Liputan6.com, Moskow - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan rudal yang menyebabkan pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 ditembakkan dari wilayah kekuasaan kelompok pemberontak Ukraina yang pro-Rusia.
Menanggapi hal itu, Rusia geram. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengkritik keras sikap Washington DC yang terlalu cepat menyalahkan kelompok separatis di Ukraina tanpa menunggu hasil penyelidikan.
"Sikap pemerintah Amerika telah tak bisa dibenarkan. Mereka terlalu berspekulasi soal apa yang terjadi di Ukraina tanpa fakta yang jelas," ujar Sergei, seperti dimuat Telegraph, Minggu (20/7/2014).
Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin menilai langkah Amerika Serikat terkait penembakan MH17 sama ketika Washington menuding Presiden Irak Saddam Husein mengembangkan senjata pemusnah massal sebagai dalih untuk menyerang Irak pada 2003.
"Sangat disayangkan, Washington sudah menyebut siapa yang bersalah (dalam tragedi MH17). Sementara penyelidikan belum dilakukan," ujar Dmitry.
Obama sebelumnya mengatakan, pesawat milik maskapai pelat merah Malaysia itu ditembak dari wilayah pemberontak yang dibeking Rusia.
"Kelompok separatis ini telah lama dibeking Rusia dengan bantuan persenjataan dan pelatihan militer, serta bantuan senjata berat dan senjata rudal anti-pesawat," ujar Obama dalam konferensi pers di Gedung Putih, Jumat 18 Juli 2014 waktu Washington DC.
Pesawat MH17 jatuh ditembak rudal di antara kawasan Krasni Luch, Luhansk dan Shakhtarsk, dekat Donetsk, pada Kamis 17 Juli 2014 . Donetsk adalah kota yang dikuasai pihak pemberontak pro-Rusia.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko membantah pihak militernya yang menembak MH17 dan menyebut aksi itu dilakukan oleh pihak pemberontak Ukraina yang pro-Rusia.
Namun pihak pemberontak membantah telah melakukan hal itu. Begitu juga dengan Rusia yang dituding Perdana Menteri Australia Tony Abbott terlibat insiden itu. Moskow menepis sebagai pihak yang bertanggung jawab.
Obama Sebut Rudal Penembak MH17 dari Pemberontak, Rusia Geram
Wamenlu Rusia Sergei Ryabkov mengkritik keras sikap Washington DC yang terlalu cepat menyalahkan kelompok separatis di Ukraina.
Diperbarui 20 Jul 2014, 05:24 WIBDiterbitkan 20 Jul 2014, 05:24 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 Energi & TambangHarga Emas Makin Kinclong, Sekarang Sudah Sentuh Segini
9 10
Berita Terbaru
5 Ciri Orang Puasa yang Sia-Sia, Tidak Berguna Ibadah Shaumnya Kata Buya Yahya
Kapolres Ngada Dinonaktifkan, Ini Kasusnya
3 Amalan di Bulan Ramadhan yang Pahalanya Setara Haji dan Umrah
Prabowo Beberkan Program ke Menteri dan Wamen: Sekolah Rakyat hingga Berantas Korupsi
Diskon Tarif Tol saat Mudik Lebaran 2025, Kapan Mulai?
4 Cara Mudah Mencairkan Daging Ayam Beku dalam 15 Menit
Arti Imsak: Pengertian, Sejarah, dan Penerapannya dalam Puasa Ramadan
Ruben Amorim Buka-bukaan Masalah Utama yang Bikin Manchester United Terpuruk Musim Ini
5 Maret 1909: Lahirnya 'Si Kancil' Sutan Sjahrir
100+ Ucapan Selamat Sahur Lucu yang Bikin Ngakak dan Semangat Bangun Pagi
5 Makanan yang Harus Dihindari Saat Buka Puasa dan Sahur
4 Fakta Menarik Laut Hitam