Kawanan Ngengat Serbu Malaysia, Ganggu Pertandingan Bola

"Di China, ngengat dianggap simbol kematian dan dianggap merepresentrasikan jiwa-jiwa mereka yang telah meninggal."

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 12 Jun 2014, 10:03 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2014, 10:03 WIB
Ngengat
Ngengat (BBC)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kawanan ngengat raksasa menyerbu Malaysia, menyerang rumah-rumah, bahkan sampai mengganggu pertandingan sepakbola level nasional.

Ribuan serangga berbulu itu, dengan rentang sayap hingga 16 cm, mengiterupsi pertandingan semifinal di Stadion Darul Makmur pekan lalu. Lebih dari 800 penampakan hewan tersebut juga dilaporkan di negara tetangga, Singapura bulan lalu.

Ngengat tropis, Lyssa zampa -- yang juga dikenal sebagai kupu-kupu cokelat Laos adalah binatang asli Asia Tenggara.



Ahli Biologi, N Sivasothi mengatakan, meski penampakan massal ngengat belum pernah terjadi sebelumnya, itu bukanlah fenomena baru.

"Ngengat biasanya muncul di waktu-waktu tertentu dalam setahun, namun biasanya dalam jumlah kecil, jadi jarang diperhatikan orang," kata Sivasothi, seperti Liputan6,com kutip dari BBC, Kamis (12/6/2014). Ia menambahkan bahwa makhluk tersebut biasanya muncul antara bulan April dan Agustus.

Sementara, ahli ekologi, Anuj Jain mengatakan kebiasaan ngengat menggunakan cahaya sebagai navigasi atau penunjuk arah membuat mereka mengarah ke kawasan-kawasan yang sudah berkembang dan dihuni manusia. Ke perkotaan.

Para ahli mengatakan, para penderita asma mungkin sensitif dengan bulu halus dari sayap ngengat yang rontok. Namun, secara keseluruhan hewan noktunal atau aktif di malam hari itu tak membawa ancaman serius bagi manusia.

"Ngengat tak berbahaya, masyarakat tak perlu khawatir soal itu," kata  Lena Chan, Direktur National Biodiversity Centre, Taman Nasional Singapura.

"Tak perlu melindungi diri terhadap ngengat-ngengat ini karena mereka tak menyebabkan alergi atau penyakit. Sebaliknya, mereka penting untuk penyerbukan dan indah untuk dipandang."

Sejumlah warga Malaysia dan Singapura ramai-ramai mengabadikan gambar ngengat yang berbaur dengan orang-orang di sekitar mereka. Memotonya dan memajang hewan bersayap itu di media sosial.



Meski kebanyakan tak mempermasalahkan kehadiran ngengat, lainnya tetap waspada. "Di China, ngengat dianggap simbol kematian dan dianggap merepresentrasikan jiwa-jiwa mereka yang telah meninggal," kata astrolog, Cindy Wu. "Oleh karena itu, sangat tabu untuk membunuh ngengat atau mengganggu mereka."

Tomcat 



Sebelumnya, pada Maret 2012 lalu, Indonesia juga sempat dibuat repot dengan serbuan massal binatang: tomcat atau rove beetle.

Tomcat sejatinya  adalah predator dan musuh bagi wereng -- hama yang meresahkan para petani karena bisa menyebabkan gagal panen. Namun entah mengapa makhluk-makhluk itu masuk ke pemukiman.

Serangga ini memang tak menggigit, tapi cairan yang ke luar dari tubuhnya bisa membuat kulit merah, gatal dan melepuh. Serangan tomcat dilaporkan terjadi di Surabaya, Bekasi, Jakarta, Yogyakarta, Tuban, dan wilayah lain di Indonesia sampai Bali dan Nusa Tenggara Barat.

Tomcat juga pernah membuat pusing tentara Amerika Serikat. Bahkan, sampai dibuat panduan khusus untuk menangani hewan itu. Yang yang dikeluarkan US Army Public Health Command.

Departemen Dermatologi dari Pusat Medis Angkatan Laut San Diego dan Universitas California, dikutip dari Medscape News, menyebutkan banyak tentara AS terkena dermatitis saat mereka bertugas di Timur Tengah.

Militer AS bahkan menyamakan radang kulit akibat ulah Tomcat serupa efek senjata kimia yang dilarang digunakan berperang, di antaranya mustard gas, lewisite, dan herpes zoster. (Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya