Liputan6.com, Jakarta - Komisi Sekuritas dan Investasi Australia (ASIC) telah menggugat Bit Trade, yang menyediakan layanan dari bursa kripto AS Kraken di Australia. ASIC menuduh Bit trade gagal mematuhi kewajiban desain dan distribusi (DDO) yang berlaku.
ASIC menjelaskan Bit Trade memberikan layanan perdagangan marginnya dan terus menawarkannya meskipun telah diberitahu oleh Komisi mengenai kekhawatirannya pada Juni 2022.
Baca Juga
Kewajiban DDO mengharuskan perusahaan keuangan untuk merancang produk yang memenuhi kebutuhan konsumen dan mendistribusikannya secara tepat sasaran. ASIC mengklaim Bit Trade tidak menentukan target pasar produk sebelum menawarkannya kepada pelanggan.
Advertisement
“Produk perdagangan margin yang dimaksud merupakan fasilitas kredit karena memberikan kredit kepada pelanggan untuk membeli dan menjual aset kripto tertentu di Kraken,” kata regulator sekuritas Australia, dikutip dari Bitcoin.com, Senin (25/9/2023).
ASIC mencatat nasabah dapat menerima perpanjangan kredit hingga lima kali lipat dari nilai aset yang dijadikan jaminan.
Badan pengawas juga merinci setidaknya 1.160 pelanggan telah menggunakan produk perdagangan margin, menimbulkan kerugian total sekitar USD 8,35 juta atau setara Rp 128,2 miliar (asumsi kurs Rp 15.357 per dolar AS) sejak desain dan distribusi dimulai pada Oktober 2021.
ASIC sekarang sedang mencari sanksi berupa uang, dan perintah yang melarang perilaku Bit Trade yang sedang berlangsung. Pertukaran besar lainnya yang mengalami masalah tahun ini di Australia, yang belum mengatur perdagangan kripto secara komprehensif, termasuk Binance.
Pada Mei, di tengah tindakan keras peraturan global, bursa aset digital terbesar kehilangan layanan penyetoran dan penarikan AUD melalui dua penyedia pembayaran domestik, Payid dan Cuscal.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Ketua SEC Sebut Kripto Penuh Penipuan, Penyalahgunaan dan Pelanggaran
Sebelumnya, Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) Gary Gensler bersaksi di depan Komite Perbankan Senat, menyatakan bahwa kripto adalah bidang yang penuh dengan penipuan, penyalahgunaan, dan pelanggaran.
Dia juga menyatakan regulator sekuritas masih meninjau permohonan dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin (ETF).
Melansir Bitcoin, Gary Gensler angkat bicara soal cryptocurrency selama kesaksiannya di hadapan Komite Senat AS untuk Perbankan, Perumahan, dan Urusan Perkotaan pada Selasa.
Mengulangi pandangannya bahwa sebagian besar token kripto adalah sekuritas, Gensler mengatakan kepada anggota parlemen soal perantara kripto juga harus mematuhi undang-undang sekuritas.
“Tanpa berprasangka buruk pada satu token pun, sebagian besar token kripto kemungkinan besar memenuhi uji kontrak investasi. Mengingat sebagian besar token kripto tunduk pada undang-undang sekuritas, maka sebagian besar perantara kripto juga harus mematuhi undang-undang sekuritas," ujar dia.
Dia mengaku, pihaknya telah berkecimpung di bidang keuangan selama 44 tahun sekarang dan belum pernah melihat bidang yang penuh dengan pelanggaran. Hanya saja kripto ini menakutkan.
"Saat ini, sayangnya, terdapat ketidakpatuhan yang signifikan dan ini adalah bidang yang penuh dengan penipuan, penyalahgunaan, dan pelanggaran," kata dia.
Advertisement
Meninjau Keputusan
Senator Bill Hagerty (R-TN) bertanya kepada Gensler selama sidang apa yang perlu dilihat SEC dari emiten untuk menyetujui dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin (ETF) menyusul keputusan pengadilan baru-baru ini yang mendukung Grayscale Investments.
Pengadilan menemukan bahwa penolakan regulator sekuritas terhadap aplikasi ETF bitcoin spot Grayscale adalah “sewenang-wenang dan berubah-ubah.”
"Kami masih meninjau keputusan itu. Kami memiliki banyak pengajuan seputar produk yang diperdagangkan di bursa bitcoin, jadi bukan hanya produk yang Anda sebutkan saja, tetapi juga beberapa produk lainnya. Kami sedang meninjaunya dan saya menantikan rekomendasi staf," kata Ketua SEC.
Influencer Kripto dari Venezuela Diduga Menipu
Sebelumnya, influencer kripto Venezuela terkemuka Newman Perez awal bulan ini alami perdebatan di Kolombia oleh seorang pria yang menuduhnya mencuri dananya.
Dilansir dari Yahoo Finance, Senin (6/3/2023), Perez sebenarnya orang Venezuela, saat ini dia tinggal di Kolombia karena dia dicari di Venezuela atas tuduhan penipuan terus-menerus, ancaman terhadap pejabat publik, perubahan barang, dan kekerasan pribadi.
Influencer yang memiliki pengikut Instagram lebih dari 668.000, telah meluncurkan beberapa bisnis sebelumnya. Salah satu yang tertua dan paling terkenal adalah situs web Apreciodepana.com, yang menurut Perez didukung oleh Google Ventures.
Setelah kejadian tersebut, Perez mengatakan di akun Instagramnya itu semua adalah “eksperimen sosial”. Namun beberapa pengikutnya percaya itu hanya sebuah alasan.
Tak lama setelah itu, Perez mengarahkan pengikutnya ke siaran pers yang diterbitkan di Forbes, mempromosikan proyek kripto terbarunya yaitu BNB Beats.
Kontroversi BNB Beats
BNB Beats, aplikasi kripto di jaringan BNB Chain, mengklaim itu menghasilkan pengembalian harian 1 persen dan 3 persen per hari dari jumlah berapapun yang diinvestasikan oleh penggunanya.
Buku putihnya tidak menjelaskan apa yang dilakukannya, tetapi mengatakan berfokus pada "meningkatkan kualitas hidup manusia" melalui pendidikan, kepercayaan, dan inovasi.
Baru-baru ini, DappBay, pusat aplikasi yang dibuat oleh Binance pada Juli 2022 mengeluarkan peringatan merah pada BNB Beats milik Perez, yang berarti proyek itu telah ditandai sebagai penipuan.
Advertisement