Liputan6.com, Jakarta Sindrom Vater merupakan istilah yang merujuk pada sekelompok disabilitas fisik bawaan lahir. Kondisi ini terjadi ketika bagian tubuh tidak terbentuk dengan baik di dalam rahim.
Istilah Vater merupakan sebuah singkatan. Huruf-huruf tersebut mewakili berbagai bagian tubuh yang memiliki disabilitas lahir seperti:
Baca Juga
-Vertebra, di mana tulang tulang belakang hilang atau tidak beraturan
Advertisement
-Anus, di mana penyandangnya memiliki anus yang tersumbat yang disebut anus impeforate, atau anus yang tidak terbuka ke luar tubuh yang disebut pula tresia anal
-Trakea, di mana penyandangnya memiliki trakea dan kerongkongan yang hubungannya tidak teratur dan disebut pula fistula
-Esophagus atau kerongkongan, di mana kerongkongan tidak memiliki lubang, disebut atresia esofagus
-Renal, disabilitas yang memengaruhi ginjal.
Sindrom ini kadang-kadang juga disebut asosiasi Vater atau asosiasi VACTERL. Dalam hal ini, C singkatan dari cardiac atau jantung, ketidakteraturan, dan L singkatan dari limb differences atau perbedaan anggota badan.
Simak Video Berikut Ini
Prevalensi Sindrom Vater
Menurut dokter anak asal India Poonam Sachdev, MD, seorang anak didiagnosis dengan sindrom Vater ketika tiga atau lebih bagian tubuh memiliki disabilitas lahir.
Sindrom Vater terjadi pada sekitar 1 dari 10.000 hingga 40.000 bayi baru lahir. Sulit untuk mendapatkan ukuran sebenarnya tentang seberapa sering itu terjadi.
“Beberapa penelitian menggunakan definisi dan informasi diagnosis yang berbeda, sehingga mungkin kurang terdiagnosis. Penelitian menunjukkan bahwa itu sedikit lebih umum pada anak laki-laki,” kata Poonam mengutip Webmd, Senin (7/2/2022).
Sindrom ini tidak terkait dengan satu wilayah atau kelompok orang mana pun dan biasanya tidak diwariskan. Ini juga biasanya hanya terjadi pada satu orang dalam keluarga.
“Jika Anda memiliki satu anak dengan sindrom Vater, risiko memiliki anak lagi dengan kondisi tersebut rendah (sekitar 1 persen atau 1 dari 100).”
Advertisement
Penyebab Sindrom Vater
Penyebab sindrom Vater tidak diketahui, dan kondisinya umumnya tidak dipahami dengan baik.
“Ini adalah kondisi yang kompleks, dan orang yang berbeda dapat memiliki penyebab yang berbeda.”
Para peneliti berpikir bahwa faktor genetik dan lingkungan berperan, tetapi tidak ada gen spesifik yang ditemukan.
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Advertisement