Serap 97 Persen Tenaga Kerja, UMKM Harus Dapat Akses Modal Bunga Ringan

Pemerintah harus mempermudah UMKM untuk mengakses modal dengan bunga yang ringan dan terjangkau.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jan 2023, 20:44 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2023, 20:40 WIB
UMKM
Pemerintah harus mempermudah UMKM untuk mengakses modal dengan bunga yang ringan dan terjangkau. Foto Ilustrasi: pexels.com/@thatguycraig000

Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Andi Achmad Dara, mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Perhatian itu harus dalam bentuk yang lebih sungguh-sungguh dan kongkrit, seperti modal dan ventura.

Pemerintah harus mempermudah UMKM untuk mengakses modal dengan bunga yang ringan dan terjangkau.

Demikian disampaikan Aday, panggilan akrab Andi Achmad Dara, dalam acara kunjungan kerjanya di Kecamatan Sepatan dan Kresek kabupaten Tangerang, Jumat (30/12/2022) lalu. Selain di Kabupaten Tangerang, Aday juga melakukan kunjungan kerja di kecamatan Cipondoh, kota Tangerang.

Acara kunjungan kerja Aday juga disertai pembagian sembako kepada 2000 lebih masyarakat dan pelaku UMKM yang didukung Bank Nasional Indonesia (BNI) 46 Peduli.

Dalam kunjungan kerjanya tersebut, Aday menekankan perlunya pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan perhatian dan kepeduliannya kepada UMKM karena UMKM sudah menjadi simbol ekonomi kerakyatan Indonesia.

Menurut Aday, ekonomi rakyat Indonesia itu identik dengan UMKM karena jumlah dan sebarannya yang luar biasa besar di Indonesia.

Disebutkan Aday, Indonesia memiliki 65 juta lebih unit UMKM yang terdata dan menyerap 97 persen pangsa tenaga kerja.

“Jumlah UMKM yang terdata saja itu 65,46 juta, masih banyak yang belum terdata, ini jumlah yang luar biasa besar”, ujar Aday.

 

Kontribusi UMKM

Ilustrasi Internet, Digital, Gaya Hidu Digital
Ilustrasi Internet, Digital, Gaya Hidu Digital. Kredit: Nattanan Kanchanaprat via Pixabay

Kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional, sambung Aday, juga tidak main-main karena selain menyerap 97 persen tenga kerja, juga menyumbang 60,3 terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan berkontribusi 14,4 persen ekspor nasional.

Berdasar data tersebut, lanjut Aday, terbukti potensi dan kontribusi UMKM yang sangat besar dan penting pada perekonomian nasional.

Maka, pemerintah tidak boleh abaikan UMKM, bahkan UMKM harus didorong untuk lebih besar dan meningkat produktivitasnya.

Pemerintah, menurut Aday, harus lebih memprioritaskan UMKM untuk terus tumbuh dan berkembang, termasuk kemampuan UMKM untuk go internasional.

Orientasi ekspor UMKM jika dapat ditingkatkan setidaknya menjadi 30 persen ekspor nasional, maka akan membuat ekonomi Indonesia lebih kuat dan bersaing.

“Kita tidak punya pilihan lain, UMKM kita harus maju dan berkembang, pemerintah harus fokus dan memprioritaskan UMKM”, tegas Aday.

 

Permudah Syarat

Pemerintah akan Berikan Subsidi Gaji Sebesar Rp 600 Ribu Pada Pekerja Gaji Maksimal Rp 3,6 Juta
Ilustrasi uang Rp 100 ribu. (Sumber foto: Pexels.com)

Aday juga menyinggung masalah dan kendala klasik yang masih dihadapi oleh UMKM, yakni soal akses modal dan fasilitas di perbankan.

Menurut Aday, masalah klasik inilah yang menjadi wilayah pemerintah untuk hadir dan harus diprioritaskan, dengan mempermudah persyaratan dan jaminan, sembari memberikan pelatihan dan pendampingan pelaku UMKM.

“Kendala klasik UMKM dalam mengakses modal dan fasilitas perbankan tidak boleh lagi terjadi di masa mendatang, pemerintah harus hadir secara penuh agar UMKM kita bisa tumbuh dan berkembang pesat”, tutup Aday dalam sambutannya.

Andi Achmad Dara adalah anggota DPR RI daerah pemilihan Banten III (Kota Tangerang, Kabupaten Tangeran  dan Kota Tangerang selatan). Aday duduk di komisi XI yang membidangi keuangan dan moneter.

Isu UMKM banyak disuarakan Aday belakangan lantaran UMKM di wilayah dapilnya masih banyak terkendala masalah klasik. Padahal, menurut Aday, kontribusi dan potensi UMKM sangat besar terhadap ekonomi nasional sekaligus kemampuan UMKM dalam menanggulangi dampak dari potensi krisis ekonomi dan ketidakpastian global.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya