Menteri Basuki Beri Akses Gratis Pipa Transmisi Cirebon-Semarang, Harga Gas Jadi Lebih Murah

Proyek pembangunan pipa tranmisi gas bumi Cirebon Semarang sepanjang 245 km tersebut diperkirakan memakan biaya Rp3,3 triliun.

oleh Arthur Gideon diperbarui 20 Jun 2024, 14:35 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2024, 14:30 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. (Foto: tim bisnis/Sulaeman)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. (Foto: tim bisnis/Sulaeman)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif bertemu dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljon. Pertemuan ini untuk membahas harga energi murah khususnya gas.

Secara khusus Menteri ESDM dan Menteri PUPR bertemu membahas pemasangan pipa Transmisi Gas Ruas Cirebon-Semarang Tahap II (ruas Batang–Kandang Haur Timur). Pipa ini akan dipasang di jalur yang dimiliki oleh Kementerian PUPR> 

“Kan itu (pemasangan pipa) lewat-lewat daerahnya PUPR, kami (ESDM) meminta akses. Pak Basuki bantuin, top. Free access, no cost,” ujar Arifin ketika ditemui di Kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis (20/6/2024).

Dengan kesepakatan tersebut, kata Arifin, Kementerian ESDM berharap tidak terdapat biaya tambahan untuk mengeksekusi proyek Cirebon-Semarang (CISEM) Tahap II.

 

“Biar energi bisa murah,” kata Arifin.

 

Proyek tersebut merupakan proyek pembangunan infrastruktur pipa sepanjang 245 km tersebut, dan diperkirakan memakan biaya Rp3,3 triliun. Durasi pekerjaan konstruksi diperkirakan selama 17 bulan kalender atau sekitar 510 hari, akan dimulai dari bulan Juli 2024 sampai dengan Desember 2025.

Arifin mengatakan bahwa proyek tersebut akan ditangani oleh Kementerian ESDM, sehingga pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ia mengungkapkan bahwa proses lelang proyek ini akan dibuka bulan depan.

“Baru mau dibuka, nanti bulan depan. Sekarang kan beresin dulu administrasinya, izin-izin,” kata Arifin.

Setelah itu, tutur Arifin melanjutkan, pada 2025, Kementerian ESDM akan memulai proyek pipa gas bumi Dumai–Sei Mangkei sepanjang 400 km.

Dikutip dari laman resmi Ditjen Migas Kementerian ESDM, pembangunan CISEM Tahap II dari Batang hingga ke Kandang Haur Timur direncanakan berlangsung tahun 2024 hingga 2025.

Potensi demand pipa CISEM tahap 2 ini, antara lain industri di Cirebon, Tegal, Pekalongan, Brebes, dan Pemalang dengan volume sekitar 5,8-12 MMSCFD. Selain itu, juga terdapat konsumen komersial seperti hotel dan restoran.

Jaringan Pipa Terintergrasi, Pasokan Gas ke Industri Melonjak 1.000%

PGN sebagai bagian dari Holding Migas PT Pertamina (Persero) berkomitmen melaksanakan mandat pemerintah untuk mendorong pemanfaatan gas bumi sebagai core business.
PGN sebagai bagian dari Holding Migas PT Pertamina (Persero) berkomitmen melaksanakan mandat pemerintah untuk mendorong pemanfaatan gas bumi sebagai core business.

Sebelumnya, subholding Gas Pertamina berhasil meningkatkan penyaluran gas bumi khususnya untuk industri dan komersial di Jawa Tengah, dari volume 300.000 M³ per bulan pada awal tahun 2022 menjadi 3 Juta M³ per bulan.

Direktur Komersial PGN, Ratih Esti Prihatini mengatakan, peningkatan penyaluran gas bumi yang signifikan hingga sekitar 1.000 persen tersebut merupakan hasil dari upaya PT PGN Tbk mengintegrasikan jaringan pipa distribusi di Jawa Tengah.

"PGN terus mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi melalui integrasi jaringan pipa distribusi gas bumi di Jawa Tengah, sejalan dengan pengembangan Pipa Transmisi Cirebon-Semarang I (Pipa Cisem), dan Pipa Transmisi Gresik – Semarang (Pipa Gresem)," kata Ratih, Rabu (12/6/2024).

Ratih menerangkan bahwa volume gas bumi dari intregasi pipa disalurkan untuk pelanggan industri, komersial dan pembangkit listrik yang berada di kawasan Kota Semarang, Demak, Kendal, dan Batang. Beberapa industri besar yang saat ini menggunakan gas tersebut di antaranya PT Indofood Fortuna Makmur, PT Aroma Kopi Krim dan PT Rumah Keramik Indonesia.

“PGN akan terus mengoptimalkan pengelolaan gas bumi dan infrastruktur khususnya dalam integrasi dan agregasi untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi, karena hal ini yang akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan penyerapan gas bumi. Tentu, kami harapkan tidak hanya industri eksisting namun juga pelanggan baru yang berada di sekitar infrastruktur yang telah terintegrasi,” papar Ratih.

Optimasi pemanfaatan gas hilir dan integrasi infrastruktur dilakukan PGN dengan mengembangkan jaringan pipa gas bumi Jateng. Total pipa distribusi yang sudah dibangun saat ini sepanjang ±34 Km.

Pipa Distribusi PGN

PT PGN Tbk akan fokus utilisasi gas bumi untuk domestik dengan mengembangkan dan mengombinasikan infrastruktur pipa dan beyond pipeline. (Dok PGN)
PT PGN Tbk akan fokus utilisasi gas bumi untuk domestik dengan mengembangkan dan mengombinasikan infrastruktur pipa dan beyond pipeline. (Dok PGN)

Menurut Ratih, Pipa Distribusi PGN yang telah terintegrasi dengan Pipa Cisem dan Gresem juga akan memberikan fleksibilitas mendatangkan pasokan dari beberapa sumber. Selanjutnya, PGN dapat melakukan agregasi pada customer-customer potensial.

Pada tahun 2024 ini, PGN akan terus berupaya menyelesaikan penyelesaian infrastruktur ke calon pelanggan yang sudah terkontrak diantaranya PT KCC Glass Indonesia di Batang dengan kebutuhan volume gas 8 BBTUD. Beberapa pabrik lainnya berada di Kendal dan Mangkang seperti LBM, BTR, Matahari Tire Indonesia dan Sango Ceramic dengan potensi volume awal sekitar 3 BBTUD di tahun 2024 ini.

“Dengan demikian, total proyeksi optimasi penyaluran gas melalui Pipa Gresem-Cisem pada di akhir tahun ini sekitar 14 BBTUD atau sekitar 14 juta M³ per bulan,” tutup Ratih.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya