Lebih dari Sekedar Gangguan Tidur, Mendengkur Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius

Mendengkur seringkali terkait dengan kondisi yang lebih serius, seperti apnea tidur, yang dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 13 Okt 2024, 12:18 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2024, 12:18 WIB
Lebih dari Sekedar Gangguan Tidur, Mendengkur Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius
Lebih dari Sekedar Gangguan Tidur, Mendengkur Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius (Photo by Kinga Cichewicz on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak individu menganggap mendengkur sebagai efek samping yang sepele saat tidur, tetapi faktanya, masalah ini bisa menjadi pertanda kondisi kesehatan yang serius.

Menurut Dr. Karl Doghramji, direktur medis di Pusat Tidur Universitas Thomas Jefferson dan Rumah Sakit di Philadelphia, mereka yang mendengkur memiliki peluang 40% lebih tinggi untuk mengalami kematian lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang tidak mendengkur.

Mendengkur seringkali terkait dengan kondisi yang lebih serius, seperti apnea tidur, yang dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, mulai dari penyakit jantung hingga depresi. Oleh karena itu, penting untuk tidak mengabaikan kebiasaan mendengkur.

Jika Anda atau orang terdekat Anda mendengkur secara teratur, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis guna mendapatkan penanganan yang tepat.

Jika Anda mengalami sleep apnea atau mendengkur, berikut beberapa kondisi terkait yang perlu Anda ketahui dan waspadai, seperti melansir dari Every Day Health, Minggu (13/10/2024):

1. Gerd

Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) adalah kondisi yang sering dijumpai pada individu yang mengalami sleep apnea. Dengkuran yang diakibatkan oleh sleep apnea dapat memengaruhi cara tenggorokan berfungsi, menyebabkan udara masuk dan keluar secara tidak teratur saat tidur.

Perubahan tekanan yang terjadi selama tidur dapat menarik isi perut kembali ke kerongkongan, memicu gejala GERD. Untungnya, baik GERD maupun sleep apnea dapat mereda ketika seseorang berhasil mencapai berat badan yang sehat.

2. Masalah kesehatan mental

Kesehatan mental
Ilustrasi kesehatan mental (Foto: Unsplash)

Mendengkur tidak hanya berdampak pada kualitas tidur, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan mental. Menurut Dr. Karl Doghramji, hubungan antara mendengkur dan depresi sangat jelas.

Sebuah studi terbaru yang melibatkan 74 pendengkur menunjukkan bahwa tingkat kantuk yang tinggi di siang hari berhubungan dengan peningkatan risiko mengalami depresi ringan atau gejala kecemasan. Gejala ini dapat membuat seseorang merasa mudah marah dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa masalah tidur seperti sleep apnea tidak hanya memengaruhi fisik, tetapi juga dapat berdampak besar pada kesehatan mental. 

3. Kelebihan berat badan atau obesitas

Efek Samping dari Obesitas
Ilustrasi Timbangan Berat Badan Credit: unsplash.com/iyunmai

Menurut Dr. Karl Doghramji, setengah dari orang yang kelebihan berat badan dipastikan mengalami sleep apnea atau mendengkur. Hal ini disebabkan oleh penumpukan lemak di sekitar leher, yang dapat menyulitkan pernapasan saat tidur.

Untuk mengatasi masalah mendengkur, penurunan berat badan menjadi solusi yang paling efektif. Dengan menurunkan bobot tubuh, seseorang dapat mengurangi tekanan di area tenggorokan, sehingga pernapasan saat tidur menjadi lebih lancar.

Penting bagi individu yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas untuk memperhatikan kesehatan tidur mereka. Mengadopsi gaya hidup sehat dengan diet seimbang dan aktivitas fisik yang cukup bisa menjadi langkah awal untuk memperbaiki kondisi ini.

4. Penyakit jantung

Saturasi Oksigen
Ilustrasi Penyakit Jantung Credit: unsplash.com/Emily

Menurut Dr. Karl Doghramji, sleep apnea memiliki kaitan erat dengan masalah kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi dan penyakit arteri koroner, yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

Data menunjukkan bahwa individu yang mengalami sleep apnea atau mendengkur memiliki dua kali lipat kemungkinan mengalami penyakit jantung nonfatal dan serangan jantung fatal.

Untuk mengurangi risiko tersebut, penelitian klinis telah menemukan metode pengobatan yang efektif, yaitu dengan menggunakan continuous positive airway pressure (CPAP). Alat ini membantu penderita tidur lebih nyenyak dan bernapas normal selama tidur, sehingga mengurangi frekuensi dan intensitas mendengkur.

Penting bagi mereka yang mengalami sleep apnea untuk mencari perawatan yang tepat guna melindungi kesehatan jantung mereka. Dengan penanganan yang baik, risiko komplikasi serius dapat diminimalisir, dan kualitas tidur pun dapat meningkat. 

5. Sakit kepala

Ilustrasi wanita menderita sakit kepala
Ilustrasi wanita menderita sakit kepala (Dok. Unsplash/Engin Akyurt)

Apakah Anda sering terbangun dengan sakit kepala? Penelitian yang melibatkan 268 orang yang memiliki kebiasaan mendengkur menunjukkan adanya hubungan antara sakit kepala pagi hari dan gangguan tidur, termasuk insomnia serta sleep apnea.

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pendengkur cenderung mengalami sakit kepala secara rutin dibandingkan dengan mereka yang jarang atau tidak mendengkur sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa masalah tidur dapat berkontribusi pada munculnya sakit kepala.

Jika Anda sering terbangun dengan sakit kepala, mungkin ada baiknya untuk memeriksa pola tidur Anda. Mengatasi sleep apnea dan gangguan tidur lainnya dapat membantu meredakan sakit kepala dan meningkatkan kualitas tidur Anda.

Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya