki julukan Lolita Express, sebuah referensi ke novel Vladimir Nabokov berjudul Lolita yang berkisah tentang kasus pedofil.
Julukan miliarder yang selama ini disandang Epstein ternyata hoaks. Aset yang ia miliki, termasuk uang tunai, properti, dan saham, adalah bernilai USD 559 juta (Rp 7,7 triliun).
Epstein diketahui memiliki hubungan dengan seleb dan politikus. Ia pernah kenal dengan Presiden Bill Clinton dan miliarder Donald Trump yang kini menjadi presiden. Keduanya mengaku tak punya relasi lagi dengan Epstein.
Korban pedofil kasus Epstein diduga sekitar 12 gadis remaja. Ia dituduh mengeksploitasi gadis itu dari tahun 2002 sampai 2005. Gadis-gadis tersebut diundang ke kediaman Epstein untuk memijat, kemudian dipaksa melakukan hal lain. Epstein akhirnya diringkus polisi di New Jersey pada 6 Juli lalu.
Advertisement
Terancam Penjara 45 Tahun
NBC News melaporkan Epstein dijerat dengan dua tuduhan dalam sex trafficking yang terjadi pada tahun 2002 hingga 2005. Korbannya rata-rata berusia remaja.
Laporan The Daily Beast menyebut miliarder itu melakukan tindakannya kepada lusinan anak di bawah umur di New York dan Florida. Modusnya adalah mengajak para anak gadis untuk memijat, kemudian ditekan untuk berbuat lebih jauh.
Epstein memberikan uang ke para gadis yang diundang ke tempat tinggalnya yang mewah di Upper East Side di New York atau Palm Beach di Florida.
Atas perbuatan sex trafficking dan skema menjebak anak di bawah umur yang ia lakukan, miliarder itu terancam maksimal 45 tahun penjara. Saat ini, ia sedang ditahan di Manhattan, New York.Â
Sebelumnya, Epstein sempat terlibat masalah kejahatan seks di bawah umur, tetapi ia selalu bisa menghindari hukuman maksimal dan dipenjara dalam hitungan bulan saja.