Harga Bitcoin Tembus Rp 1 Miliar, Luno Indonesia Ingatkan Volatilitas Aset Kripto

Perusahaan pemilik bitcoin (BTC) terbesar saat ini, MicroStrategy, telah menambah 3.000 token bitcoin yang bernilai setara dengan USD 155 juta atau setara Rp 2,4 triliun.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 06 Mar 2024, 12:42 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2024, 12:42 WIB
Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)
Momentum bullish di pasar Bitcoin ini sebagian besar didukung oleh sentimen positif pasca persetujuan spot ETF Bitcoin oleh SEC di AS, serta aliran dana yang masuk ke dalam ETF Bitcoin tersebut.Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam sepekan terakhir, Bitcoin telah menembus USD 68.000 atau sekitar Rp 1 miliar (asumsi kurs Rp 15.575 per dolar AS). Bitcoin telah menembus harga tertingginya terhadap Rupiah, yang didorong oleh pertumbuhan pesat pasar Bitcoin secara global.

Country Manager Interim Luno Indonesia Aditya Wirawan mengatakan, momentum bullish di pasar Bitcoin ini sebagian besar didukung oleh sentimen positif pasca persetujuan spot ETF Bitcoin oleh SEC di AS, serta aliran dana yang masuk ke dalam ETF Bitcoin tersebut.

“Penting untuk diperhatikan juga meskipun halving Bitcoin yang akan terjadi di bulan April ini biasanya diikuti pergerakan harga yang positif, namun riwayat kinerja sebelumnya bukanlah indikator kinerja di masa depan,” kata Aditya dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (6/3/2024).

Aditya menambahkan, perusahaan pemilik bitcoin (BTC) terbesar saat ini, MicroStrategy, telah menambah 3.000 token bitcoin yang bernilai setara dengan USD 155 juta atau setara Rp 2,4 triliun. Ini meningkatkan kepemilikan bitcoin mereka menjadi 193.000 koin. Pembelian ini dilakukan di antara 15-25 Februari lalu.

Terkait pergerakan Bitcoin ke depannya, para analis memprediksi terjadinya koreksi harga usai tren naik tersebut. Meskipun demikian, prediksi terkait koreksi ini pun cukup sulit dilakukan akibat sifat dinamika pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Faktor-faktor yang mempengaruhi harga dan kapitalisasi pasar Bitcoin bisa dibilang hanya baru-baru ini terjadi, sehingga kepastian bahwa tren pergerakan naik ini akan berlangsung selama jangka waktu panjang sangat sulit diprediksi,” jelasnya.

Aditya mengingatkan, juga momentum ini merupakan momen positif yang harus diiringi dengan edukasi karena sifat volatil dari aset kripto.

“Kami selalu mendorong investor untuk selalu mempelajari dan menerapkan pengambilan keputusan yang bijak sebelum berinvestasi. Karena sifat volatil dari aset kripto, kami menyarankan para investor untuk tidak menginvestasikan uang lebih dari kemampuan mereka,” pungkas Aditya.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tembus USD 63.000, Nilai Bitcoin Diprediksi Masih Terus Meningkat Tahun Ini

Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Aleksi Raisa)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Aleksi Raisa)

Nilai Bitcoin diprediksi terus meningkat dalam beberapa waktu kedepan. Padahal, harga Bitcoin sudah menyentuh hingga USD 63.100 di awal tahun ini.

CoinGecko menilai cryptocurrency paling populer melonjak setinggi $63,100, sebelum sedikit turun pada akhir pekan lalu. Bitcoin saat inj naik lebih dari 30 persen tahun ini dan hampir 170 persen dibandingkan tahun lalu.

Saat ini nilai Bitcoin hanya berjarak beberapa ribu dolar dari rekor tertinggi USD 69,044 yang dicapai pada puncak pasar bullish kripto pada tahun 2021. Para ahli memperkirakan siklus ini pada akhirnya dapat mengangkat Bitcoin melampaui angka enam digit yang didambakan.

"Persetujuan dari lembaga keuangan arus utama yang menerbitkan ETF, seperti BlackRock dan Fidelity, telah membantu mendorong investor beralih ke mata uang kripto," kata Steven Lubka, direktur pelaksana dan kepala klien swasta di Swan Bitcoin, mengutip Yahoo Finance, Selasa (5/3/2024).

Menurutnya, produk-produk yang diperdagangkan di bursa telah mempermudah pembelian uang ritel dan bagi orang-orang untuk menambahkan eksposur Bitcoin ke rekening pensiun mereka, yang telah membantu meyakinkan beberapa penentang, tambahnya.

“Orang-orang yang tadinya skeptis kini berpikiran terbuka,” kata Lubka.


Prediksi

Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Thought Catalog)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Dia turut memprediksi Bitcoin dapat mencapai nilai USD 300.000 selama satu setengah tahun ke depan berkat arus masuk ke Bitcoin ETF. Masuknya uang tunai tersebut sebagian didorong oleh pemasaran dan promosi yang dilakukan oleh emiten. Namun, ETF tersebut baru diperdagangkan sekitar dua bulan, kata Lubka, dan masih banyak lagi yang dimiliki perusahaan tersebut.

“Saya mendapat informasi yang cukup baik bahwa promosi tersebut bahkan belum benar-benar dimulai,” katanya. “Kami sedang dalam tahap pertama upaya pemasaran mereka. Saya mendapat ini langsung dari beberapa penerbit," imbuhnya.

Lubka menyampaikan meskipun pendatang baru hanya mendedikasikan sebagian kecil kepemilikannya pada mata uang kripto, sebuah catatan penelitian Fidelity merekomendasikan alokasi 2-4 persen pada aset, jumlah tersebut masih bernilai investasi miliaran dolar.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya