Liputan6.com, Jakarta - Pasar kripto bergerak positif menjelang penutupan September 2023. Bahkan, harga bitcoin (BTC) menembus di atas level USD 27.000 atau sekitar Rp 418 juta (asumsi kurs Rp 15.494 per dolar AS).
Pasar kripto dan harga Bitcoin yang menunjukkan tanda-tanda kenaikan pada jangka waktu pendek adalah hasil dari faktor-faktor yang kompleks, termasuk narasi tertentu yang berkaitan dengan perubahan dalam tekanan ekonomi makro serta banyak momentum positif di dalam ranah kripto.
Baca Juga
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan dalam konteks ini, perlu diperhatikan pergerakan BTC saat ini harus diawasi dengan ketat untuk menjaga stabilitasnya di sekitar level resistensi kritis, yang akan menentukan arah tren dalam beberapa hari mendatang.
Advertisement
Perbaikan Indeks Saham AS
Pertama-tama, dari perspektif ekonomi makro, terlihat perkembangan positif di pasar kripto berlangsung seiring dengan sedikitnya perbaikan dalam indeks saham AS. Hal ini dapat dikaitkan dengan penurunan imbal hasil Treasury AS yang berjangka 10 tahun dari puncak tertingginya dalam 16 tahun terakhir.
“Pergerakan ini menciptakan situasi di mana investor mencari alternatif investasi yang lebih menarik, termasuk aset kripto seperti Bitcoin,” kata Fyqieh dalam siaran pers, Jumat (29/9/2023).
Penurunan Harga Minyak
Kemudian, penurunan harga minyak dari level tertingginya pada 2023 juga berkontribusi pada perasaan optimisme di pasar, mengingat minyak sering kali dianggap sebagai indikator penting dalam ekonomi global.
Di samping itu, depresiasi greenback AS juga memberikan dorongan kepada pasar kripto, karena aset digital seperti Bitcoin cenderung mendapatkan keunggulan saat mata uang fiat melemah.
Sentimen Industri Kripto
Di sisi lain dari industri kripto, Coinbase memberi angin segar untuk meluncurkan perdagangan berjangka kripto di seluruh dunia. Pengumuman ini dapat membawa lebih banyak trader ke ekosistem kripto untuk memberi manfaat bagi Bitcoin dan meninggikan kepercayaan investor.
“Coinbase sendiri akan meluncurkan cabang internasional untuk meningkatkan pendapatan karena volume perdagangan spot menurun seiring dengan penurunan pasar kripto,” jelas Fyqieh.
Salah satu kabar baik yang mengejutkan adalah Valkyrie Investments menerima persetujuan SEC untuk ETF Ethereum Futures pertama.Jadwal persetujuan SEC yang dipercepat juga mengisyaratkan upaya lembaga tersebut untuk menjaga stabilitas pasar, jika terjadi penutupan (shutdown) dari pemerintah AS.
Awal pekan ini, SEC telah menunda keputusan mengenai aplikasi ETF Bitcoin spot lainnya , termasuk salah satu dari Ark 21Shares, dana yang dimiliki oleh investor teknologi Cathie Wood.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Anak Perusahaan JPMorgan, Chase Larang Pembayaran Kripto
Sebelumnya, anak perusahaan bank digital yang berbasis di Inggris di bawah JPMorgan Chase, mengatakan kepada pelanggan melalui email mereka akan melarang klien Inggris melakukan pembayaran terkait kripto atau transfer bank keluar mulai 16 Oktober karena penipuan kripto.
Chase, yang meluncurkan layanan berbasis aplikasinya di Inggris pada 2021, mengumpulkan lebih dari 1,6 juta klien. JP Morgan Chase, perusahaan induknya, adalah bank terbesar di AS, dengan total aset senilai lebih dari USD 3 triliun atau setara Rp 46.640 triliun (asumsi kurs Rp 15.546 per dolar AS).
“Kami telah melihat peningkatan jumlah penipuan kripto yang menargetkan konsumen Inggris, jadi kami telah mengambil keputusan untuk mencegah pembelian aset kripto dengan kartu debit Chase atau dengan mentransfer uang ke situs kripto dari akun Chase,” kata juru bicara Chase, dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (28/9/2023).
Sebelumnya pada Maret, NatWest Bank yang berbasis di Inggris membatasi pembayaran pelanggannya ke bursa kripto hingga USD 1.214 atau setara Rp 18,8 juta per hari sebagai perlindungan terhadap pencurian kripto.
NatWest mencatat dalam siaran persnya pada Maret konsumennya di Inggris kehilangan USD 400 juta atau setara Rp 6,2 triliun karena penipuan kripto tahun lalu.
Inggris telah melakukan upaya untuk mengembangkan sektor blockchain dan kripto, dengan Perdana Menteri Rishi Sunak yang merupakan pendukung vokal industri ini.
Perkembangan Regulasi Kripto di Inggris
Pada Juni, Inggris mengesahkan Undang-Undang Layanan Keuangan dan Pasar 2023, sebuah undang-undang reformasi yang memungkinkan otoritas keuangannya memperlakukan kripto sebagai instrumen keuangan yang diatur.
Meskipun memberikan lebih banyak kejelasan, peraturan kripto yang baru menimbulkan kekhawatiran di antara beberapa pendukung kripto di Inggris karena batasan yang diterapkan pada kampanye pemasaran.
Advertisement