Prudential Gelar Kelas Literasi untuk 2.000 Anak-anak Papua

Program Literasi Kelas Awal ditujukan untuk memajukan pendidikan anak-anak di kawasan Indonesia Timur.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Agu 2019, 16:30 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2019, 16:30 WIB
Prudential Gelar Kelas Literasi untuk 2.000 Anak-anak Papua
PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) bersama UNICEF dan Pemerintah Kabupaten Supiori menggelar Program Literasi Kelas Awal (Early Grade Literacy).

Liputan6.com, Jakarta - PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) bersama UNICEF dan Pemerintah Kabupaten Supiori menggelar Program Literasi Kelas Awal (Early Grade Literacy). Program yang dihadirkan tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional 2019.

Government Relations and Community Investment Director Prudential Indonesia, Nini Sumohandoyo menjelaskan program literasi tersebut seperti kemampuan baca, tulis, dan hitung. Program Literasi Kelas Awal ditujukan untuk memajukan pendidikan anak-anak di kawasan Indonesia Timur, khususnya di Kabupaten Supiori, Papua, sehingga tercipta kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.

"Semangat pembangunan dengan menitikberatkan pada kemampuan mendasar seorang individu ini harus terus didukung sejak dini. Di antaranya dengan melakukan perbaikan di lini utama sumber pendidikan anak yaitu rumah dan sekolah," ujar Nini di Jakarta, Minggu (18/8/2019).

Prudential ingin memastikan anak-anak di Papua, khususnya Kabupaten Supiori, mendapatkan pendidikan yang baik seperti anak-anak di wilayah lainnya. Program Literasi Kelas Awal menyasar 2.000 siswa kelas 1-3 SD di 40 sekolah dasar.

"Lebih dari itu, 4.000 orang tua juga akan mendapatkan pendampingan literasi dan pemahaman akan pentingnya pendidikan yang berkualitas," ujar Nini.

Penduduk Indonesia yang telah melek aksara mencapai 97,9 persen, namun masih ada sekitar 2,06 persem atau 3,4 juta orang buta aksara. Sebanyak 28 persen dari jumlah tersebut merupakan penduduk di Papua. Padahal, tingkat buta aksara di suatu wilayah menunjukkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) wilayah tersebut.

Data UNICEF pada 2018 menunjukkan, lima dari 10 anak di Papua yang tinggal di daerah pinggiran dan pedalaman belum bisa membaca. Menurut Kepala Kantor UNICEF Papua dan Papua Barat, Try Laksono Harysantoso, hak dasar atas akses ke pendidikan harus dipenuhi untuk memastikan kesejahteraan anak di masa mendatang.

"Setiap anak berhak atas pendidikan. Literasi adalah fondasi bagi anak-anak untuk dapat memahami dunia di sekitar mereka. Ini adalah keterampilan mendasar bagi anak-anak untuk belajar. Ketika seorang anak dapat membaca dan menulis, pintu menuju pengetahuan dan pengalaman baru terbuka. UNICEF berterima kasih kepada para donor, seperti Prudential, yang bermitra dengan kami untuk membuat perbedaan dalam kehidupan anak-anak di Indonesia melalui Program Penguatan Literasi Kelas Awal. Ketika semua orang bisa membaca, maka seluruh komunitas akan dapat berkembang pesat," jelas Try.

   

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Masalah Pendidikan di Papua

Hari Anak di Papua
Anak Papua di lantai 3 Pasar Mama Papua. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Untuk mengakselerasi tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Supiori, program ini menyasar peningkatan literasi anak sejak dini, baik di rumah maupun sekolah. Di rumah, orang tua merupakan tokoh pendidik pertama yang penting bagi anak, dan mereka memiliki peranan penting dalam mendukung anak untuk mengenyam pendidikan.

Setelah cukup umur, anak dapat menerima pengajaran lebih luas melalui lembaga formal pendidikan yaitu sekolah. Sekolah Dasar merupakan basis pendidikan pertama sehingga peningkatan mutu pendidikan dasar pada kualitas tenaga pengajar serta sarana sekolah, seperti bahan pembelajaran untuk menyajikan pendidikan layak yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) diperlukan.

Permasalahan pendidikan, khususnya literasi kelas awal harus disinergikan lintas sektor karena dengan literasi yang baik dimulai dari kelas 1-3 SD, anak mudah memahami materi pelajaran, mampu meneruskan tingkatan pendidikan sekolahnya dan meraih cita-citanya.

Bupati Kabupaten Supiori, Jules Fitzgerald Warikar, mengapresiasi program ini. Jules mengatakan Pemkab Supiori memiliki misi meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan. Karena dia yakin pendidikan merupakan langkah awal dalam membangun ekonomi dan kesejahteraan suatu daerah.

"Kehadiran Program Penguatan Literasi Kelas Awal yang diinisiasi oleh Prudential Indonesia bersama UNICEF ini dapat membantu membantu upaya prioritas pemerintah untuk memberantas buta aksara, khususnya di wilayah timur yang makin berkembang seperti di Kabupaten Supiori," kata dia.

Untuk menyukseskan program ini, UNICEF mengimplementasikan pengembangan kapasitas dan keterampilan mengajar guru melalui pelatihan dan pendampingan berkala. Untuk mendukung para guru, akan disediakan juga paket bahan pendukung pengajaran termasuk sistem penilaian yang terstandardisasi EGRA (Early Grade Reading Assessment–Penilaian Membaca Kelas Awal).

Kemudian, pengembangan bahan pembelajaran sesuai nilai lokal dan budaya setempat. Secara khusus UNICEF menerbitkan 77 buku dengan beragam tingkat bacaan untuk melengkapi bahan bacaan dan mendukung kurikulum nasional K-13. Selain itu, akan disiapkan perpustakaan dan sudut baca ramah anak.

Lalu, advokasi untuk perubahan kebijakan utama di tingkat nasional dan daerah. Hal ini disertai pembagian paket bahan kepemimpinan yang efektif, dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pendidikan di tengah masyarakat

“Diharapkan seluruh rangkaian program yang berkelanjutan selama 3 tahun ini dapat memicu semangat dan peran setiap orang dalam meningkatkan kemampuan membaca, menulis dan menghitung anak-anak pada level pendidikan awal. Dengan mencerdaskan anak-anak sejak dini maka kelak akan lahir individu yang berkualitas dan dapat berkontribusi positif di masa mendatang, baik untuk dirinya sendiri, keluarga, lingkungan hingga kemajuan bangsa,” pungkas Nini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya